SAGOE | ACEH BESAR – Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Serambi Mekkah menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Sosialisasi Narit Maja untuk Melestarikan Tamadun Aceh sebagai Khazanah Kearifan Lokal”.
Dekan FKIP USM, Dr Jalaluddin menjadi keynote speaker pada kegiatan tersebut menekankan bahwa pentingnya melestarikan budaya lokal sebagai tanggung jawab bersama. Melalui kegiatan ini diharapkan menghidupkan kembali khazanah budaya Aceh dan mengajarkan generasi muda akan pentingnya menjaga identitas budaya.
“Acara ini bertujuan memperkuat upaya pelestarian budaya Aceh melalui sosialisasi nilai-nilai tradisi. Sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, FKIP Universitas Serambi Mekkah menggelar berbagai pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya saat membuka acara yang berlangsung di Aula Kantor Camat Darul Kamal, Aceh Besar, Kamis (10/10/2024).
Camat Darul Kamal, Subhan, MM dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada FKIP Universitas Serambi Mekkah atas inisiasi program pelestarian budaya Aceh tersebut. Kegiatan ini sangat positif, terutama dalam memperkuat implementasi budaya di tengah masyarakat.
“Saya berharap kegiatan semacam ini terus berlanjut untuk mendukung kesadaran kolektif akan pentingnya melestarikan tamadun Aceh,” ujarnya.
Subhan meyakini, dengan partisipasi aktif dari para tokoh masyarakat dan dukungan pemerintah setempat, kegiatan ini dapat menjadi langkah awal dalam menjaga warisan budaya Aceh dan mempromosikan nilai-nilai lokal di era modern.
Sementara itu, koordinator pengabdian, Nurul Azmi, MPd menyebutkan bahwa kegiatan tersebut merupakan agenda rutin yang dilaksanakan prodi Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) Universitas Serambi Mekkah, yang juga merupakan wujud kepedulian akademisi terhadap masyarakat.
“Pelaksanaan tridarma perguruan tinggi khususnya pengabdian semacam ini, sangat diperlukan sebagai kontribusi akademisi terhadap berbagai persoalan masyarakat,” kata Nurul.
Ia menyebutkan, pengabdian itu diikuti 50 peserta dari berbagai kalangan masyarakat, antara lain Imuem Mukim, Keuchik Gampong, Tuha Peut, tokoh adat, sekretaris gampong, serta sejumlah tokoh masyarakat lainnya.
Nurul menambahkan, untuk membahas tema tersebut, panitia menghadirkan narasumber yaitu Dr Khairuddin Ishaq, seorang akademisi dan pemerhati pendidikan serta tamadun Aceh.
Dalam pemaparannya, Khairuddin menyoroti pentingnya Narit Maja sebagai media untuk meneruskan nilai-nilai tradisional Aceh yang penuh makna sejarah. Narit Maja adalah cerminan nilai-nilai luhur yang menjadi warisan tak ternilai bagi kita semua. []