• Tentang Kami
Sunday, September 28, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Realitas di Aceh Lebih ‘Bid’ah’ dari Filmnya

Mustafa Marwidin by Mustafa Marwidin
April 18, 2025
in News
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Realitas di Aceh Lebih ‘Bid’ah’ dari Filmnya

Tgk. Haekal Afifa, mantan Ketua Majelis Akreditasi Dayah (MADA) dalam diksusi Film Bid'ah yang digelar PB RTA, Selasa (15/4/2025).

Share on FacebookShare on Twitter

SAGOETV | BANDA ACEH – Film Bid’ah memicu perdebatan publik terkait isu kekerasan seksual di institusi keagamaan. Namun bagi Tgk. Haekal Afifa, mantan Ketua Majelis Akreditasi Dayah (MADA) Aceh, realita yang terjadi di Aceh jauh lebih memprihatinkan dari film tersebut. Ia menilai, predator seksual tak mengenal identitas, termasuk di lingkungan dayah.

Hal itu diungkapkan Tgk. Haekal yang juga Pendiri Institut Peradaban Aceh (IPA) dalam diskusi tentang film Bid’ah atau yang populer belakangan ini karena menuai pro dan kontra di tengah masyarakat. “Namun, menurut saya pribadi, film ini justru menjadi cerminan dari realitas sosial yang terjadi di sekitar kita, khususnya di Aceh,” ujarnya dalam diskusi digelar Pengurus Besar Rabithah Thaliban Aceh (PB RTA) Selasa (15/4/2025), sebagaimana ditayang Podcast Sagoe TV pada Kamis (17/4).

BACA JUGA

Sekda Aceh Harap Pelantikan 290 Pejabat Baru Pacu Realisasi APBA 2025 dan Pengentasan Kemiskinan

Muzakir Manaf Minta BLK Spesifikasi Khusus di Aceh, Siapkan Lahan 5 Hektare di Dekat Bandara SIM

Haekal menegaskan bahwa jika menyoal apakah praktik yang ditampilkan dalam film itu adalah bid’ah, saya sepakat—bahkan lebih dari sekadar bid’ah, karena hal itu merupakan bentuk nyata kemungkaran. Film ini mengangkat kisah fiksi, namun yang ia pantulkan adalah cermin atas problematika serius yang sedang kita hadapi di ruang-ruang tertutup, terutama di lingkungan berasrama seperti dayah atau pesantren.

Menurutnya, masyarakat sering terkejut karena merasa “isu seperti ini tidak ada di Aceh.” Padahal, persoalan predator seksual juga ada di sini. “Bahkan, dalam catatan kami saat saya menjabat di Majelis Akreditasi Dayah, terdapat 7 hingga 8 dayah yang tersandung kasus pelecehan seksual terhadap santri, baik oleh pimpinan maupun dewan guru,” ungkapnya dengan nada sedih penuh serius.

Baca Juga:  Wagub Sambut Kepulangan Jemaah Haji Aceh, Serukan Teladan Haji Mabrur di Masyarakat

Yang menjadi sorotan, kata Pemerhati Dayah dan Aktivis Perlindungan Santri Aceh ini adalah bahwa praktik predator seksual ini tidak memiliki agama, warna, atau identitas tertentu. Ia bisa terjadi di dayah salafiyah, dayah khalafiyah, bahkan di institusi pendidikan umum seperti kampus atau lembaga asrama seperti polisi dan militer. Namun ketika terjadi di dayah, sorotan publik menjadi lebih tajam karena dayah diposisikan sebagai penjaga moral umat. “Sama seperti polisi; ketika melanggar hukum, efek sosialnya lebih besar karena ia adalah simbol hukum itu sendiri” papar dia memberi tamsilan.

Para pemateri dalam diskusi Film Bidaah dan Serbuan Predator Seksual di Aceh yang digelar PB RTA, Selasa (15/4/2025).

Ia mengaku menyesal bahwa banyak kasus ditutup rapat-rapat. Bahkan, pernah terjadi satu kasus di Pidie Jaya, di mana pihak korban justru ditekan oleh aparat gampong, mukim, hingga camat, agar tidak menyebarkan informasi. Pelaku malah dilindungi, sementara korban harus dipindahkan. Ini adalah bentuk kemungkaran yang nyata.

Dari sisi regulasi, lanjut Alumni Dayah MUDI Mekkar Bekasi ini bahwa Qanun Dayah Aceh Nomor 9 Tahun 2018 memang sudah ada. Namun, dari 27 Peraturan Gubernur (Pergub) yang seharusnya diturunkan dari kanun tersebut, hanya 6 atau 7 yang terealisasi. Tidak ada Pergub tentang Renstra (rencana strategis), tidak ada tentang pengawasan, bahkan tidak ada kewenangan bagi pemerintah untuk mencabut izin operasional dayah bermasalah. Akhirnya, Majelis Akreditasi Dayah hanya bisa melakukan blocking terhadap usulan akreditasi dari dayah yang terbukti bermasalah.

Hal lainnya, kata dia, banyak alumni dayah yang membuka lembaga sendiri tanpa pengawasan dari dayah induk. Ini berbahaya. Apalagi jika secara moral, ilmu, dan spiritualitas belum selesai. Ada juga pola rekrutmen dewan guru di banyak dayah yang masih longgar. Siapa saja bisa masuk mengajar tanpa filter kuat. Ini membuka celah masuknya oknum yang tidak aman bagi anak-anak.

