• Tentang Kami
Tuesday, December 2, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • BENCANA SUMATERA 2025
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • BENCANA SUMATERA 2025
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Malam Puasa 2: Rumus Berhentilah Sebelum Kenyang

Sulaiman Tripa by Sulaiman Tripa
March 8, 2025
in Ramadhan
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Dr Sulaiman Tripa

Dr. Sulaiman Tripa. Foto: Dokpri

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Sulaiman Tripa
Penulis Buku dan Akademisi USK

Saya menggunakan Puasa –untuk menyebut Ramadhan atau Ramadan dalam kata bakunya—karena dalam masyarakat Aceh, lebih sering menyebut Puasa untuk bulan ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.kemdikbud.go.id), Ramadan (atau kata tidak baku Ramadhan, dimaksudkan sebagai bulan kesembilan tahun Hijriah (29 atau 30 hari), pada bulan ini orang Islam yang sudah akil baligh diwajibkan berpuasa. Sementara kata puasa, secara etimologi berarti pantangan, penahanan nafsu, minum dan makan dengan sengaja. Ada dua makna dalam kamus, yakni (1) meniadakan makan, minum, dan sebagainya dengan sengaja (terutama bertalian dengan keagamaan); (2) salah satu rukum Islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari; saum. Jadi saya menggunakan kata Puasa ketimbang Ramadan, hanya untuk memuaskan rasa publik saja.

Momentum puasa harus dimanfaatkan secara maksimal. Pertanyaan dengan kata apa, mengapa, dan bagaimana, harus selalu muncul dalam pelaksanaan ibadah ini dan ibadah lainnya. Dan semua itu membutuhkan jawaban masing-masing yang berbeda. Pertanyaan dengan menggunakan kata-kata itu, baik mereka yang menanyakan maupun orang yang ditanya, akan memahami seperti apa jawaban yang dibutuhkan. Sadar atau tidak, mereka yang memberi jawaban akan mengungkap secara lebih dalam.

BACA JUGA

Malam Puasa 30, Selesaikanlah Urusan dengan Manusia

Malam Puasa 29, Apa yang Membekas dari Puasa Kita?

Suatu pertanyaan yang ingin menjawab sebatas apa, maka potretnya sebatas apa yang dilihat. Mengapa, sudah ada rasionalisasi alasan di balik apa yang dilihat itu. Sudah lebih mendalam. Sesuatu yang dilakukan, tidak sebatas mengambarkan apa sesuatu itu, melainkan sudah menjangkau lebih jauh, mengapa sesuatu itu dilakukan. Jadi apapun ketika ditanya dengan kata mengapa, selalu membutuhkan jawaban lebih mendalam dibandingkan dengan kata apa. Soal apakah pertanyaan dengan kata “apa” lebih penting dari “mengapa”, saya kira menjadi konteks lainnya.

Baca Juga:  Malam Puasa 30, Selesaikanlah Urusan dengan Manusia

Atas dasar itulah, tentu sangat berat menjawab mengapa seseorang itu harus bahagia terhadap sesuatu yang kita tunggu. Momentum tertentu yang ditunggu dengan senang dan bahagia, maka proses menunggunya juga akan berbeda. Menanti seseorang akan hadir di rumah kita secara khusus, maka orang yang menunggu itu akan memiliki sesuatu yang sulit dibahasakan. Rumit saat diungkapkan dengan kata-kata. Bisa dibayangkan sesuatu yang ditunggu itu diganjar dengan sesuatu yang sungguh luar biasa.

Begitulah adanya. Sebelum datangnya 1 Puasa –yang berdasarkan pertemuan banyak pihak dan pemerintah memutuskan bahwa sejak semalam sudah mulai masuk bulan Puasa —ada garansi bahwa orang yang bahagia karena kedatangannya akan jauh dari api neraka. Berbahagia saja, sudah begitu jatahnya. Konon lagi ketika benar-benar tiba waktunya, setiap orang akan menyambutnya dengan mengisi setiap detik dengan ibadah. Ruang waktu inilah kita bisa melakukan berbagai ragam aktivitas yang bernilai ibadah di bulan ini.

