• Tentang Kami
Monday, October 13, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Tugu Kohler di Mesjid Raya: Simbol Keperkasaan Islam di Aceh

SAGOE TV by SAGOE TV
May 30, 2025
in Literasi, Sejarah
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Tugu Kohler di Mesjid Raya: Simbol Keperkasaan Islam di Aceh
Share on FacebookShare on Twitter

Bagi masyarakat Aceh nama Kohler bukanlah nama asing. Namanya diingat selalu sebagai sosok antagonis dari Belanda yang memimpin penyerangan bala tentara Belanda ke Aceh pada Perang Aceh 26 Maret 1873. Ketika itu Johan Harmen Rudolf Kohler ditunjuk oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda James Loudon di Batavia menjadi jenderal utama dalam memerangi Kerajaan Aceh, dengan sebuah aksi agresi besar-besaran.

Belanda sendiri sebenarnya tidak sepenuhnya memahami kondisi medan pertempuran di Aceh. Mereka terlalu meremehkan dan menganggap sangat mudah untuk menaklukkan Aceh. Namun, kenyataannya mereka mendapat perlawanan yang begitu sengit dari para pejuang Aceh. Ditambah lagi dengan kondisi medan yang sangat berat penuh dengan hutan belukar yang tidak dapat dikuasai dengan cepat oleh serdadu-serdadu Belanda. Terbukti setelah pernyataan perang pada tanggal 26 Maret 1873, yang diumumkan dari atas kapal Citadel van Antwerpen, baru pada tanggal 6 April mereka menjejakkan kaki di Pantai Cermin Uleelheue. Itupun kemudian merangsek sedikit demi sedikit menuju pusat kota pemerintahan Aceh dengan mendapat perlawanan sengit dari para tentara Kerajaan Aceh.

BACA JUGA

UIN Ar-Raniry Gelar Pameran Buku Sebulan Penuh untuk Perkuat Budaya Literasi di Lingkungan Kampus

Kemenag Rilis Tafsir Ayat-Ayat Ekologi: Membangun Kesadaran Ekoteologis Berbasis Al-Qur’an untuk Jaga Bumi

Dengan bekal panduan yang minim, mereka terus menyerbu bangunan megah mesjid raya Baiturrahman, yang mereka sangka sebagai istana pusat pemerintahan Kerajaan Aceh. Tepatnya pada tanggal 10 April mereka menduduki mesjid raya, dan membakarnya, namun hanya mampu menguasai sebentar saja. Karena terus digempur oleh para pejuang Aceh yang dengan gagah berani melakukan perlawanan. Sehingga pasukan Belanda terpaksa berundur lagi dan mendirikan bivak pertahanan di daerah Punge. Kohler mengatur strateginya untuk mengistirahatkan pasukan sejenak sebelum melakukan kembali serangan besar-besaran beberapa hari kemudian.

Tanggal 14 April Kohler kembali memerintahkan melakukan penyerbuan merebut mesjid raya yang masih dikiranya sebagai bangunan istana Sultan Aceh. Hari itu Kohler menyangka sudah berhasil mengusir para pejuang Aceh dari lokasi, dan melakukan patroli di sekitar halaman mesjid raya. Sekeliling mesjid dipenuhi dengan semak belukar yang menutupi permukaan tanah. Tanpa disangka ternyata di sebalik semak-semak tersebut telah bersembunyi penembak jitu pejuang Aceh dan dengan tiba-tiba sebuah tembakan telah menembus tubuh Jenderal Kohler. Sang Jenderal rebah dan mati seketika di bawah pohon besar Geulumpang. Pasukan Belanda kocar-kacir tidak menyangka sama sekali jenderal pemimpin perang mereka telah gugur begitu cepat.

Baca Juga:  Al-Qur'an Kalamullah yang Terjaga

Pasukan Belanda seperti anak ayam kehilangan induk. Tak ada lagi komando yang memandu peperangan mereka. Pengganti sang jenderal yaitu Kolonel Van Daalen, tidak mampu berbuat banyak karena tidak banyak arahan yang ditinggalkan oleh sang jenderal. Tanggal 16 April mencoba lagi menggempur mesjid raya, namun yang didapat adalah tewasnya 100-an pasukan mereka. Dan akhirnya Daalen memutuskan mundur total dari peperangan.

