• Tentang Kami
Monday, October 13, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Cara Isaiah Berlin Memahami Tradisi Intelektual Russia

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad by Kamaruzzaman Bustamam Ahmad
March 20, 2025
in Artikel
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Relasi Pertahanan Semesta (Cosmic Defense) dengan ‘Gerobak Pengetahuan’ Lokal di Nusantara
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad
Dosen UIN Ar-Raniry dan Penulis Islam Historis.

Salah satu fokus kajian Isaiah Berlin adalah menukilkan wajah Russia, saat dia bertugas sebagai diplomat Inggris. Perhatian Berlin terhadap Russia memang tidak dapat diabaikan sama sekali.

Sebab, dari karya-karya Berlin dan catatan diplomatnya, diketahui bagaimana sejarah awal intelektual dan perihal tentang Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Kajian tentang Russia memang kajian yang baru bagi saya. Karena itu, di dalam menyajikan esai ini, saya akan mencoba memahami pemikiran Berlin dari tiga aspek tersebut. Ada dua buku khusus yang ditulis Berlin yaitu Russian Thinkers dan The Soviet Mind: Russian Culture under Communism, serta beberapa esai lainnya yang edit oleh Henry Hardy. Mengkaji tentang Russia tentu akan mengingatkan pada pengaruh Marxisme di era Stalin.

BACA JUGA

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Demikian pula, ketika Berlin masih berusia 8 tahun (1917), dia menyaksikan dua revolusi di Petograd, yaitu: Revolusi Maret dan Revolusi Oktober. Berlin mulai menulis tentang Russia setelah kembali ke Uni Sovyet, sebagai seorang diplomat dari Inggris pada tahun 1945. Dalam kunjungan tersebut, dia bertemu dengan Anna Akhmatova dan Boris Pasternak. Anna Andreevna Akhmatova (1889-1966) merupakan penyair Russia kelahiran Ukraina. Pertemuannya dengan Isaiah Berlin pada tahun 1945, disebutkan sebagai “Tamu dari masa depan.” Di samping berjumpa dengan Akhmatova, Berlin juga secara regular berjumpa dengan Boris Leonidovich Pasternak (1890-1960), seorang penyair Sovyet dan penyandang hadiah Novel atas karyanya Doktor Zhivago pada tahun 1957.

Russia memberikan kesan tersendiri bagi Berlin. Di sini tempat kelahirannya, yaitu Riga, sekarang menjadi Latvia. Dia kerap dikenal sebagai Yahudi Russia. Rasa empatinya terhadap negara Russia sangat besar sekali, kendati dia sudah menjadi warga Inggris sejak 1926. Karena itu, tulisan-tulisan Berlin tentang Russia menarik untuk disimak dan dikaji. Tulisan-tulisan Berlin tentang Russia dihasilkan pada tahun 1940-an dan 1950-an; mulai dipublikasikan antara tahun 1948 dan 1961.  Dalam menghasilkan tulisan tentang Russia memang memiliki “akses istimewa” (“priveleged access”). Hausheer menyatakan bahwa: ”…unlike many intellectuals, Berlin has had close links with public life. His networks of connection has made him a priveled observer of, at time an active participant in, some of the major events of the day.” Kisah perjalanan Berlin ke Moskow digambarkan secara detail oleh Michael Ignatieff dalam Isaiah Berlin: A Life. Di situ ada perjalanan untuk mencari tahu “duduk perkara” yang sedang terjadi di Russia. Dia pun berjumpa dengan beberapa kerabatnya yang sudah lama tidak bertemu. Selebih itu, Berlin tetap bertugas sebagai pegawai di Kedutaan Inggris di Moskow. Berlin pun mengatakan bahwa sebelumnya dia tidak pernah berada di Moskow.