Orang yang dari segi kesehatan membutuhkan istirahat organ tubuhnya, maka bulan ini juga sangat tepat waktunya. Dengan puasa yang benar, akan berimplikasi kepada kesehatan masing-masing kita. Banyak orang di dunia yang sudah menggeluti puasa sebagai jalan keluar untuk mengontrol diri dari berbagai gangguan kesehatan. Ada satu panduan makan dalam agama yang sering kita dengar, bahwa berhenti makan itu tidak mesti setelah kenyang –kita harus belajar untuk berhenti makan sebelum kenyang, dan memulai makan sebelum lapar. Ternyata antara lapar dan kenyang pun, ketika dikontrol oleh yang melakukannya (manusia), maka ia sesuatu yang terkendali. Implikasinya tentu saja bagi kondisi tubuh.

Untuk tidak terlalu jauh, kembali ke soal mengapa, alasan di atas sudah bisa menjawab sekilas. Tentu ada banyak alasan lain yang mendalam, yang secara fisik bisa ditandai dengan pola-pola biasa. Di tempat tertentu, seperti tempat kita, misalnya, sehari sebelum puasa, ada tradisi makan daging –maksudnya makan nasi dengan lauk daging yang disediakan secara khusus. Dalam masyarakat kita, tidak banyak momentum orang memakan daging. Hanya sejumlah momentum saja yang memungkinkan makan daging secara massal.

Baca Juga:  Malam Puasa 20, Memastikan Selalu Evaluasi Diri

Memang orang yang mampu, kapan saja bisa makan daging. Mereka tinggal ke pasar daging, keluarkan dompet, lalu bisa membawa pulang. Banyak orang yang tidak begitu. Berbeda dengan orang-orang berduit, ada orang yang menunggu berbulan-bulan datangnya momentum makan daging. Minimal mereka akan memotong ayam atau bebek yang dipelihara dalam waktu berbulan-bulan sebelumnya.

Banyak orang yang sengaja memelihara ayam dan bebek bukan untuk dijual, melainkan untuk digunakan pada momentum ini. Suatu persiapan yang luar biasa bersemangatnya. Selain makan daging pada hari sebelum puasa, daging juga digunakan untuk makan bersama dalam rangka merayakan hari lahir Nabi. Lantas, apakah sama nilainya orang yang tinggal ke pasar daging, beli bertumpuk-tumpuk dan bawa pulang untuk dimasak, dengan mereka yang mendapatkan daging dari hasil peliharaannya sendiri? Tentu tidak sama.

Potret ini mungkin terlalu sederhana sekiranya dimaksudkan untuk menjawab soal di atas secara utuh. Apalagi dengan contoh lain, di kampung saya ada banyak tradisi yang hidup menyala di bulan penuh rahmat ini. Tidak ada di bulan yang lain, sebulan penuh di meunasah (musalla) tersedia bubur kanji –istilah yang disebut terakhir berbeda maksudnya dengan kata kanji yang lain. Bubur kanji ini dibuat dari beras dan santan dengan berbagai rempah di dalamnya. Sesekali, ketika ada orang yang menyumbang, ditambah daging ayam atau bebek. Sebenarnya bubur ini tersedia di tempat tertentu, di bulan yang lain. Di beberapa tempat di kota selalu ada, dengan menu yang terukur. Ketika orang merasa rindu dengan bubur ini, masing-masing akan membuat sendiri. Namun itu berbeda, ketika bisa antre untuk mendapatkan bagian secara gratis, dengan berbekal tempat yang terbuat dari bambu. Dan kanji itu, sadarilah, selalu berbeda dengan yang tersedia di pasar.

Baca Juga:  Rektor UNIDA Kunjungi Sagoe TV

Sebagaimana aktivitas yang lain, orang-orang yang menunggu even penting seperti puasa, tidak selalu diungkapkan dengan kata-kata. Orang-orang yang memahami betapa besar hikmah dan ganjaran dalam bulan ini, akan menungguinya dengan penuh rasa rindu. Menunggu akan diikuti dengan berbagai persiapan agar berhasil melakoni dan menjemput berbagai hikmah yang tersedia di dalamnya. Orang-orang yang tidak mempersiapkan diri, diragukan ia sedang merindui.

