SAGOE TV | ACEH BESAR – Dalam tiga tahun terakhir, tata kelola 604 gampong di Aceh Besar menunjukkan tren positif yang berkelanjutan. Kabupaten ini menjadi yang tercepat di Aceh dalam penyaluran Dana Desa (DD), menyalip daerah lain seperti Aceh Utara, Pidie, dan Bireuen. Kecepatan pencairan ini memungkinkan proyek-proyek gampong yang tertampung dalam APBG segera dieksekusi sesuai tahun berjalan.
Saat daerah lain masih menunggu pencairan DD, gampong-gampong di Aceh Besar sudah lebih dulu merealisasikan program mereka, baik dalam bentuk proyek fisik maupun nonfisik. “Salah satu kunci keberhasilan ini adalah pelaksanaan Rapat Koordinasi (Rakor) Gampong yang tepat waktu. Dalam rakor tersebut, disosialisasikan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pengelolaan Dana Desa tahun berikutnya. Dengan demikian, gampong-gampong di Aceh Besar telah menyiapkan draft tata guna DD sebelum tahun berjalan dimulai,” ujar Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh Besar, Carbaini SAg, Rabu (29/01/2025).
Menurut Carbaini, pencairan DD yang tepat waktu tak lepas dari kerja kolektif berbagai pihak, mulai dari keuchik dan aparatur gampong, pendamping desa, pihak kecamatan, hingga DPMG selaku instansi leading sector. “Kami juga mendapat bimbingan rutin dari Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto, sehingga ritme tata kelola tetap terjaga dalam tiga tahun terakhir,” tambahnya.
Sejarah mencatat, Aceh Besar menjadi kabupaten/kota pertama di Aceh yang mencairkan Dana Desa secara cepat sejak tahun 2023. Pada tahun tersebut, pencairan DD dilakukan pada 3 Januari. Tren serupa berlanjut pada 2024, di mana Aceh Besar kembali menjadi yang pertama dalam pencairan DD.
Tahun 2025, pencairan pertama dilakukan pada 15 Januari, lebih lambat dibanding tahun sebelumnya akibat regulasi yang baru diterbitkan oleh Kementerian Keuangan. Pencairan tahap pertama ini mencakup 16 gampong di tujuh kecamatan, meski ada 70 gampong yang diajukan. Hingga kini, sebanyak 187 gampong telah mengajukan pencairan dana.
Selain pencairan DD yang cepat, Aceh Besar juga memastikan pembayaran gaji aparatur gampong tepat waktu melalui Alokasi Dana Gampong (ADG) yang bersumber dari 10 persen Dana Alokasi Umum (DAU). “Alhamdulillah, selama tiga tahun terakhir kami tidak pernah menunggak pembayaran gaji aparatur gampong yang dilakukan setiap triwulan,” ujar Kabid DPMG Aceh Besar, Mustika Arianto.
Setiap tahunnya, ADG Aceh Besar mencapai Rp 120 miliar lebih untuk 604 gampong. Selain itu, tunjangan juga diberikan kepada imum mukim sebagai tokoh adat lintas gampong.
Gampong Mandiri
Keberhasilan tata kelola gampong di Aceh Besar tercermin dari peningkatan signifikan jumlah Gampong Mandiri. Hingga akhir 2024, jumlah Gampong Mandiri mencapai 44, Desa Maju 196, Desa Berkembang 354, dan Desa Tertinggal tersisa hanya 9 gampong.
Peningkatan status ini menunjukkan bahwa inovasi dalam tata kelola gampong berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi desa. Tahun 2024 menjadi puncak keberhasilan, ketika Gampong Bueng Sidom, Kecamatan Blang Bintang, dinobatkan sebagai gampong terbaik se-Aceh setelah mengungguli empat finalis lainnya dalam Rakor Penguatan Gampong se-Aceh, Jumat (5/7/2024).
Pj Gubernur Aceh, Bustami Hamzah SE MSi, memberikan penghargaan langsung kepada Keuchik Gampong Bueng Sidom, drh Muhammad Yanis. Hadiah utama senilai Rp 50 juta diserahkan dalam seremoni yang turut dihadiri Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto, Kadis DPMG Aceh Carbaini, serta Camat Blang Bintang, M Kamil Zuhri SSTP MSi.
“Selamat dan sukses kepada masyarakat Gampong Bueng Sidom, khususnya Keuchik drh Muhammad Yanis beserta jajarannya yang telah membawa gampong ini meraih juara pertama tingkat Provinsi Aceh tahun 2024. Semoga penghargaan ini dapat kita pertahankan bersama,” ujar Iswanto dalam acara Rakor di Gedung Serbaguna Setda Aceh, Banda Aceh.
Keberhasilan tata kelola gampong di Aceh Besar juga tak lepas dari peran TP PKK kabupaten yang aktif mendorong optimalisasi pengelolaan Dana Desa hingga ke tingkat gampong. Ketua TP PKK Aceh Besar, Cut Rezky Handayani SIP MM, menyebutkan bahwa PKK gampong berperan sebagai garda terdepan dalam pemberdayaan ekonomi perempuan.
“Kami turun langsung ke gampong-gampong untuk melakukan pembinaan, termasuk dalam persiapan menghadapi lomba desa. Peran perempuan sangat penting dalam pengelolaan gampong, terutama di sektor ekonomi,” ungkap Cut Rezky Handayani.
Semua capaian positif dalam tata kelola gampong di Aceh Besar merupakan hasil kerja kolektif lintas sektor, mulai dari tingkat gampong, kecamatan, hingga kabupaten. “Keberhasilan ini bukan hasil kerja individu, tetapi sinergi dan soliditas semua elemen yang terlibat. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi,” pungkas Carbaini.
Dengan berbagai capaian tersebut, Aceh Besar terus berupaya mempertahankan prestasi dan meningkatkan inovasi dalam tata kelola gampong guna mewujudkan pembangunan desa yang lebih maju dan mandiri di masa mendatang. [C/*]