Peristiwa agresi pertama Belanda atas Kerajaan Aceh ini sudah menjadi kisah klasik bagi masyarakat Aceh. Kisah ini menjadi kenangan tak terlupakan karena merupakan bukti kuat bagaimana kokoh dan solidnya pertahanan Aceh dalam menahan serangan sebuah bangsa asing yang ingin menguasai bangsa Aceh. Tewasnya Jenderal Kohler di tanah Aceh menjadi simbol betapa besarnya kegigihan rakyat Aceh dalam membela hak dan kemerdekaannya. Aceh tidak akan pernah mau tunduk kepada penjajahan asing.

Kepahlawanan dan jiwa heroik yang dimiliki oleh rakyat Aceh terbukti kemudian, ketika serangan demi serangan kembali dilancarkan Belanda, namun para serdadu Belanda terus berguguran di tanah Aceh. Perang Aceh terus berkobar berpuluh tahun lamanya. Aceh pun melahirkan ribuan pahlawan yang gugur dalam mempertahankan tanah air dan agama Islam.

Jauh setelah peperangan berlalu, pada tanggal 19 Mei 1978 berlangsung acara penguburan tulang belulang jenderal Kohler di pekuburan Kerkhof Peucut. Upacara ini dilaksanakan sebagai sebuah simbol persahabatan antara Aceh dan Belanda yang telah berdamai di alam kemerdekaan Indonesia. Ketika itu pekuburan di Jakarta yang dihuni oleh jenazah jenderal Kohler mengalami penggusuran. Sehingga pemerintah Belanda berinisiatif memindahkan sisa-sisa jasad Kohler.

Adalah sebuah kebanggaan militer jika jasad tentara dikuburkan di tanah tempat kematiannya. Lagipula di Aceh, masih terdapat komplek pemakaman tentara Belanda yang gugur di medan perang Aceh. Pemerintah daerah Aceh dengan lapang dada mengizinkan pemakaman kembali jasad Kohler di Banda Aceh. Ini juga menunjukkan kedewasaan bangsa Aceh yang menerima dengan ikhlas jasad mantan musuh bebuyutannya. Dalam suasana perdamaian yang sudah nyata dan aroma permusuhan yang sudah menjadi sejarah, sikap ini tentu sangat terpuji. Kini yang perlu dibangun adalah suasana persahabatan abadi, namun sejarah tetap tidak boleh dilupakan.

Baca Juga:  Matematika - Cryptarithm, apakah sejenis Makhluk Cryptid?

Di masa kepemimpinan Gubernur Ibrahim Hasan, tepat pada tanggal 14 Agustus 1988, beliau pernah membuat kebijakan membangun monumen di halaman mesjid raya dalam bentuk penanaman kembali pohon Geulumpang di lokasi tempat jenderal Kohler dulu meregang nyawa. Di bawah pohon Geulumpang yang ditanam kembali itu diletakkan sebuah prasasti yang bertuliskan: di sini lokasi tewasnya Jenderal Kohler di tangan pejuang Aceh. Tentunya Gubernur Ibrahim Hasan bermaksud memberi keteladanan kepada generasi muda Aceh untuk terus mengingat peristiwa heroik perjuangan Aceh melawan penjajahan Belanda. Monumen kematian jenderal Kohler merupakan simbol kuatnya perlawanan Aceh sehingga jenderal musuh pun bisa ditaklukkan dalam peperangan. Lokasi monumen berada tepat di depan pintu masuk sisi utara mesjid raya. Dan ribuan pengunjung mesjid raya akan selalu melihatnya serta akan mengingat momen sejarah yang terjadi di situ.

