Oleh: Risnawati binti Ridwan.
Penulis adalah Alumnus STKS Bandung dan ASN Pemko Banda Aceh.
Beberapa waktu yang lalu sebelum ramadhan tiba, seorang teman menawari saya buku agenda buku catatan ramadhan. Saat saya membolak balik agenda tersebut, ingatan saya menuju masa-masa sekolah dimana kami harus menulis catatan kegiatan dalam mengisi bulan Ramadhan dan kegiatan pesantren kilat yang wajib diikuti di sekolah.
Kemudian sehari sebelum ramadhan, anak saya juga mengatakan bahwa saya harus menandatangani buku catatan ramadhan sebagai bukti aktivitasnya selama bulan ramadhan di rumah. Kebetulan anak saya bersekolah di boarding school dan selama liburan ramadhan menghabiskan waktu bersama di rumah.
Buku catatan ramadhan atau buku catatan aktivitas ramadhan dan kegiatan pesantren kilat merupakan dua aktivitas yang telah berjalan ibarat sebuah tradisi dalam berbagai ragam budaya masyarakat Indonesia. Tentunya ini tidak terlepas dari bangsa Indonesia merupakan bangsa yang paling banyak masyarakat muslimnya. Sehingga kegiatan ramadhan mendapat prioritas dalam aktivitas keseharian masyarakat saat bulan puasa datang dan sebagai bentuk pendidikan karakter bagi anak-anak yang sedang berlatih berpuasa.
Catatan ramadhan adalah buku yang berisi aktivitas-aktivitas yang dilakukan seseorang selama bulan ramadhan selama sebulan penuh. Aktivitas ini sejak bangun sahur sampai dengann tidur kembali. Ditulis dalam buku catatan khusus sebagai bagian dari bentuk kedisiplinan dalam beribadah.
Sedangkan pesantren kilat adalah salah satu kegiatan yang hanya berlangsung saat bulan Ramadhan. Gampangnya, pesantren kilat itu semacam ‘short course’ bagi yang ingin memperdalam ilmu agama. Biasanya, pesantren kilat ini berlangsung selama 2 sampai 3 minggu dan biasanya diperuntukkan bagi anak-anak sekolah.
Buku catatan ramadhan yang ada sampai saat ini merupakan perkembangan dari buku catatan ramadhan pada tahun 80an. Pada masa saya sekolah, buku catatan ramadhan yang harus saya isi adalah buku tulis dimana saya harus mencatat isi khutbah atau ceramah yang diberikan oleh ustadz saat shalat tarawih dan shalat shubuh. Kami harus membuat ringkasan tentang materi khutbah.
Tentunya dengan keharusan membuat ringkasan ini, kami dituntut untuk menyimak ustadz dan fokus dengan apa yang disampaikan oleh ustadz penceramah. Keinginan bermain di sela-sela waktu shalat harus disingkirkan agar bisa membuat tulisan yang sesuai dengan isi ceramah. Setelah shalat selesai, kami juga dituntut untuk meminta tanda tangan dari imam shalat tarawih dan ustadz penceramah.
Merupakan perjuangan berat sebagai anak-anak yang harus menghadapi orang tua yang disegani. Belum lagi jika ustadz mengetes atas hasil tulisan di buku catatan apakah benar kita menyimak atau mencontek buku catatan teman. Bagi anak-anak yang tidak menyimak ceramah tentunya menjadi hal yang sulit jika harus mengajukan buku catatan sendirian. Sehingga untuk anak-anak ini sering ikut bersama dengan teman-teman yang rajin. Dengan harapan buku-buku yang ditumpuk tidak akan diperiksa lagi oleh ustadz penceramah.
Seiring berjalannya waktu, buku catatan ramadhan ini berubah bentuk dan menjadi lebih lengkap dalam proses pengisiannya. Jika pada masa saya dulu hanya berbentuk buku tulis, dan setiap lembarnya menulis ringkasan ceramah shalat tarawih dan shalat shubuh, maka di akhir periode ramadhan maka buku tulis isi 60 lembar akan penuh dengan ringkasan ceramah beserta tanda tangan ustadznya.
Pada periode tahun 2000, saya pernah melihat buku catatan ramadhan adik-adik saya, telah ada kolom centang harian aktivitas ramadhan sejak sahur dan malam hari. Kegiatan-kegiatan telah dibuat dalam bentuk kolom diisi dengan uraian kegiatan sebelah kiri dan centang sebelah kanan. Ditulis juga waktu mengerjakan aktivitas tersebut. Biasanya aktivitas yang ditulis adalah shalat lima waktu, tadarus Al-Quran, belajar di sekolah atau madrasah atau pesantren kilat jika aktivitas sekolah diliburkan.
