SAGOETV | BANDA ACEH – Sebelum bulan Ramadan, ada bulan Rajab yang disebut sebagai bulan pensucian anggota tubuh, bulan Sya’ban sebagai bulan pensucian hati, dan bulan Ramadan sebagai bulan pensucian jiwa dan raga, yang puncaknya dirayakan dengan Idul Fitri.
“Alhamdulillah, Hari Raya Idul Fitri menjadi momentum di mana kita kembali suci, baik lahir maupun batin,” ujar Tgk. H. Muhammad Yunus, S.H., dalam khutbah Idul Fitri 1446 H di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pada Senin, 31 Maret 2025, yang bertepatan dengan 1 Syawal 1446 H.
Menurut Tgk. H. Muhammad Yunus, Idulfitri adalah kemenangan bagi mereka yang telah mensucikan diri. “Sungguh, orang-orang yang bersih hatinya akan meraih kemenangan sejati. Namun, di zaman ini, banyak penyakit hati yang merusak, salah satunya adalah kesombongan. Terkadang seseorang merasa lebih baik dari yang lain, padahal hanya Allah yang mengetahui akhir hidup seseorang,” ujar Abon Yunus, panggilan akrab Tgk. H. Muhammad Yunus.
Sebagai bahan renungan, ia menyampaikan sebuah kisah seorang santri yang diberi tugas oleh gurunya untuk mencari makhluk yang lebih hina darinya sebelum pulang ke kampung halaman. Awalnya, ia mengira tugas itu mudah. Ia bertemu dengan seorang pemabuk dan seekor anjing kudisan, tetapi setelah merenung, ia menyadari bahwa keduanya belum tentu lebih buruk darinya. Pemabuk mungkin mendapat hidayah dan meninggal dalam keadaan husnul khotimah, sementara anjing tidak dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Justru manusialah yang harus mempertanggungjawabkan segala amalnya. Dari situ, santri tersebut menyadari bahwa dirinya sendiri yang paling hina karena masih berisiko tergelincir dalam keburukan dan kesombongan.
Lebih lanjut, Tgk. H. Muhammad Yunus menekankan bahwa Hari Raya bukan hanya sekadar momen kemenangan, tetapi juga waktu yang tepat untuk mempererat silaturahmi dan berbagi dengan sesama.
Hari Raya menjadi kesempatan istimewa untuk menghormati dan membahagiakan kedua orang tua. Meminta maaf, menunjukkan kasih sayang, dan mendoakan mereka adalah bentuk bakti yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Selain itu, Hari Raya juga menjadi momentum berbagi kebahagiaan dengan mereka yang kurang beruntung. Memberikan santunan kepada anak yatim dan fakir miskin adalah amalan yang dianjurkan, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dengan berbagi, kita tidak hanya membantu mereka secara materi, tetapi juga memberikan kebahagiaan dan cinta kasih.
Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kita wajib mencintai dan mengikuti ajarannya. Rasulullah tidak pernah melupakan umatnya. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa beliau bahkan menangis karena mengkhawatirkan keadaan kita. Oleh karena itu, memperbanyak selawat menjadi salah satu amalan yang sangat dianjurkan.
Barang siapa yang sering bershalawat, Allah akan menjauhkannya dari tiga bala, yaitu Bala perampokan,Bala kebakaran, dan Bala kebangkrutan. Keutamaan berselawat sangat besar, baik di dunia maupun di akhirat. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa berselawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam kesempatan itu, Abon Yunus juga mengajak Forkopimda Aceh untuk mendukung Instruksi Gubernur Aceh mengenai pelaksanaan salat berjamaah dan membaca Al-Qur’an selama 15 menit di lembaga pendidikan. Ajakan ini disampaikan sebagai bentuk komitmen dalam memperkuat nilai-nilai keislaman di kalangan masyarakat Aceh dan para pelajar.
Ia berharap agar kebijakan ini mendapat dukungan luas dari masyarakat. Untuk memastikan efektivitas pelaksanaannya, setelah bulan Ramadan akan dilakukan sosialisasi menyeluruh di seluruh sekolah. []