SAGOE TV | BANDA ACEH – Tim mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) berhasil menciptakan inovasi sabun cuci tangan ramah lingkungan bernama Caffresh, yang terbuat dari ampas kopi dan kulit jeruk nipis. Produk kreatif ini lolos seleksi Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) dan meraih pendanaan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia.
Tim Caffresh diketuai oleh Putri Nabila, dengan anggota Nadhifa Aini, Nasywa Humaira Nasrul, dan Rifa Azzura dari Program Studi Farmasi, serta Elvira Qurratul Aini dari Program Studi Manajemen. Seluruh proses pengembangan produk ini berada di bawah bimbingan langsung Apt. Fajar Fakri, S.Farm., M.S.Farm.
Putri menjelaskan, ide kreatif ini bermula dari keprihatinan tim terhadap limbah ampas kopi yang terus meningkat seiring dengan tingginya konsumsi kopi di masyarakat. “Alih-alih menjadi sampah, kami memutuskan untuk memanfaatkannya sebagai bahan utama sabun, sekaligus memberikan nilai tambah bagi kesehatan kulit,” kata Putri, Sabtu (20/9/2025).
Secara ilmiah, ampas kopi mengandung antioksidan yang melindungi kulit dari radikal bebas, serta butiran halus yang berfungsi sebagai eksfoliator alami. Sementara itu, kulit jeruk nipis dipilih karena kandungan vitamin C-nya yang mencerahkan kulit, serta minyak atsiri dan senyawa lain seperti tanin, saponin, fenol, dan alkaloid yang memiliki sifat antibakteri alami.
“Tim Caffresh tidak hanya fokus pada manfaat, tetapi juga pada keamanan dan kualitas produk. Sabun ini diformulasikan dengan pH yang seimbang dan dilengkapi pelembab agar tidak membuat kulit terasa kering atau iritasi,” ujarnya.
Serangkaian uji, termasuk uji iritasi kulit, telah dilakukan untuk memastikan keamanan produk. Hasilnya, Caffresh terbukti aman digunakan, bahkan untuk kulit sensitif.
Selain itu, uji laboratorium menunjukkan bahwa Caffresh memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri yang baik, efektif dalam melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit.
“Uji laboratorium ini menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa produk yang dikembangkan tidak hanya memiliki nilai inovasi, tetapi juga efektivitas nyata,” kata dosen pembimbing, Fajar Fakri.
Ia mengatakan, produk ini diharapkan menjadi contoh kewirausahaan berbasis sains yang menggabungkan keberlanjutan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
“Caffresh membuktikan bahwa inovasi mahasiswa dapat memberikan dampak positif ganda: memanfaatkan limbah yang sebelumnya tidak bernilai sekaligus menyediakan produk yang aman dan bermanfaat,” jelasnya.
Kehadiran Caffresh diharapkan menjadi solusi ramah lingkungan sekaligus mendorong kebiasaan mencuci tangan secara alami dan sehat. “Kami ingin membuktikan bahwa inovasi bisa sejalan dengan kepedulian terhadap lingkungan,” kata Putri.
Melalui inovasi ini, tim Caffresh mengajak masyarakat untuk melihat potensi besar dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita, mengubahnya menjadi sebuah produk yang bermanfaat. Setiap tetes sabun yang digunakan adalah langkah kecil menuju lingkungan yang lebih bersih dan masa depan yang lebih hijau. []