SAGOETV | BANDA ACEH – Ribuan jamaah diperkirakan akan memadati Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pada Jumat (14/2/2025) untuk mengikuti Shalat Ghaib atas wafatnya dua ulama kharismatik Aceh, Teungku Haji Usman Ali atau yang lebih dikenal sebagai Abu Kuta Krueng, serta Tgk. Asnawi atau yang akrab disapa Aba Budi, dan Abuya Musa. Shalat Ghaib ini akan dilaksanakan setelah Shalat Jumat sebagai bentuk penghormatan terakhir untuk tiga ulama besar tersebut.
Abu Kuta Krueng wafat pada Kamis (13/2/2025) dini hari pukul 04.30 WIB di RSU Zainoel Abidin, Banda Aceh, setelah menjalani perawatan medis. Ulama kelahiran Kuta Krueng, Pidie Jaya, dikenal sebagai ahli fiqih dan tasawuf yang hidupnya penuh kezuhudan. Beliau merupakan pendiri Dayah Ma’had Ali Darul Munawwarah, sebuah lembaga pendidikan tinggi berbasis kitab kuning yang telah melahirkan banyak ulama dan cendekiawan muslim dari berbagai daerah di tanah air maupun mancanegara.
Beberapa jam setelah wafatnya Abu Kuta Krueng, kabar duka kembali menyelimuti Aceh dengan berpulangnya Aba Budi pada pukul 10.00 WIB di usia 80 tahun. Pimpinan Dayah Budi Lamno, Aceh Jaya, ini dikenal sebagai sosok yang mengabdikan hidupnya untuk mencetak generasi beriman dan bertakwa. Dedikasi dan perjuangannya dalam dunia pendidikan Islam meninggalkan jejak mendalam di kalangan santri dan masyarakat Aceh. Jenazah Aba Budi dimakamkan di kompleks Dayah Budi Lamno, tempat yang menjadi pusat perjuangannya dalam mendidik umat.
Sebelumnya, Aceh juga kehilangan sosok ulama kharismatik dari Gayo Lues, Abuya Musa Jailani, yang wafat pada Rabu (1/1/2025) di usia 78 tahun. Abuya Musa meninggalkan jejak dakwah yang sangat berharga. Semasa hidup, beliau dikenal sebagai pendiri Dayah Bustanul Arifin, lembaga pendidikan Islam pertama di Gayo Lues, yang terletak di Desa Penosan, Kecamatan Blang Jerango. Lembaga tersebut didirikan untuk mengembangkan pendidikan Islam berlandaskan ahlussunnah wal jama’ah di wilayah Negeri Seribu Bukit.
Sosok Abuya Musa Jailani memiliki perjalanan panjang dalam menuntut ilmu. Beliau belajar di Dayah Darussalam selama 11 tahun (1956-1967) dan mendalami ilmu agama dari sejumlah ulama besar Aceh, seperti Abuya Maulana Syech H Muhammad Waly, Abuya Imam Syamsudin, Abuya Adnan Bakongan, serta Abuya Prof Dr Muhibbudin Waly.
Kepala UPTD Pengelola Masjid Raya Baiturrahman Tgk saifan Nur, S.Ag, M.Si mengatakan shalat Ghaib ini dipimpin oleh Imam Masjid Raya Baiturrahman, Tgk. Jamhuri Ramli, dengan khatib Jumat Tgk. Hajarul Akbar, MA. Sementara itu, jadwal khutbah Jumat kali ini akan mengangkat tema Sabar dan Syukur dalam Kehidupan. Para jamaah diimbau untuk hadir lebih awal guna mengikuti rangkaian ibadah dengan khusyuk.
Menurut Saifan, kepergian ketiga ulama besar ini menjadi duka mendalam bagi masyarakat Aceh. Sosok mereka yang rendah hati, penuh ilmu, dan berkomitmen dalam dakwah Islam telah menginspirasi banyak orang. Ribuan jamaah diperkirakan akan menghadiri prosesi ini sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi Pewaris Nabi tersebut.
“Semoga Allah SWT menerima amal ibadah keduanya dan menempatkan mereka di tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin,” ujar Saifan. [CEM]