Oleh: Prof. Dr. Rita Khathir, S.TP., M.Sc.
كلكم راع، وكلكم مسؤل عن رعيته (رواه البخارى)
“Setiap kamu adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanmu.”
Penggalan hadits di atas sangat berkesan dalam jiwa saya. Saya, Rita Khathir, dilahirkan 46 tahun silam dan dibesarkan di kota pelajar Darussalam. Pendidikan pertama saya adalah di Taman Kanak-kanak FKIP Unsyiah, selanjutnya selama 9 tahun saya belajar di MIN Tungkob (MIN 20 Aceh Besar saat ini) dan MTsN Tungkob (MTsN 2 Aceh Besar saat ini). Selama 3 tahun berikutnya saya belajar di MAN 1 Banda Aceh, sehingga genap selama 12 tahun saya mendapatkan pendidikan di Madrasah (Sekolah Agama Islam), yang dapat kita katakan sebagai pendidikan dayah modern. Ayah saya, Drs. H. Rusli Ibrahim, berpendapat bahwa anak-anak harus diberikan pendidikan agama yang komprehensif untuk menjadi generasi kuat di masa depan.
Kepemimpinan pribadi berhasil saya buktikan dengan selalu menjadi yang terdepan di kelas, yaitu sebagai juara 1, dan menjadi juara umum pada ujian kenaikan kelas. Saya juga berhasil lulus madrasah ibtidaiyah dengan predikat nilai evaluasi murni (NEM) juara 2 ke Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan waktu ujian kelulusan di madrasah tsanawiyah, saya berhasil meraih juara 1 NEM tertinggi se-rayon (3 kecamatan). Saya juga berhasil lulus MAN 1 Banda Aceh dengan NEM tertinggi.
Pengalaman kepemimpinan yang lebih luas saya peroleh dengan beberapa kesempatan menjadi ketua kelas, menjadi dokter kecil di madrasah ibtidaiyah, menjadi ketua organisasi siswa intra madrasah (OSIM) di madrasah tsanawiyah, dan menjadi wakil ketua remaja dakwah (REDA) di madrasah ‘aliyah.
Pada tahun 1997, saya diterima di dua perguruan tinggi sekaligus, tepatnya di Program Studi Teknik Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK) dan di Program Studi Ilmu Bahasa Arab Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry (Universitas Islam Negeri Ar-Raniry saat ini). Namun pada semester ke-2, saya memutuskan untuk memilih salah satu keilmuan yaitu Ilmu Teknik Pertanian dengan konsentrasi pada Teknologi Pascapanen dengan tujuan untuk lebih fokus dan dapat menggunakan sisa waktu untuk mengabdi kepada orang tua. Secara genetik, saya adalah keturunan ulama, pedagang, dan petani. Oleh karena itu saya bercita-cita menjadi petani modern dan memajukan mekanisasi pertanian di Aceh dan Indonesia.
Pengalaman kepemimpinan selama di perguruan tinggi saya peroleh dari menjadi Wakil Ketua Musala Al-Ikhsan Fakultas Pertanian USK, dan menjadi Bendahara Umum Badan Eksekutif Mahasiswa USK (BEMU).
Pada tahun 2002 saya dapat menyelesaikan studi sarjana dengan predikat cum laude, serta diterima sebagai dosen PNS pada almamater tercinta, program studi Teknik Pertanian USK. Tahun 2006 saya mendapatkan kesempatan studi S-2 ke Jerman atas beasiswa DAAD-Jerman, yang kemudian saya manfaatkan untuk langsung melanjutkan S-3 atas beasiswa Pemerintah Republik Indonesia dalam program beasiswa Luar Negeri Pendidikan Tinggi (LN-DIKTI). Selama 5 tahun di Jerman, saya dipercayakan menjadi ketua pengajian muslimah kota Goettingen, dan aktif dengan program Iqra’ belajar membaca Al-Qur’an bagi anak-anak.
Tahun 2011 saya kembali ke Indonesia dalam usia 32 tahun sebagai seorang Doktor yang tergolong berusia muda. Tahun 2012 saya dipercayakan sebagai sekretaris Jurusan Teknik Pertanian, dan selama 6 bulan di tahun 2016 menjadi pelaksana tugas (Plt) ketua Jurusan Teknik Pertanian, sehubungan kolega saya yang menjabat sebelumnya harus berangkat tugas belajar melanjutkan pendidikan doktoralnya. Saya juga pernah menjadi ketua laboratorium Teknik Pascapanen.