Pertanyaan kemudian sedikit bergeser, tidak semata mengapa harus bahagia, melainkan apa yang kemudian dilakukan oleh orang-orang yang merasa harus bahagia tersebut. Apakah kita akan berhenti hanya dengan merasa bahagia saja? Tentu saja tidak. Momentum inilah, menjadi saat berharga bagi kita untuk mencapai lebih jauh dalam memaknai bulan Puasa –bulan yang dijanjikan ampunan oleh Allah bagi siapa yang melaksanakannya.Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

[es-te, Sabtu, 1 Puasa 1446; 1 Maret 2025]

Tags: acehPuasaRamadansulaiman tripa
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Sulaiman Tripa

Sulaiman Tripa

Sulaiman Tripa adalah analis sosial legal dan kebudayaan. Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.

Related Posts

sulaiman tripa
Ramadhan

Malam Puasa 30, Selesaikanlah Urusan dengan Manusia

by Sulaiman Tripa
March 29, 2025
Dr Sulaiman Tripa
Ramadhan

Malam Puasa 29, Apa yang Membekas dari Puasa Kita?

by Sulaiman Tripa
March 28, 2025
sulaiman tripa
Ramadhan

Malam Puasa 28, Belajar Mengelola Nafsu

by Sulaiman Tripa
March 27, 2025
sulaiman tripa
Ramadhan

Malam Puasa 27, Connecting People dan Pentingnya Komunikasi

by Sulaiman Tripa
March 26, 2025
sulaiman tripa
Ramadhan

Malam Puasa 26, Menjelang Detik-detik Akhir

by Sulaiman Tripa
March 25, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Update Donasi untuk Bencana Sumatera 2025, Berikut Daftar Penyumbang Sementara, Selasa 2 Desember 2025

Update Donasi untuk Bencana Sumatera 2025, Berikut Daftar Penyumbang Sementara, Selasa 2 Desember 2025

December 2, 2025
Wajah Kolonial Dalam Tanggap Bencana Aceh

Wajah Kolonial Dalam Tanggap Bencana Aceh

December 2, 2025
Evaluasi Diri Calon Rektor Perempuan USK

Evaluasi Diri Calon Rektor Perempuan USK

November 27, 2025
Bencana Aceh; Tambang Ilegal dan Hutan Berubah Sawit

36 Jam Terjebak Banjir Aceh; Ini Bencana Seperti Tsunami

November 30, 2025
100 Warga Terjebak Banjir di Sekolah IT Pante Geulima Berhasil Dievakuasi Tim SAR Gabungan

100 Warga Terjebak Banjir di Sekolah IT Pante Geulima Berhasil Dievakuasi Tim SAR Gabungan

November 29, 2025
Bencana Aceh; Tambang Ilegal dan Hutan Berubah Sawit

Bencana Aceh; Tambang Ilegal dan Hutan Sawit

November 29, 2025
Tim SAR Bireuen Fokus Evakuasi Warga Terjebak Banjir dan Cari Korban Hilang

Tim SAR Bireuen Fokus Evakuasi Warga Terjebak Banjir dan Cari Korban Hilang

November 29, 2025
Aceh Darurat Banjir: 16 Daerah Terendam, 20.759 Warga Mengungsi

Aceh Darurat Banjir: 16 Daerah Terendam, 20.759 Warga Mengungsi

November 29, 2025
Darurat Banjir Aceh: Jembatan Putus, 60 Warga Samar Kilang Terjebak di Kebun

Darurat Banjir Aceh: Jembatan Putus, 60 Warga Samar Kilang Terjebak di Kebun

November 29, 2025

EDITOR'S PICK

Biaya Haji 2025 untuk Embarkasi Aceh Rp46.922.333

Kakanwil Kemenag Aceh Instruksikan Pemantauan dan Aksi Kemanusiaan di Wilayah Terdampak Banjir

November 29, 2025
Presiden Prabowo dan Muzakir Manaf Saling Hormat di Parade Senja Retret Kepala Daerah

Presiden Prabowo dan Muzakir Manaf Saling Hormat di Parade Senja Retret Kepala Daerah

February 28, 2025
Wali Nanggroe Aceh Bertemu Dubes RI di Rusia, Bahas Tindak Lanjut EEF 2025

Wali Nanggroe Aceh Bertemu Dubes RI di Rusia, Bahas Tindak Lanjut EEF 2025

September 10, 2025
GPS Aceh Angkat Tema Kepemimpinan Muda Muslim

GPS Aceh Angkat Tema Kepemimpinan Muda Muslim

January 10, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.