Baca Juga:  Abu Paya Pasi Isi Pengajian dan Doa Bersama di Masjid Raya Baiturrahman

Dalam kondisi demikian, tidak mengherankan jika korban-korban lebih memilih mencari perlindungan ke lembaga bantuan hukum seperti LBH. Karena di internal dayah belum tersedia sistem advokasi dan perlindungan korban yang bisa diandalkan.

Film yang dianggap “bid’ah” oleh sebagian pihak itu, menurut saya justru berhasil menyentil kita untuk berani bersuara tentang hal-hal yang lebih bid’ah dari film itu sendiri. Kita perlu membuka mata dan telinga, serta memperkuat langkah preventif—baik melalui pengawasan internal dayah, penguatan regulasi, maupun edukasi tentang perlindungan anak dalam sistem pendidikan berasrama. []

 

Tags: acehBid'ahBidaahDiskusiFilmMalaysia
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Mustafa Marwidin

Mustafa Marwidin

Sarjana Komunikasi UIN Ar-Raniry dan Jurnalis sagoetv.com

Related Posts

Sekda Aceh Harap Pelantikan 290 Pejabat Baru Pacu Realisasi APBA 2025 dan Pengentasan Kemiskinan
News

Sekda Aceh Harap Pelantikan 290 Pejabat Baru Pacu Realisasi APBA 2025 dan Pengentasan Kemiskinan

by SAGOE TV
September 27, 2025
Muzakir Manaf Minta BLK Spesifikasi Khusus di Aceh, Siapkan Lahan 5 Hektare di Dekat Bandara SIM
News

Muzakir Manaf Minta BLK Spesifikasi Khusus di Aceh, Siapkan Lahan 5 Hektare di Dekat Bandara SIM

by SAGOE TV
September 27, 2025
Gubernur Aceh Ultimatum Tambang Ilegal: Dua Minggu Alat Berat Harus Angkat Kaki dari Hutan
News

Gubernur Aceh Ultimatum Tambang Ilegal: Dua Minggu Alat Berat Harus Angkat Kaki dari Hutan

by SAGOE TV
September 27, 2025
Menaker Yassierli Kunjungi Museum Tsunami Aceh, Tekankan Pentingnya Edukasi Kebencanaan
News

Menaker Yassierli Kunjungi Museum Tsunami Aceh, Tekankan Pentingnya Edukasi Kebencanaan

by SAGOE TV
September 26, 2025
Komdigi RI Buka Kesempatan Jadi Pandu Literasi Digital 2025
News

Komdigi RI Buka Kesempatan Jadi Pandu Literasi Digital 2025

by SAGOE TV
September 25, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Cerita dari Konferensi Perdamaian Perempuan Internasional 2025

Cerita dari Konferensi Perdamaian Perempuan Internasional 2025

September 24, 2025
Lima Ilmuwan PTKIN Masuk Top 2% Scientist Stanford–Elsevier 2025, Dua dari UIN Ar-Raniry

Lima Ilmuwan PTKIN Masuk Top 2% Scientist Stanford–Elsevier 2025, Dua dari UIN Ar-Raniry

September 23, 2025
Obituari Adun Baha; Guru Inspirator Kami

Obituari Adun Baha; Guru Inspirator Kami

September 22, 2025
Akademisi dan Aktivis Aceh, Dr. Tgk Baharuddin AR, Berpulang ke Rahmatullah

Akademisi dan Aktivis Aceh, Dr. Tgk Baharuddin AR, Berpulang ke Rahmatullah

September 22, 2025
USK Buka Pendaftaran Calon Rektor

USK Buka Pendaftaran Calon Rektor

September 23, 2025
Pandai Merasa Bukan Merasa Pandai

Tantangan Berhukum dengan Cinta: dari MoU ke UUPA

September 27, 2025
100 Tahun Hasan Tiro

100 Tahun Hasan Tiro

September 26, 2025
Enam Dosen USK Masuk 2% Top Saintis Dunia

Enam Dosen USK Masuk 2% Top Saintis Dunia

September 23, 2025
Malaysia Rayakan Hari Kebangsaan dan Hari Malaysia 2025 di Medan

Malaysia Rayakan Hari Kebangsaan dan Hari Malaysia 2025 di Medan

September 25, 2025

EDITOR'S PICK

Timnas Indonesia Siap Hadapi Jepang, Patrick Kluivert: Kami Harus Bermain dengan Gaya Sendiri

Timnas Indonesia Siap Hadapi Jepang, Patrick Kluivert: Kami Harus Bermain dengan Gaya Sendiri

June 9, 2025
Pengurus Ormawa UIN Ar-Raniry Periode 2025 Dilantik

Pengurus Ormawa UIN Ar-Raniry Periode 2025 Dilantik

February 20, 2025
UIN Ar-Raniry Jalin Kerja Sama dengan Katahati Institute

UIN Ar-Raniry Jalin Kerja Sama dengan Katahati Institute

February 11, 2025
Kodam Iskandar Muda dan PT Acehlink Media Luncurkan Internet Gratis di Lapangan Blang Padang

Kodam Iskandar Muda dan PT Acehlink Media Luncurkan Internet Gratis di Lapangan Blang Padang

January 25, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.