• Tentang Kami
Thursday, May 15, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • News
  • Podcast
  • Olahraga
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Nasional
  • Analisis
  • News
  • Podcast
  • Olahraga
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Nasional
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

63 Peneliti Bahas Masyarakat Hukum Adat di USK

SAGOE TV by SAGOE TV
August 24, 2022
in News, Reportase
Reading Time: 4 mins read
A A
0
63 Peneliti Bahas Masyarakat Hukum Adat di USK
Share on FacebookShare on Twitter

Banda Aceh – Sebanyak 63 peneliti dari berbagai kampus di Indonesia, akan mempresentasikan hasil kajiannya tentang masyarakat hukum adat dalam Simposium Nasional bertema “Dilema Masyarakat Hukum Adat di Indonesia”. Kegiatan  dilaksanakan Pusat Studi Hukum, Islam, dan Adat Universitas Syiah Kuala, Darussalam, itu akan berlangsung pada Kamis-Jumat (25-26/8) mendatang.

Menurut Ketua Panitia, Dr Sulaiman Tripa, pembicara kunci yang konfirmasi bisa berhadir untuk acara ini adalah Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Agraria Masyarakat Adat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

BACA JUGA

Yayasan IDH Temui Wagub Aceh, Bahas Sinergi untuk Pembangunan Berbasis Lingkungan

Muslim Armas, Diaspora Aceh Pemilik Delapan Perusahaan Nasional dan Ketua Umum TIM

“Bapak Dr Bambang Supriyanto dan Bapak Dr Yagus Suyadi SH MSi, sudah mengonfirmasi akan hadir,” kata Sulaiman di Darussalam, Selasa (23/8) pagi.

Dalam kegiatan ini, tambah Sulaiman, sejumlah pihak akan menyampaikan kajian dan pandangannya terkait masyarakat hukum adat. Selain pembicara dan peneliti dari USK, peserta lain yang akan hadir langsung maupun daring, berasal dari Universitas Malikussaleh, Universitas Teuku Umar, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Lampung, WRI Indonesia, IAIN Lhokseumawe, Universitas Muhammadiyah, Universitas Indonesia, Universitas Pakuan, Universitas Bhayangkara, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Andalas. Bahkan ada satu penulis dari Department of Islamic Studies, NUML-Islamabad.

“Selain 50 peneliti yang mengirim makalahnya, ada 13 pemateri utama yang khusus diundang untuk mengisi tiga sesi diskusi,” tambahnya.

Pemateri yang khusus diundang, antara lain Dr Rikardo Simarmata (pakar adat dari Universitas Gadjah Mada), Prof Dr Kurniawarman SH MH (pakar  hukum Agraria dari Universitas Andalas), Prof Dr Ahmad Humam Hamid MA (pakar sosiologi pedesaan USK), Dr M Adli Abdullah (Kementerian Agraria dan Tata Ruang), A Hanan SP MM (Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Yustina Ogoney (perwakilan perempuan adat Suku Moskona Papua Barat), Dr M Gaussyah SH MH (pakar hukum tata negara USK), Tgk. Mukim Ilyas (Mukim Beungga, Tangse), Agung Wibowo (Perkumpulan Huma), Rizki Januar (WRI), dan Zulfikar Arma (JKMA). Mewakili pusat studi, akan disampaikan hasil kajian oleh Dr Teuku Muttaqin Mansur MH.

Baca Juga:  Mengapa Negeri Kaya Alam, Tetapi Aceh Miskin?

Kegiatan ini sendiri, menurut Sulaiman Tripa, didukung sejumlah lembaga mitra yang selama ini melaksanakan pendampingan di Aceh. Masing-masing mitra membantu kebutuhan kegiatan secara gotong royong. Bahkan panitia berkomunikasi dengan semua pihak sejak awal dari perencanaan kegiatan. “Ada World Resource Institute (WRI) Indonesia yang selama ini mendampingi masyarakat di Aceh. Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAKA) yang fokus pada isu kehutanan dan hutan Leuser. Selain itu ada Perkumpulan HuMa Jakarta yang selama ini konsen dengan masyarakat adat. Di Aceh sendiri ada Jaringan Komunitas Masyarakat Adat (JKMA) Aceh. Termasuk Geuthee Institute dan Bandar Bandar Publishing,” rinci Sulaiman, yang menyampaikan bahwa pusat riset juga secara khusus berkoordinasi dengan Pemerintah Aceh.

Di tempat terpisah, Ketua Pusat Riset Hukum, Islam, dan Adat USK, Dr Azhari Yahya SH MCL MA menyebutkan kegiatan ini sangat penting dalam mengkomunikasikan berbagai persoalan yang dihadapi semua pihak.

