SAGOETV | BANDA ACEH – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh, Marthunis, telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 400.3.8.1/2409 tentang Kegiatan Ramadhan Tahun 1446 H/2025. Serangkaian kegiatan yang menarik dan bermakna bagi peserta didik telah ditetapkan.
Ia mengatakan bahwa pada 27-28 Februari serta 3, 4, dan 5 Maret 2025, siswa akan menjalani pembelajaran mandiri di lingkungan keluarga, tempat ibadah, dan masyarakat dengan tugas yang diberikan oleh sekolah.
Salah satu tugas unik yang diberikan adalah menulis esai bertajuk “Resolusi Aku Selama Ramadhan 1446 H” dengan panjang 500-750 kata. Tugas ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk merenungkan tujuan pribadi mereka selama bulan penuh berkah tersebut.
Kemudian, lanjut Marthunis, mulai 6 hingga 25 Maret 2025, kegiatan pembelajaran akan kembali dilaksanakan di sekolah dengan tambahan program khusus untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Bagi siswa muslim, kegiatan seperti tadarus Al-qur’an, pesantren kilat, dan kajian keislaman akan digelar.
Sementara itu, siswa non-muslim juga didorong untuk mengikuti kegiatan keagamaan sesuai dengan keyakinan masing-masing, menciptakan harmoni dan toleransi dalam lingkungan sekolah.
“Selama bulan Ramadhan, jam pelajaran juga mengalami penyesuaian. Sekolah akan dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir menjelang waktu Dzuhur pada hari Senin hingga Sabtu. Khusus hari Jumat, kegiatan belajar akan berakhir lebih awal, yaitu pukul 11.00 WIB, hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi siswa dan guru untuk lebih fokus pada ibadah,” ujar Marthunis dalam keterangannya, dikutip Ahad (23/2/2025).
Kadisdik Aceh menekankan pentingnya peran aktif orang tua dalam mendampingi anak-anak selama bulan Ramadhan.
“Kami mengajak seluruh orang tua untuk terlibat dalam membimbing anak-anak mereka, baik dalam pembelajaran mandiri maupun kegiatan keagamaan. Ini adalah momen penting untuk memperkuat ikatan keluarga dan nilai-nilai spiritual,” ujarnya.
Dinas Pendidikan Aceh juga menegaskan komitmennya dalam mewujudkan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Marthunis mengingatkan seluruh pihak untuk menghindari praktik-praktik yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan selama Ramadhan ini berjalan dengan transparan dan akuntabel,” sebutnya.
Dengan kebijakan ini, dirinya berharap dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif sekaligus memperkuat karakter dan spiritualitas peserta didik di seluruh Aceh.
“Ramadhan 1446 Hijriah diharapkan dapat menjadi momen yang penuh berkah, tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi civitas pendidikan di Aceh,” ujar Marthunis. [NST]