Maulid Raya yang digelar Pemerintah Kota Banda Aceh berlangsung meriah dengan kehadiran Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, Senin (24/11/2025). Disambut langsung Wali Kota Illiza Sa’aduddin Djamal dan Wakil Wali Kota Afdhal Khalilullah, sang menteri dijamu dengan dua Idang Meulapeh dan Kuah Beulangong—hidangan khas Aceh yang menjadi ikon perayaan maulid yang dipusatkan di Lapangan Blang Padang.
Menteri Fadli Zon pun dipersilakan untuk membuka “sange” berlapis “seuhap” yang menjadi penutup idang maulid setinggi satu meteran. Selanjutnya, dibarengi obrolan ringan dengan tuan rumah, Fadli Zon beserta rombongan termasuk unsur pejabat Pemerintah Aceh menyantap kenduri maulid. Kuah Beulangong yang sebelumnya dimasak langsung di lokasi menambah daftar menu makan siang di momen spesial tersebut.
Kehadiran Menteri Kebudayaan Fadli Zon ke Banda Aceh telah jauh hari dijadwalkan untuk membuka secara resmi Festival Gerakan Kebudayaan Indonesia (GAYAIN) Aceh 2025 yang dipusatkan di Lapangan Blang Padang. Acaranya mulai hari ini hingga 26 November mendatang.
Setelah dari Blang Padang, Fadli Zon bergerak ke Gedung AAC Dayan Dawood untuk mengisi Dialog Budaya dan Kuliah Umum di Universitas Syiah Kuala (USK). “Nanti malam bakda Isya, Insyaallah beliau akan bersama kita lagi untuk membuka Festival GAYAIN,” ujar Illiza di sela-sela penyambutan.
Ia pun menyebut kehadiran Menteri Kebudayaan RI kali ini memiliki arti yang sangat penting. “Bukan hanya sebagai bentuk dukungan, tetapi juga sebagai harapan baru agar perayaan Maulid Raya di Banda Aceh dapat semakin dikenal dan masuk dalam kalender pariwisata nasional.”
“Sebab maulid di Aceh bukan hanya ibadah, tetapi juga kaya akan budaya, unik, berakar sejarah, dan penuh nilai syiar. Jika upaya ini kita ikhtiarkan bersama, maka maulid bukan hanya menjadi tradisi yang dirawat, tetapi juga membawa multiplier effect bagi kota kita tercinta,” sebut Illiza.
Diawali Parade Idang Meulapeh
Parade Idang Meulapeh dan Festival Kuah Beulangong mengawali rangkaian acara Maulid Raya tersebut. Sedari pukul 08.00 WIB, Illiza-Afdhal telah berada di lokasi untuk meninjau kesiapan para peserta yang berasal dari sembilan kecamatan dan 90 gampong se-Banda Aceh.
Iring-iringan pembawa Idang Meulapeh dari 90 desa disambut Illiza-Afdhal di dekat pintu masuk Blang Padang. Selanjutnya, mereka berjalan kaki menuju venue utama sembari melewati meja dewan juri yang akan menilai peserta terbaik.
Idang Meulapeh sendiri merupakan hidangan berlapis dalam nampan (talam) khas Aceh. Isinya beraneka ragam makanan serta buah-buahan yang disusun bertingkat dan ditutup dengan “sangee” (penutup berukir khas Aceh) yang dibalut kain.
Sementara itu, di dekat panggung utama telah berjejer sembilan beulanga (beulangong) berukuran besar. Sejumlah pria dewasa perwakilan dari tiap kecamatan sedang memasak Kuah Beulangong dengan api kayu bakar.
Kuah Beulangong adalah gulai khas Aceh kaya rempah yang berisikan daging sapi/kambing, nangka muda, dan santan. Kuliner ini turut menjadi simbol kebersamaan dan rasa kekeluargaan masyarakat dalam menyambut peringatan Maulid Nabi.
Acara Maulid Raya yang juga menjadi pembuka Festival GAYAIN tersebut, dimulai dengan penyerahan santunan kepada 250 anak yatim oleh Illiza-Afdhal.
Selanjutnya, acara diisi dengan ceramah agama dan doa bersama yang dipimpin oleh Ustaz Derry Sulaiman, seorang pendakwah dan musisi yang dulunya dikenal sebagai gitaris salah satu band metal kondang di Indonesia. Acara ditutup dengan kenduri maulid dengan menu Idang Meulapeh dan Kuah Beulangong. []




