Dan sekarang buku catatan ramadhan semakin bagus dan lengkap. Buku buku catatan ini telah dapat dibeli di toko buku dengan desain yang bagus dan menarik bagi anak-anak. Buku catatan agenda ramadhan sekarang telah dilengkapi dengan kalendar ramadhan yang merupakan lembar centang harian untuk menandai jumlah hari Ramadhan yang sudah terlewati. Lembar daftar kegiatan yang bisa diisi anak untuk mendata kegiatan asyik apa saja yang bisa ia lakukan selama Ramadhan. Ini untuk melatih anak membuat perencanaan.
Kemudian lembar centang ibadah. Di sini anak dilatih untuk jujur dan disiplin melaksanakan ibadah selama bulan puasa. Ada juga lembar ulasan buku. Ini adalah lembar menulis kreatif untuk anak. Dalam lembaran ini ada langkah-langkah menulis ulasan sederhana yang mudah dipahami anak. Lembar ulasan ini bisa juga diisi dengan kegiatan yang dilakukan selain dan belum termasuk dalam rincian aktivitas yang ada di buku agenda. Dan masih banyak lembaran belajar lainnya seperti lembar belajar bahasa arab, lembar buku catatan harian, lembar aktivitas dan lembar syukur.
Salah satu tradisi yang tidak pernah lepas dari bulan Ramadhan yaitu tradisi kegiatan pesantren kilat. Pada masanya dulu, kegiatan ini selalu ada di setiap sekolah mulai dari jenjang SD sampai SMA. Pesantren kilat adalah pesantren yang diadakan dalam waktu singkat sekitar 2 sampai dengan 3 minggu. Disebut pesantren karena anak-anak belajar secara fokus tentang agama, dan disebut kilat karena waktunya yang super cepat. Materi-materi yang disajikan seperti Baca Tulis Al-Qur’an, Sejarah Islam, Fiqih, Akhlaq dan lain sebagainya. Peserta dalam pesantren kilat pun dibagi menurut kemampuannya. Biasanya mulai dari kelompok pemula sampai kelompok lanjutan.
Tujuan diadakannya pesantren kilat adalah agar aktivitas anak lebih terarah. Dimana biasanya kegiatan sekolah diliburkan selama ramadhan, dan untuk mengisi aktivitas anak yang lebih bermanfaat maka diadakanlah pesantren kilat ini. Selain itu pesantren kilat juga sebagai media pembelajaran khusus tentang ramadhan dan materi Islam lainnya.
Di daerah yang dikenal dengan sebutan Serambi Mekkah, kegiatan pesantren kilat atau sekarang lebih sering disebut Daurah Ramadhan merupakan aktivitas yang menjadi kebutuhan penting bagi anak-anak dan orang tua. Bagi anak, kegiatan daurah ramadhan ini merupakan alternatif kegiatan sehingga selama ramadhan anak tidak melakukan hal-hal negatif yang dapat membatalkan puasa dan mengisi waktu yang bermanfaat dikarenakan sekolah libur. Sedangkan bagi orang tua, kegiatan ini untuk mendukung anak mendapatkan pengetahuan agama dan sebagai alat ukur orang tua mengetahui kemampuan diri sendiri terhadap ilmu agama itu sendiri.
Selain pemerintah daerah, banyak kelompok masyarakat juga yang mengadakan dan mendukung terlaksananya kegiatan ini. Semakin banyak lokasi dapat menjadi pilihan untuk melakukan aktivitas pesantren kilat sehingga menjadi lebih mudah dalam mengisi buku catatan ramadhan.
Namun sekarang buku catatan ramadhan tidak lagi meminta tanda tangan ustadz penceramah dan imam mesjid, tapi tanda tangan orang tua si anak. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua mempunyai tanggung jawab besar atas kedisiplinan anak menjalankan ibadah ramadhan. Dan sebagai pengontrol bagi si anak sehingga anak dapat melatih diri menjadi jujur kepada guru dan orang tuanya, dan terutama untuk dirinya sendiri
Harapannya adalah adanya aktivitas ramadhan membuat anak belajar melatih diri untuk tetap bisa produksi selama menjalankan ibadah puasa. Ibadah puasa tidak dijadikan alasan untuk hanya berdiam diri karena tidak makan dan minum. Namun juga dapat diisi dengan aktivitas yang selain dapat meng upgrade kemampuan diri juga dapat meningkatkan ketaqwaan. Sehingga kesinambungan kegiatan ini sangat diperlukan demi adanya bentuk disiplin dalam karakter si anak kelak. (RbR).[]