SAGOE | JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung sektor kebahasaan dan kesastraan dengan mengadakan kegiatan Pembekalan Calon Penerima Bantuan Pemerintah (Banpem) Bidang Kebahasaan dan Kesastraan Tahun 2024 Periode II. Kegiatan ini diselenggarakan dari tanggal 26 hingga 30 Agustus 2024 di Hotel Gran Melia, Jakarta.
Program pemberian banpem ini merupakan bagian dari inisiatif pemerintah dalam rangka mendukung komunitas sastra yang telah berkontribusi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan di daerah. Program ini juga merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat keberadaan dan peran komunitas sastra di tengah masyarakat, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi yang makin kompleks. Dengan adanya pemberian banpem ini, pemerintah berharap agar komunitas sastra dapat memanfaatkan bantuan yang diberikan dengan sebaik-baiknya sehingga karya-karya sastra yang dihasilkan dapat terus hidup dan berkembang. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas karya sastra Indonesia sehingga mampu bersaing di kancah internasional.
Dalam laporannya, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, menyampaikan bahwa kegiatan pembekalan yang diselenggarakan sebagai bagian dari proses pemberian bantuan kepada komunitas sastra ini adalah agar para komunitas dapat melaksanakan dan melaporkan kegiatannya dengan lebih akuntabel dan berkualitas. Setelah melalui tahap verifikasi berkas dan penjurian, hanya 43 komunitas sastra dan 51 sastrawan yang lulus penilaian dewan juri di tahap II ini. Verifikasi berkas dan penjurian memang sangat ketat sehingga komunitas dan para sastrawan yang hadir di Jakarta ini adalah komunitas dan para sastrawan terpilih,ā ujarnya.
āKegiatan pembekalan ini dihadiri oleh ketua dan bendahara komunitas sastra serta sastrawan dari seluruh penjuru tanah air, mulai dari Papua hingga Aceh Darussalam. Para sastrawan penerima penghargaan, baik pada tahap pertama maupun tahap kedua ini kami harapkan bisa mengumpulkan karya kreatif, baik puisi maupun prosa, yang akan kami antologikan sebagai karya yang merupakan legasi kita semua terhadap program yang mendapat apresiasi berbagai pihak,ā lanjutnya, seraya mengimbau para sastrawan untuk bisa meramaikan jagat maya (platform berbagai media sosial) dan jagat nyata dengan tulisan atau berita tentang banpem komunitas sastra ini.
Kegiatan pembekalan ini diikuti oleh 43 komunitas sastra (tiap-tiap komunitas diwakili oleh ketua dan bendahara) dan 51 sastrawan yang telah lulus seleksi sebagai calon penerima bantuan pemerintah untuk periode kedua tahun 2024. Proses seleksi dilakukan dengan sangat ketat, mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kontribusi nyata para peserta dalam dunia sastra, potensi pengembangan program yang diajukan, serta dampak yang diharapkan dari pelaksanaan program tersebut. Para peserta berasal dari berbagai daerah di Indonesia, yang mewakili keberagaman budaya dan bahasa di nusantara. Kehadiran mereka dalam kegiatan ini menunjukkan komitmen kuat dari para sastrawan dan komunitas sastra dalam melestarikan dan mengembangkan sastra Indonesia.
Selain mendapatkan materi tentang tata kelola keuangan, kegiatan ini juga menjadi kesempatan bagi para calon penerima banpem untuk berinteraksi langsung dengan pihak penyelenggara. Interaksi ini diharapkan dapat membuka ruang diskusi yang konstruktif mengenai program-program yang akan dijalankan oleh para penerima banpem. Melalui diskusi ini, para peserta dapat menyampaikan ide-ide kreatif mereka serta berdialog mengenai kendala-kendala yang mungkin dihadapi selama pelaksanaan program. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap program yang dijalankan dapat memberikan hasil yang maksimal dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Kepala Badan Bahasa sekaligus Plt. Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, E. Aminudin Aziz, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih, khususnya kepeda sastrawan senior yang sudah menyempatkan untuk hadir di acara ini. āSejak 2020 ketika menjabat sebagai Kepala Badan Bahasa ada satu ungkapan yang selalu saya ingat, yakni, unjuk nurani para sastrawan yang menyampaikan langsung kepada saya, bahwa negara kurang perhatian terhadap sastrawan. Oleh karena itu, kami menginisiasi banpem untuk para pegiat sastra dan literasi ini, melalui jalan yang tidak mudah karena memerlukan persetujuan dari Kementerian Keuangan dan Bappenas. Selama hampir dua tahun kami berdiskusi untuk program Bantuan Pemerintah ini,ā ujarnya.
āTahun 2023 adalah pertama kali kami dapat memberikan bantuan pemerintah dalam dua bentuk. Pertama, yaitu apresiasi kepada sastrawan yang sudah 40 tahun berkarya dan masih terus berkarya. Kedua, adalah fasilitasi bagi komunitas sastra. Tahun ini, Komunitas yang mengajukan banpem cukup dengan menyertakan surat dari kepala desa atau kelurahan dan disahkan oleh camat sehingga dapat dikatakan proses untuk tahun ini relatif lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya yang harus menyertakan bukti berupa akta notaris. Dalam banpem kita berada dalam konsep berpikir tiga tepat, yakni tepat sasaran, tepat aturan, dan tepat guna. Tepat sasaran berarti penerima banpem ini adalah betul-betul mereka yang berhak menerimanya. Selanjutnya, tepat aturan berarti segala hal terkait administratif perlu dipenuhi oleh calon penerima banpem. Sementara itu, tepat guna bermakna bantuan ini digunakan untuk pengembangan kreativitas di komunitas dan untuk perseorangan digunakan untuk tetap berkarya,ā pungkasnya. (NF)