Kepemimpinan adalah keniscayaan yang tidak dapat kita elakkan, di mana kewajiban kita adalah melaksanakan amanah kepemimpinan dengan baik. Pemahaman ini mungkin sederhana, namun terbukti melahirkan keberanian dalam pelaksanaannya. Sedangkan keberanian lahir daripada keyakinan kita pada kebenaran. Kepemimpinan dan keberanian adalah seperti 2 sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan. Beberapa orang kolega bertanya: “Kenapa berani mencalonkan diri?”, lalu saya balik bertanya: “Apa yang ditakuti?”.
Pada tahun 2023, saya yang masih berjabatan akademik Lektor Kepala, pernah mencalonkan diri sebagai dekan Fakultas Pertanian USK, dan berhasil masuk ke putaran terakhir dengan kesempatan menyampaikan pidato visi misi di depan Bapak Rektor USK dan Senat Akademik Universitas. Tahun 2024 saya mendapatkan anugerah gelar profesor tepat pada ulang tahun saya ke-45, dan upacara pengukuhan profesor saya dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2025. Pada 20 Oktober 2025 saya mencalonkan diri sebagai Rektor USK periode 2026-2031, dan pada tanggal 29 Oktober 2025 telah ditetapkan oleh majelis wali amanat (MWA) sebagai salah satu dari 6 bakal calon rektor USK 2026-2031.
Anugerah profesor saya terima dalam bidang kepakaran teknologi pascapanen. Pada tahun 2002 saya melaksanakan penelitian skripsi dengan topik pengeringan dendeng sapi menggunakan sebuah alat pengering energi surya. Tahun 2008 saya melaksanakan penelitian magister dengan topik pengeringan cengkeh dengan menguji alat pengering efek rumah kaca hybrid dengan tungku biomassa yang merupakan rancangan Prof. Kamaruddin Abdullah (Dosen IPB). Tahun 2009-2011 saya melaksanakan penelitian doktoral dengan topik penggunaan panas (termal) menggunakan energi microwave untuk pengontrolan serangga hama gudang pada penyimpanan gandum. Sejak 2002, saya aktif mengajarkan modul terkait seperti teknik pengeringan, teknik pendinginan, fisiologi dan teknologi pascapanen, teknik penyimpanan dan penggudangan, dan bangunan pertanian.
Sejak 2015, dengan dukungan suami dalam kapasitasnya sebagai civil engineering specialist, saya mulai mengembangkan teknologi pengering asal Jerman yang bernama pengering terowongan Hohenheim yang kemudian kami berikan nama pengering terowongan Hohenheim Aceh. Sekitar 27 mahasiswa sudah melakukan riset terkait alat ini dalam kurun waktu 2015-2025 dan telah berhasil lulus sarjana. Berbagai pengembangan desain telah dilakukan meliputi sistem bongkar pasang (knock-down), desain kipas outlet dan pendorong, desain loyang portable, dan desain pengontrol otomatis PID. Dalam kurun waktu 10 tahun, kami telah membangun 20 unit alat dalam berbagai ukuran, baik dengan sumber dana Pemerintah maupun masyarakat. Alat-alat pengering tersebut dimanfaatkan untuk mengeringkan berbagai produk seperti pliek-u, cabai, kopi, coklat, ikan, asam sunti, dan kerupuk. Penggunaan alat pengering untuk produk hasil pertanian dan pangan olahan sangat penting dalam menjaga kualitas produk dan memperoleh sertifikasi halal. Standar kualitas kita “Halalanthayyiban” dapat dicapai.
Selain itu dengan fokus pada produk pliek-u sebagai upaya pelestarian kebudayaan Aceh, kami telah meningkatkan teknologi pengeringan dan pengepresan, sehingga pliek-u yang dihasilkan mempunyai umur simpan sampai 2 tahun. Produk pliek-u telah dikemas dengan bermartabat dan telah dijual secara online di Tokopedia oleh UKM Meugah Pliek. Merespon permasalahan rendahnya nilai guna minyak pliek pada saat ini, di mana masyarakat lebih menyukai minyak goreng berbasis kelapa sawit, kami telah berinovasi menghasilkan sabun mandi berbasis minyak pliek, yaitu sabun pliek Aceh (SPA) yang mempunyai daya anti jamur Candida albicans dan bakteri Staphylococcus auereus.
Kita perlu terus berinovasi dan berkreasi untuk kemajuan dan jangan pernah merasa sudah di puncak ilmu pengetahuan. Semangat kepemimpinan harus dimiliki oleh setiap orang, barulah kita dapat melahirkan berbagai hal yang inovatif. Dengan perpaduan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, kita bisa berkarya untuk Aceh sibanceh secara nyata. Dengan semangat inilah, saya mencalonkan diri sebagai rektor USK 2026-2031, semoga bisa membawa USK menjadi kampus jantong hate rakyat Aceh, memberikan keteladanan di berbagai aspek sebagai pengejawantahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Insya Allah. []




















