SAGOETV | BANDA ACEH – Selepas Shalat Dhuhur, Selasa (11/3/2025), suasana di kompleks Masjid Raya Baiturrahman tampak lebih semarak dari biasanya. Sebuah rombongan tamu kehormatan dari Uni Emirat Arab (UEA) berkunjung ke ikon kebanggaan Aceh tersebut.
Di antara mereka, tampak Abdulla Salem AlDhaheri, Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Republik Indonesia dan ASEAN, serta Abdulla Bu Ali, Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia. Kunjungan ini juga turut didampingi oleh Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, serta tokoh Aceh lainnya, termasuk Tgk. Jamaika, mantan Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) yang dikenal sebagai Tokey Tirom Atjeh.
Sebagai negara yang dikenal dengan Burj Khalifa—menara tertinggi di dunia—delegasi UEA tampak terkesan dengan keindahan arsitektur Masjid Raya Baiturrahman, terutama menaranya yang menjulang megah di tengah Kota Banda Aceh. Menara utama masjid ini, yang memiliki ketinggian sekitar 35 meter, menjadi simbol keteguhan dan kebangkitan masyarakat Aceh setelah melewati berbagai peristiwa sejarah, termasuk gempa dan tsunami dahsyat pada 2004.

Dengan menaiki lift, rombongan dibawa menuju puncak menara, tempat mereka bisa menikmati panorama Kota Banda Aceh dari ketinggian. Saat pintu lift terbuka di lantai tujuh, langit siang yang cerah memperlihatkan pemandangan luas ibu kota Tanah Seulanga. Dari titik ini, kompleks Masjid Raya Baiturrahman dengan tujuh kubahnya tampak begitu menawan, sementara ke arah timur, Jembatan Pante Pirak yang membentang di atas Krueng Aceh terlihat gemerlap oleh sinar matahari.
Menurut sejarahnya, menara Masjid Raya Baiturrahman pertama kali dibangun pada masa kolonial Belanda, dirancang oleh arsitek De Bruchi dan selesai pada tahun 1881. Meski mengalami berbagai renovasi, termasuk penambahan kubah dan perluasan halaman, menara ini tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari wajah masjid.
Menikmati keindahan menara dari ketinggian, delegasi UEA tampak mengabadikan momen dengan kamera ponsel. “Sebuah arsitektur yang luar biasa dan bersejarah,” ujar Abdulla Salem AlDhaheri. “Masjid ini tidak hanya memiliki nilai spiritual bagi masyarakat Aceh, tetapi juga mencerminkan perpaduan budaya Islam yang indah.”
Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya mempererat hubungan antara Aceh dan Uni Emirat Arab, khususnya dalam sektor pembangunan dan investasi. Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, menyampaikan apresiasinya atas perhatian UEA terhadap Aceh. “Kami berharap kunjungan ini dapat membuka peluang kerja sama di berbagai bidang, termasuk pelestarian situs bersejarah dan pengembangan ekonomi masyarakat,” katanya.
Setelah sekitar 30 menit menikmati pemandangan dari puncak menara, rombongan kembali turun, mengakhiri kunjungan mereka dengan penuh kesan. Keindahan dan nilai sejarah menara Masjid Raya Baiturrahman telah meninggalkan jejak dalam ingatan para tamu dari negeri yang memiliki menara tertinggi di dunia tersebut. Bagi mereka, kunjungan ini bukan hanya tentang arsitektur, tetapi juga tentang menghargai warisan budaya dan sejarah Islam yang kaya di bumi Serambi Mekkah. [MM]