SAGOETV – Bertepatan dengan Rajab 1446 Hijriah, umat Islam di seluruh dunia memasuki bulan Rajab, salah satu bulan haram yang dimuliakan dalam agama Islam. Bulan ini menjadi waktu yang sangat penting untuk memperbaiki diri, “khususnya dalam menjalankan ibadah shalat yang merupakan tiang agama. Rajab menjadi pengingat bagi umat Islam untuk menjaga diri dari perbuatan buruk dan mendekatkan diri kepada Allah SWT,” papar Drs. Tgk. H. Ameer Hamzah, M.Si, dalam Kajian dan Halaqah Subuh Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Kamis, 09 Januari 2025.
Menurut Tgk H Ameer Hamzah, Rajab merupakan bulan yang penuh makna, terutama karena peristiwa Isra’ Mi’raj yang terjadi pada malam 27 Rajab. Isra’ Mi’raj adalah perjalanan luar biasa Rasulullah SAW, yang diawali dengan Isra’ yaitu perjalanan malam dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina, dilanjutkan dengan Mi’raj, yaitu perjalanan spiritual Rasulullah SAW yang dinaikkan ke langit hingga Sidratul Muntaha, didampingi oleh Malaikat Jibril. “Peristiwa ini juga menjadi momentum penting, karena pada malam itu Rasulullah SAW menerima perintah langsung dari Allah untuk mendirikan salat lima waktu, sebuah perintah yang sangat istimewa dalam Islam,” ujar Tgk H Ameer, yang juga ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Banda Aceh.
Menurut murid Prof H A Hasymi ini, Shalat memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam, bahkan disebut dalam Al-Qur’an sebagai “zikrullahi akbar” atau mengingat Allah yang paling agung. Salat adalah ibadah yang tidak hanya wajib dilakukan, tetapi juga sebagai penjaga dari segala bentuk kemaksiatan, seperti pencurian, perzinahan, dan pembunuhan. Oleh karena itu, sangat penting bagi umat Islam untuk memastikan bahwa salat yang dilakukan tidak hanya sekedar gerakan fisik, tetapi dilakukan dengan penghayatan dan kekhusyukan yang mendalam.
Pentingnya kualitas salat ini, lanjut mantan Ketua Remaja Masjid Raya Baiturrahman ini juga diingatkan dalam buku-buku ulama besar, seperti “Pedoman Salat” yang ditulis oleh Profesor Dr. Muhammad Hasbi As-Siddiqi, seorang ulama asal Aceh yang dikenal luas di dunia Melayu. Buku ini menjadi panduan bagi banyak umat Islam di Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand, Filipina Selatan, dan Afrika Selatan, dalam memperbaiki kualitas salat mereka. Selain itu, kitab “Sirat al-Mustaqim” karya Syekh Nuruddin Ar-Raniry juga memberikan petunjuk tentang tata cara salat yang benar.
Namun, kata Tgk Ameer, masih banyak umat Islam yang belum menyadari pentingnya mempelajari salat dengan sungguh-sungguh. Banyak dari kita yang merasa cukup dengan apa yang dipelajari di sekolah atau Madrasah Ibtidaiyah, padahal kualitas salat sangat bergantung pada pemahaman dan penghayatan yang mendalam terhadap tata cara salat yang benar. Salah satu hal yang sangat penting adalah salat yang dilakukan dengan kekhusyukan, di mana fokus kita sepenuhnya hanya kepada Allah, tanpa terganggu oleh pikiran duniawi.
Selain itu, shalat yang dilakukan pada awal waktu dan berjamaah di masjid, papar dia adalah memiliki keutamaan yang sangat besar. Begitu mendengar azan, kita disarankan untuk segera melaksanakan salat dan tidak menunda-nunda hingga akhir waktu. Salat yang dilakukan dengan penuh kesungguhan dan di awal waktu akan mendatangkan rahmat dari Allah SWT.
Menjelang bulan Ramadan, yang hanya beberapa bulan lagi, saran dia, bulan Rajab ini menjadi kesempatan yang sangat baik untuk mengevaluasi dan memperbaiki kualitas salat kita. Selain salat, kita juga perlu mempersiapkan diri untuk menjalankan ibadah puasa dan zakat dengan penuh penghayatan. Ketiga ibadah ini adalah pilar utama dalam kehidupan umat Islam yang perlu kita dalami dan amalkan sebaik-baiknya. []