Di masa kepemimpinan Gubernur Zaini Abdullah, mesjid raya Baiturrahman mengalami perluasan dan renovasi besar yang semakin memperindah mesjid raya. Halaman mesjid diperluas dan diganti dengan hamparan marmer yang sangat indah. Namun pohon Geulumpang dan prasasti monumen kematian jenderal Kohler telah digeser dari lokasi asalnya. Tempatnya menjadi tersudutkan dan diletakkan tersembunyi di belakang bangunan tempat wudhu wanita. Memang masih tidak jauh dari lokasi lama, namun karena tertutup oleh bangunan, menjadi tidak terlihat lagi oleh publik.

Untuk menuju lokasi monumen yang baru publik harus mengitari bangunan tempat wudhu tersebut dan tidak ada petunjuk arah yang memberi tanda bahwa di sana terdapat monumen dan pohon Geulumpang. Tentunya dari sisi pembelajaran nilai-nilai sejarah kepada publik hal ini sangat disayangkan. Sepatutnya pengelola mesjid raya perlu mendesain kembali lintasan menuju lokasi monumen bersejarah ini agar lebih mudah diakses oleh publik. Kemudahan akses ini tentunya akan berkontribusi kepada peningkatan pemahaman dan daya memori publik akan nilai sejarah perjuangan rakyat Aceh melawan penjajahan Belanda.

Baca Juga:  17 Penulis Rekam Refleksi 20 Tahun Damai Aceh Dalam Buku, Diluncurkan Malam Ini

Adalah sebuah langkah yang layak dan tepat sekali apabila di sekitar lokasi monumen pohon Geulumpang tersebut dibangun semacam mini museum yang mendiskripsikan peristiwa heroik para pejuang Aceh mempertahankan masjid raya dari gempuran Belanda ketika itu.

Generasi muda Aceh harus terus dijaga ingatan dan memori alam bawah sadarnya tentang kisah-kisah heroik perlawanan Aceh terhadap kezaliman dan pencabulan kemerdekaan. Monumen pohon Geulumpang di halaman mesjid raya adalah salahsatu pengingat sejarah itu.

Tugu Kohler ini harus dipandang sebagai sebagai simbol kegigihan rakyat Aceh mempertahankan marwah dan nilai-nilai Islam yang sejati. Kematian Kohler adalah kematian kekuatan yang merongrong keberlangsungan nilai-nilai Islam di tanah Aceh. Untuk itu, akses publik agar dapat menjangkaunya dengan mudah perlu dibuka seluas-luasnya.***

Banda Aceh, 25 Mei 2025

Dr. Ir. Dandi Bachtiar, M. Sc.
Penulis adalah peminat sejarah Aceh, dan kini berstatus sebagai dosen di Departemen Teknik Mesin dan Industri – USK

Tags: Islamkohlermesjid rayasejarah Aceh
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
SAGOE TV

SAGOE TV

SAGOETV.com adalah platform media digital yang memberi sudut pandang mencerahkan di Indonesia, berbasis di Banda Aceh. SAGOETV.com fokus pada berita, video, dan analisis dengan berbagai sudut pandang moderat.

Related Posts

UIN Ar-Raniry Gelar Pameran Buku Sebulan Penuh untuk Perkuat Budaya Literasi di Lingkungan Kampus
Literasi

UIN Ar-Raniry Gelar Pameran Buku Sebulan Penuh untuk Perkuat Budaya Literasi di Lingkungan Kampus

by SAGOE TV
October 8, 2025
Kemenag Rilis Tafsir Ayat-Ayat Ekologi Membangun Kesadaran Ekoteologis Berbasis Al-Qur’an untuk Jaga Bumi
Literasi

Kemenag Rilis Tafsir Ayat-Ayat Ekologi: Membangun Kesadaran Ekoteologis Berbasis Al-Qur’an untuk Jaga Bumi

by SAGOE TV
October 6, 2025
Rektor UIN Ar-Raniry Tekankan Pentingnya Literasi Ekonomi Hadapi Era Pasca-Minyak
Literasi