“Sebagai lembaga riset, secara keilmuan kami ingin menawarkan alternatif-alternatif solusi yang memungkinkan dilakukan pemerintah terkait dengan masalah dalam masyarakat,” ujar Azhari.

Melalui simposium ini, menurut Azhari, pihaknya berharap akan menjadi momentum untuk saling mendiskusikan jika ada masalah yang ada untuk mencari solusi terbaik bagi kemaslahatan bersama.

“Sebagai akademisi, kami ingin berkontribusi dalam hal pemikiran,” pungkasnya.
Berbagai kajian dan bahasan, diharapkan pihaknya, nanti akan bermanfaat bagi banyak pihak. “Kita mempersiapkan publikasi prosiding dan jurnal,” pungkasnya.

Sebanyak 63 peneliti dari berbagai kampus di Indonesia, akan mempresentasikan hasil kajiannya tentang masyarakat hukum adat dalam Simposium Nasional bertema “Dilema Masyarakat Hukum Adat di Indonesia”.

Kegiatan yang dilaksanakan Pusat Studi Hukum, Islam, dan Adat Universitas Syiah Kuala, Darussalam, itu akan berlangsung pada Kamis-Jumat (25-26/8) mendatang.

Baca Juga:  Operasi Lilin Seulawah Pengamanan Nataru di Aceh, 2.795 Personel Gabungan Dikerahkan

Menurut Ketua Panitia, Dr Sulaiman Tripa, pembicara kunci yang konfirmasi bisa berhadir untuk acara ini adalah Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Agraria Masyarakat Adat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

“Bapak Dr Bambang Supriyanto dan Bapak Dr Yagus Suyadi SH MSi, sudah mengonfirmasi akan hadir,” kata Sulaiman di Darussalam, Selasa (23/8) pagi.

Dalam kegiatan ini, tambah Sulaiman, sejumlah pihak akan menyampaikan kajian dan pandangannya terkait masyarakat hukum adat. Selain pembicara dan peneliti dari USK, peserta lain yang akan hadir langsung maupun daring, berasal dari Universitas Malikussaleh, Universitas Teuku Umar, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Lampung, WRI Indonesia, IAIN Lhokseumawe, Universitas Muhammadiyah, Universitas Indonesia, Universitas Pakuan, Universitas Bhayangkara, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Andalas. Bahkan ada satu penulis dari Department of Islamic Studies, NUML-Islamabad.

“Selain 50 peneliti yang mengirim makalahnya, ada 13 pemateri utama yang khusus diundang untuk mengisi tiga sesi diskusi,” tambahnya.

Pemateri yang khusus diundang, antara lain Dr Rikardo Simarmata (pakar adat dari Universitas Gadjah Mada), Prof Dr Kurniawarman SH MH (pakar  hukum Agraria dari Universitas Andalas), Prof Dr Ahmad Humam Hamid MA (pakar sosiologi pedesaan USK), Dr M Adli Abdullah (Kementerian Agraria dan Tata Ruang), A Hanan SP MM (Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Yustina Ogoney (perwakilan perempuan adat Suku Moskona Papua Barat), Dr M Gaussyah SH MH (pakar hukum tata negara USK), Tgk. Mukim Ilyas (Mukim Beungga, Tangse), Agung Wibowo (Perkumpulan Huma), Rizki Januar (WRI), dan Zulfikar Arma (JKMA). Mewakili pusat studi, akan disampaikan hasil kajian oleh Dr Teuku Muttaqin Mansur MH.

Baca Juga:  Wagub Aceh Pimpin Upacara Hardiknas, Ajak Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua

Kegiatan ini sendiri, menurut Sulaiman Tripa, didukung sejumlah lembaga mitra yang selama ini melaksanakan pendampingan di Aceh. Masing-masing mitra membantu kebutuhan kegiatan secara gotong royong. Bahkan panitia berkomunikasi dengan semua pihak sejak awal dari perencanaan kegiatan. “Ada World Resource Institute (WRI) Indonesia yang selama ini mendampingi masyarakat di Aceh. Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAKA) yang fokus pada isu kehutanan dan hutan Leuser. Selain itu ada Perkumpulan HuMa Jakarta yang selama ini konsen dengan masyarakat adat. Di Aceh sendiri ada Jaringan Komunitas Masyarakat Adat (JKMA) Aceh. Termasuk Geuthee Institute dan Bandar Bandar Publishing,” rinci Sulaiman, yang menyampaikan bahwa pusat riset juga secara khusus berkoordinasi dengan Pemerintah Aceh.

