SAGOETV | BANDA ACEH – Mantan Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr. Mahathir Mohamad, dalam wawancara eksklusif yang ditayangkan pada 27 Maret 2025, mengulas berbagai aspek kepemimpinannya serta hubungan erat antara Malaysia dan Indonesia. Dalam perbincangan yang dipandu oleh Fahmi M Nasir, Mahathir menyoroti kontribusi tokoh-tokoh keturunan Aceh dalam sejarah dan pembangunan Malaysia.
Mahathir menegaskan bahwa Indonesia adalah tetangga terdekat sekaligus mitra strategis bagi Malaysia. Oleh karena itu, menjaga hubungan harmonis dengan Indonesia selalu menjadi prioritas utama selama masa kepemimpinannya.
“Setiap kali saya menjabat sebagai Perdana Menteri, kunjungan resmi pertama saya selalu ke Indonesia. Sebagai negara serumpun, kita memiliki banyak kesamaan dalam budaya, sejarah, dan bahasa. Ini menjadi landasan penting dalam membangun kerja sama yang erat,” ujarnya.
Dalam diskusi tersebut, ia juga mengulas kebijakan Look East Policy yang ia perkenalkan. Kebijakan ini bertujuan mengadopsi model pembangunan ekonomi negara-negara maju di Asia Timur, seperti Jepang dan Korea Selatan. Dr. Mahathir menekankan bahwa kesuksesan suatu negara sangat bergantung pada visi jangka panjang serta kedisiplinan dalam pelaksanaannya.
Mengenai peran tokoh asal Aceh dalam pemerintahannya, Mahathir menyebut sejumlah nama penting seperti P Ramlee, Tan Sri Sanusi Junid dan Tan Sri Hanafiah Hussein. Ia mengakui bahwa bekerja dengan individu yang memiliki pemahaman serupa terhadap visi pembangunan negara sangat membantu dalam mencapai tujuan nasional.
Selain itu, ia juga menyoroti hubungan bilateral antara Malaysia dan Indonesia, termasuk pengalamannya bertemu dengan para pemimpin Indonesia dari era Presiden Soeharto hingga Presiden Joko Widodo. Menurutnya, komunikasi yang baik antar pemimpin menjadi faktor kunci dalam menjaga kerja sama yang produktif antara kedua negara.
Dalam bulan Ramadhan, Mahathir juga menyempatkan diri turun menyapa para pedagang, menyampaikan apresiasi terhadap antusiasme masyarakat Malaysia dalam menyambut bulan suci ini. Ia menilai bahwa Ramadhan bukan hanya menjadi momen refleksi spiritual, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan solidaritas di tengah masyarakat.
Kesehatan di Usia Senja
Di usia 99 tahun, Dr. Mahathir masih tampak bugar. Ia membagikan rahasia kesehatannya yang terjaga dengan baik. “Saya selalu menjaga pola makan, tidak berlebihan, dan terus melatih pikiran dengan membaca serta menulis. Jika tubuh dan pikiran tidak digunakan, mereka akan melemah,” ungkapnya.
Selain itu, ia menyoroti pengelolaan wakaf yang menurutnya belum dimanfaatkan secara optimal di banyak tempat. “Banyak orang mewakafkan tanah, tetapi kemudian dibiarkan begitu saja. Seharusnya, tanah itu dikelola dengan baik agar menghasilkan manfaat bagi masyarakat, termasuk untuk membantu fakir miskin,” tuturnya.
ia juga berbicara tentang karakter masyarakat Aceh. Menurutnya, orang Aceh di masa lalu dikenal gigih dan sukses di perantauan, termasuk di Malaysia. Namun, ia mengamati adanya perubahan dalam generasi saat ini. “Dulu, saya sering melihat orang Aceh di Pekan Rabu, Malaysia, berdagang pisang goreng dan berbagai makanan. Mereka sangat ulet dan berhasil. Namun, saat ini saya jarang menemukan generasi muda Aceh yang melanjutkan semangat tersebut,” katanya.
Diakhir diskusi, mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H kepada masyarakat Aceh dan Malaysia. “Saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin. Semoga silaturahmi antara Aceh dan Malaysia semakin erat,” tutupnya. []