Baca Juga:  Kegilaan Orang Waras

Selama menjadi staf di Kedutaan Besar Inggris di Moskow, Berlin memang hanya bertugas untuk menulis laporan setiap pagi, dimana dia diminta untuk membaca, meringkas, mengomentari media surat kabar di Sovyet. Tugas ini mirip sebagai bagian dari operasi intelijen yang mengumpulkan data dari informasi-informasi terbuka, yang kemudian dianalisis dan disampaikan ke user.

Menurut Berlin, surat kabar Sovyet waktu itu digambarkan “monochrome, predictable and repetitive, and the facts and propaganda virtually identical in them all.” Karena itu, Berlin lebih banyak menggunakan waktunya untuk mengambil data untuk keperluan akademiknya, seperti mengunjungi museum, tempat-tempat dan bangunan bersejarah, teater-teater, toko buku, dan selebihnya jalan-jalan. Berlin merefleksikan perjalanannya dalam berbagai esai. Salah satunya adalah “Four Weeks in the Soviet Union.” Di situ dijelaskan bahwa selama perjalanan di Moskow, dia sempat berjumpa mahasiswa paskasarjana Harvard yang mendapatkan dana perjalanan dari Carnegie Travel Grants untuk menggali sebanyak mungkin informasi tentang Soviet dalam bentuk “penelitian lapangan.” Setelah itu dia berkunjung kepada Pushkin House, di mana dia berjumpa dengan Professor Alekseev, kepala kantor tersebut.

Kemampuan Isaiah Berlin memetakan kekuatan intelektual Russia memang tidak diragukan. Dalam dua karyanya tersebut, saya akhirnya bertemu dengan berbagai tokoh yang menjadi saksi hidup perjalanan sejarah intelektual Russia. Kendati saya awam dengan apa yang terjadi di Russia, melalui beberapa karya Isaiah Berlin, saya mulai belajar memahami kekuatan intelijensia a la Russia. Disebutkan bahwa kata ‘intelijensia’ itu sendiri berasal dari bahasa Russia. Karena itu, istilah ini memperlihatkan bagaimana kekuatan ide yang berkembang di Russia, yang mungkin agak sulit ditemukan di negara-negara lainnya. Berlin sendiri dalam esainya yang berjudul “The Survival of the Russian Intelligentsia” menulis tentang istilah “intelligentsia” sebagai berikut:

Baca Juga:  496 Hari di DPRK Aceh Besar; Suatu Pertanggungjawaban Publik

Intellectual are persons who, as someone said, simply want ideas to be as interesting as possible. ‘Intelligentsia’, however, is Russian word and a Russian phenomenon. Born in the second quarter of the nineteenth century, it was a movement of educated, morally sensitive Russians stirred to indignation by an obscurantist Church; by a brutally oppressive State indifferent to the squalor, poverty and illiteracy in which the great majority of the population live; by a governing class which they saw as trampling on human rights and impeding moral and intellectual progress.

Tampak bahwa tradisi intelijensia yang muncul di Russia merupakan bagian dari perlawanan terhadap pemerintah yang sangat brutal. Mereka melakukan perlawanan melaui cara-cara kerja sebagai intelektual yang memiliki ide. Di sinilah saya kemudian memahami konsep kekuatan ide (the power of ideas) yang juga menjadi judul buku Isaiah Berlin. Tampaknya, mempelajari bagaimana tradisi intelektual yang disajikan oleh Isaiah Berlin akan memberikan dorong kuat untuk mengatakan bahwa jangan pernah remehkan suatu ide atau gagasan dari para kelompok intelijensia, sebagaimana disampaikan oleh Isaiah Berlin.  Jangan heran, jika Revolusi Februari pada tahun 1917, dimana Isaiah Berlin menyaksikan sendiri, saat masih kanak-kanak, adalah digerakkan oleh kaum intelektual. Karena itu, tidak mengherankan jika kemudian kelompok intelektual selalu dimonitor oleh pemerintah Uni Sovyet. Sebagian mereka, pernah bertemu dan menerima simpati dari Isaiah Berlin.[]

Tags: acehIsaiah BerlinRusiaTradisi Intelektual
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Kamaruzzaman Bustamam Ahmad

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad adalah Antropolog. Berdomisili di Aceh.