Di tempat terpisah, Ketua Pusat Riset Hukum, Islam, dan Adat USK, Dr Azhari Yahya SH MCL MA menyebutkan kegiatan ini sangat penting dalam mengkomunikasikan berbagai persoalan yang dihadapi semua pihak.

“Sebagai lembaga riset, secara keilmuan kami ingin menawarkan alternatif-alternatif solusi yang memungkinkan dilakukan pemerintah terkait dengan masalah dalam masyarakat,” ujar Azhari.

Melalui simposium ini, menurut Azhari, pihaknya berharap akan menjadi momentum untuk saling mendiskusikan jika ada masalah yang ada untuk mencari solusi terbaik bagi kemaslahatan bersama.

“Sebagai akademisi, kami ingin berkontribusi dalam hal pemikiran,” pungkasnya.
Berbagai kajian dan bahasan, diharapkan pihaknya, nanti akan bermanfaat bagi banyak pihak. “Kita mempersiapkan publikasi prosiding dan jurnal,” pungkasnya.

Tags: acehBanda Acehmasyarakat hukum adatpenelitiansulaiman tripaUniversitas Syiah KualaUSK
ShareTweetPinSendShare
Seedbacklink
SAGOE TV

SAGOE TV

SAGOETV.com adalah platform media digital yang memberi sudut pandang mencerahkan di Indonesia, berbasis di Banda Aceh. SAGOETV.com fokus pada berita, video, dan analisis dengan berbagai sudut pandang moderat.

Related Posts

Yayasan IDH Temui Wagub Aceh, Bahas Sinergi untuk Pembangunan Berbasis Lingkungan
News

Yayasan IDH Temui Wagub Aceh, Bahas Sinergi untuk Pembangunan Berbasis Lingkungan

by SAGOE TV
May 14, 2025
Muslim Armas, Diaspora Aceh Pemilik Delapan Perusahaan Nasional dan Ketua Umum TIM
News

Muslim Armas, Diaspora Aceh Pemilik Delapan Perusahaan Nasional dan Ketua Umum TIM

by Mustafa Marwidin
May 14, 2025
Gubernur Muzakir Manaf Tiba Kembali di Aceh
News

Gubernur Muzakir Manaf Tiba Kembali di Aceh

by SAGOE TV
May 14, 2025
Wakil Gubernur Aceh Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Tangani Inflasi dan Percepat Digitalisasi Daerah
News

Wakil Gubernur Aceh Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Tangani Inflasi dan Percepat Digitalisasi Daerah

by SAGOE TV
May 14, 2025
Jemaah Haji Aceh Akan Dapat Living Cost Masing-masing 750 Riyal Saudi
News

Jemaah Haji Aceh Akan Dapat Living Cost Masing-masing 750 Riyal Saudi

by SAGOE TV
May 14, 2025
Load More

POPULAR NEWS

Waled Landeng: Prioritaskan Non-ASN R2 dan R3 Jadi PPPK Penuh Waktu

Waled Landeng: Prioritaskan Non-ASN R2 dan R3 Jadi PPPK Penuh Waktu

February 21, 2025
Gampong Lam Geu Eu Raih Juara Pawai Takbir Idul Fitri 1446 H Aceh Tahun 2025

Gampong Lam Geu Eu Raih Juara Pawai Takbir Idul Fitri 1446 H Aceh Tahun 2025

March 31, 2025
UIN Ar-Raniry Buka Prodi Manajemen Industri Halal, Mulai Terima Mahasiswa Baru

UIN Ar-Raniry Buka Prodi Manajemen Industri Halal, Mulai Terima Mahasiswa Baru

April 18, 2025
Realitas di Aceh Lebih ‘Bid’ah’ dari Filmnya

Realitas di Aceh Lebih ‘Bid’ah’ dari Filmnya

April 18, 2025
Wali Nanggroe, Waled Landeng dan Cap Sikureung di Malaya

Wali Nanggroe, Waled Landeng dan Cap Sikureung di Malaya

February 21, 2025

EDITOR'S PICK

Antara Finterra dan GNFI: Inspirasi dari Dua Sahabat Beda Negara

Antara Finterra dan GNFI: Inspirasi dari Dua Sahabat Beda Negara

March 14, 2025
Universitas Syiah Kuala USK Aceh

USK Buka Prodi Baru Teknologi Industri Hasil Perikanan

January 20, 2025
Dubes Uni Emirat Arab Akan Kunjungi Aceh, Dijadwalkan Bukber di Masjid Fathun Qarib

Dubes Uni Emirat Arab Akan Kunjungi Aceh, Dijadwalkan Bukber di Masjid Fathun Qarib

March 7, 2025
Satia, sagoe.id

Mengapa Finlandia Tetap Bahagia saat Pandemi?

March 24, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.