SAGOETV | BANDA ACEH – Sekretaris Wilayah Majelis Ulama Nanggroe Aceh (MUNA) Kota Banda Aceh, Tgk Isramudi Al Husaini, mengajak jamaah Majelis Zikrullah Aceh untuk memperkuat keimanan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap lembaga pendidikan yang tidak memiliki sanad keilmuan yang jelas.
Hal itu disampaikan Tgk Isramudi saat mengisi tausiah pada malam kedua Gema Muharram 1447 H yang digelar di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Selasa (1/7/2025) malam. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian peringatan Tahun Baru Islam yang mengusung tema Tilik Droe, Tusoe Droe, Turi Droe, dan Lho’h Droe.
Dalam pembukaannya, Tgk Isramudi yang juga alumni Dayah Bahrul ‘Ulum Diniyah Islamiyah (BUDI) Mesja Lamno, Aceh Jaya, mengutip Surah Al-Baqarah ayat 208 yang berbunyi, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam secara kaffah dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian.”
Tgk Isramudi menyampaikan kisah seorang guru yang menguji murid-muridnya dengan seekor merpati dan sebilah pisau, untuk disembelih di tempat yang tidak ada yang melihat. Hanya satu murid yang kembali tanpa menyembelih burung itu, dengan alasan bahwa di mana pun ia berada, Allah selalu melihat.
“Kisah ini menjadi cerminan ketakwaan yang sejati,” ujar Tgk Isramudi. “Hari ini, banyak orang masih berani bermaksiat karena merasa tidak ada yang melihat. Padahal, Allah Maha Melihat. Ini menjadi tanda lemahnya iman.”
Menurutnya, penyebab utama maksiat bukanlah faktor ekonomi seperti yang kerap digaungkan, melainkan karena iman yang telah memudar dari dalam hati.
Lebih lanjut, Tgk Isramudi mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam memilih lembaga pendidikan bagi anak-anak. Ia menekankan agar masyarakat tidak tergiur dengan tawaran pendidikan gratis tanpa memastikan sanad dan silsilah keilmuan para pengajarnya.
“Jangan karena tidak dipungut biaya, kita langsung percaya dan memasukkan anak ke lembaga tersebut. Bisa jadi, ada misi terselubung untuk merusak akidah dan pemahaman generasi muda,” tegasnya.
Ia juga menyoroti fenomena adanya pendeta yang mampu menghafal Alquran 30 juz. “Ini bukan soal hafalan semata. Menghafal Alquran harus dibarengi dengan pemahaman ilmu-ilmu alat dan fiqih, agar tidak salah dalam mengambil kesimpulan hukum dari ayat-ayat suci,” imbuhnya.
Gema Muharram
Kegiatan Gema Muharram ini digelar oleh Majelis Zikrullah Aceh di bawah pimpinan Syeh Muda Samunzir bin Husein. Acara diisi dengan zikir, doa bersama, dan tausiah yang bertujuan membangkitkan semangat hijrah, memperkuat ukhuwah Islamiyah, serta memperdalam pemahaman keagamaan masyarakat Aceh.
Kegiatan ini turut dihadiri ratusan jamaah dari berbagai kalangan yang memenuhi pelataran Masjid Raya Baiturrahman untuk bersama-sama menyambut tahun baru Islam dengan dzikir dan muhasabah diri.[]