Related Posts

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?
Artikel

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

by SAGOE TV
July 19, 2025
Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Artikel

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

by SAGOE TV
July 5, 2025
Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh Fakta yang Jarang Diketahui!
Artikel

Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh: Fakta yang Jarang Diketahui!

by SAGOE TV
July 3, 2025
Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh
Artikel

Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh

by SAGOE TV
July 1, 2025
Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Bicara Sherly, Maluku Utara, dan Mualem

Bicara Sherly, Maluku Utara, dan Mualem

October 9, 2025
Gubernur Aceh Lantik Pejabat Struktural Baru, Berikut Daftar Kepala SKPA dan Pesan Mualem soal Anggaran

Gubernur Aceh Lantik Pejabat Struktural Baru, Berikut Daftar Kepala SKPA dan Pesan Mualem soal Anggaran

October 10, 2025
Gubernur Aceh Lantik Fajran Zain, Abdul Manan, dan Teuku Ardiansyah sebagai Deputi BPKS

Gubernur Aceh Lantik Fajran Zain, Abdul Manan, dan Teuku Ardiansyah sebagai Deputi BPKS

October 11, 2025
Saiful Bahri Resmi Terpilih jadi Ketua Umum KONI Aceh 2025-2029

Saiful Bahri Terpilih Jadi Ketua Umum KONI Aceh 2025-2029

October 9, 2025
Ummi Arongan Meninggal Dunia, Gubernur Aceh Mualem Sampaikan Duka Mendalam dan Kenang Jasa Besarnya

Ummi Arongan Meninggal Dunia, Gubernur Aceh Mualem Sampaikan Duka Mendalam dan Kenang Jasa Besarnya

October 7, 2025
Aceh di Persimpangan Energi dan Budaya: Cerita Tentang Martabat, Pembangunan, dan Harapan Baru

Aceh di Persimpangan Energi dan Budaya: Cerita Tentang Martabat, Pembangunan, dan Harapan Baru

October 7, 2025
Wakil Ketua DPRK Musriadi Sambut HUT PAN ke-27 dengan Aksi Sosial, Olahraga, dan Lomba Karya Ilmiah

Wakil Ketua DPRK Banda Aceh Dorong Pemerintah Tuntaskan Flyover Pango Raya

October 9, 2025
Harga Tiket Persiraja vs Garudayaksa FC Resmi Dirilis, Mulai Rp30 Ribu

Pelatih Akhyar Ilyas Harap Dukungan Suporter, Persiraja Siap Tampil All Out Lawan Bekasi City

October 11, 2025
Masyarakat Aceh Kini Tak Perlu ke Luar Daerah, RSUDZA Miliki MRI 1,5 Tesla

Masyarakat Aceh Kini Tak Perlu ke Luar Daerah, RSUDZA Miliki MRI 1,5 Tesla

October 8, 2025

EDITOR'S PICK

Semarak Hari Anak Nasional di SLB YBSM Aceh, Anak Berkebutuhan Khusus Tampilkan Kreativitas

Semarak Hari Anak Nasional di SLB YBSM Aceh, Anak Berkebutuhan Khusus Tampilkan Kreativitas

July 25, 2025
Kuliah Umum IAN UIN Ar-Raniry Bahas Fenomena No Viral No Justice dalam Layanan Publik

Kuliah Umum IAN UIN Ar-Raniry Bahas Fenomena No Viral No Justice dalam Layanan Publik

June 2, 2025
Illiza Dorong Kolaborasi Banda Aceh–Jepang Menuju Kota Tangguh Bencana

Illiza Dorong Kolaborasi Banda Aceh–Jepang Menuju Kota Tangguh Bencana

July 25, 2025
Kunjungan Kerja ke Sabang, Tri Tito Karnavian Sambangi Posyandu Gampong Balohan

Kunjungan Kerja ke Sabang, Tri Tito Karnavian Sambangi Posyandu Gampong Balohan

October 1, 2024
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.