Rektor UIN Ar-Raniry Tekankan Pentingnya Literasi Ekonomi Hadapi Era Pasca-Minyak

by SAGOE TV
October 1, 2025
Pendiri RUMAN Aceh Berbagi Praktik Baik Literasi dengan Gayo Literacy Community
Literasi

Pendiri RUMAN Aceh Berbagi Praktik Baik Literasi dengan Gayo Literacy Community

by SAGOE TV
September 29, 2025
Diskusi Sastra: Novel Paya Nie Tampilkan Ketangguhan Perempuan Aceh di Masa Konflik
Literasi

Diskusi Sastra: Novel Paya Nie Tampilkan Ketangguhan Perempuan Aceh di Masa Konflik

by SAGOE TV
September 15, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Bicara Sherly, Maluku Utara, dan Mualem

Bicara Sherly, Maluku Utara, dan Mualem

October 9, 2025
Gubernur Aceh Lantik Pejabat Struktural Baru, Berikut Daftar Kepala SKPA dan Pesan Mualem soal Anggaran

Gubernur Aceh Lantik Pejabat Struktural Baru, Berikut Daftar Kepala SKPA dan Pesan Mualem soal Anggaran

October 10, 2025
Gubernur Aceh Lantik Fajran Zain, Abdul Manan, dan Teuku Ardiansyah sebagai Deputi BPKS

Gubernur Aceh Lantik Fajran Zain, Abdul Manan, dan Teuku Ardiansyah sebagai Deputi BPKS

October 11, 2025
Saiful Bahri Resmi Terpilih jadi Ketua Umum KONI Aceh 2025-2029

Saiful Bahri Terpilih Jadi Ketua Umum KONI Aceh 2025-2029

October 9, 2025
Ummi Arongan Meninggal Dunia, Gubernur Aceh Mualem Sampaikan Duka Mendalam dan Kenang Jasa Besarnya

Ummi Arongan Meninggal Dunia, Gubernur Aceh Mualem Sampaikan Duka Mendalam dan Kenang Jasa Besarnya

October 7, 2025
Aceh di Persimpangan Energi dan Budaya: Cerita Tentang Martabat, Pembangunan, dan Harapan Baru

Aceh di Persimpangan Energi dan Budaya: Cerita Tentang Martabat, Pembangunan, dan Harapan Baru

October 7, 2025
Wakil Ketua DPRK Musriadi Sambut HUT PAN ke-27 dengan Aksi Sosial, Olahraga, dan Lomba Karya Ilmiah

Wakil Ketua DPRK Banda Aceh Dorong Pemerintah Tuntaskan Flyover Pango Raya

October 9, 2025
Harga Tiket Persiraja vs Garudayaksa FC Resmi Dirilis, Mulai Rp30 Ribu

Pelatih Akhyar Ilyas Harap Dukungan Suporter, Persiraja Siap Tampil All Out Lawan Bekasi City

October 11, 2025
Masyarakat Aceh Kini Tak Perlu ke Luar Daerah, RSUDZA Miliki MRI 1,5 Tesla

Masyarakat Aceh Kini Tak Perlu ke Luar Daerah, RSUDZA Miliki MRI 1,5 Tesla

October 8, 2025

EDITOR'S PICK

Komite Keselamatan Jurnalis Laporkan Teror terhadap Tempo ke Komnas HAM

Komite Keselamatan Jurnalis Laporkan Teror terhadap Tempo ke Komnas HAM

March 24, 2025
Warga Diminta Waspada Penipuan Berkedok Aktivasi Identitas Kependudukan Digital

Warga Diminta Waspada Penipuan Berkedok Aktivasi Identitas Kependudukan Digital

May 6, 2025
Tevam Raih Penghargaan Tendik Teladan Berintegritas di STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh

Tevam Raih Penghargaan Tendik Teladan Berintegritas di STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh

September 21, 2025
USK Aceh Peringkat 10 Kampus Terbaik di Indonesia versi Scimago

USK Aceh Peringkat 10 Kampus Terbaik di Indonesia versi Scimago

March 7, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.