SAGOETV | BANDA ACEH – Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, Aceh perlu mengoptimalkan potensi sumber daya lokal serta memperluas akses ke pasar global. Strategi ini dinilai mampu meningkatkan kemandirian ekonomi dan daya saing Aceh di tingkat internasional.
Menurut Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Aceh, Safuadi, ST., M.Sc., Ph.D., salah satu faktor utama yang menghambat kemajuan ekonomi Aceh adalah ketergantungan pada sumber daya alam (SDA). Selain itu, masih terdapat berbagai kendala lain yang turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di wilayah ini. Guna mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan pendekatan strategis yang lebih progresif dan berorientasi jangka panjang.
Sektor Unggulan
Para pakar ekonomi menilai bahwa sektor unggulan Aceh, seperti pertanian, kelautan, dan agroindustri, harus diperkuat terlebih dahulu sebelum mengarah pada industrialisasi berbasis manufaktur. Sektor-sektor ini memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mengurangi ketergantungan pada anggaran pemerintah.
“Kita harus memaksimalkan potensi utama Aceh. Sektor pertanian, kelautan, dan agroindustri perlu mendapatkan perhatian utama. Setelah sektor ini berkembang dengan baik, barulah kita bisa beralih ke industri manufaktur guna meningkatkan nilai tambah produk. Misalnya, pengolahan kopi, kakao, dan minyak nilam yang memiliki daya saing tinggi di pasar internasional,” ujar seorang analis ekonomi di Banda Aceh.
Teknologi dan Keuangan Syariah
Selain sektor unggulan, Aceh juga perlu membangun sektor jasa berbasis teknologi, keuangan syariah, serta pariwisata halal. Dalam era digital saat ini, sektor-sektor tersebut berpotensi menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Aceh.
“Singapura adalah contoh sukses negara yang tidak memiliki sumber daya alam melimpah, tetapi berhasil menjadi pusat ekonomi global berkat fokus pada jasa keuangan, logistik, dan perdagangan. Aceh juga dapat mengadopsi pendekatan serupa dengan mengembangkan layanan keuangan syariah modern serta memanfaatkan teknologi digital untuk mendorong pertumbuhan sektor jasa,” tambahnya.
Ekspansi ke Pasar dan Penguatan SDM
Dalam hal pemasaran produk, Aceh disarankan untuk tidak hanya berorientasi ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki persaingan ketat, tetapi juga mengincar pasar di India, Pakistan, dan Timur Tengah. Negara-negara tersebut memiliki permintaan tinggi terhadap komoditas unggulan Aceh, seperti kopi, rempah-rempah, dan produk perikanan.
Selain penguatan sektor ekonomi, perubahan pola pikir masyarakat juga menjadi faktor penting dalam transformasi ekonomi Aceh. Masyarakat harus beralih dari sekadar menjual bahan mentah menuju produksi barang dengan nilai tambah tinggi, dari pola konsumtif ke produktif, serta dari ketergantungan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) menuju penciptaan sektor ekonomi produktif yang mandiri.
Generasi muda Aceh juga perlu dibekali dengan keterampilan berbahasa, pemahaman teknologi, serta jiwa kewirausahaan agar mampu menghubungkan produk lokal dengan pasar global. Dengan strategi yang terarah dan berkelanjutan, Aceh dapat membangun ekonomi yang lebih kuat dan mandiri di masa depan. [MM]