• Tentang Kami
Tuesday, December 2, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • BENCANA SUMATERA 2025
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • BENCANA SUMATERA 2025
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Glah Transisi Pak Sakari dan Murid Imigran

Satia Zen by Satia Zen
March 24, 2025
in Artikel
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Satia, sagoe.id
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Satia Zen
Guru Sekolah Sukma Bangsa Bireuen-Aceh, dan Mahasiswi Program Doktoral Fakultas Pendidikan dan Budaya, Universitas Tampere, Finlandia.

Menjelang sore di musim gugur ketika dedaunan mulai menguning cerah, saya berjalan menuju sekolah Pohjois-Hervannan Koulu yang terletak di sebuah distrik bernama Hervanta.  Daerah ini terkenal dengan ragam penduduknya dari berbagai negara dan latar belakang.

Ada salah satu kampus Tampere University disini yang menjadi pemikat banyak pelajar dari berbagai penjuru dunia datang belajar teknik dan IT.  Selain itu Hervanta juga ditinggali oleh banyak pendatang dengan beragam kondisi seperti pencari suaka dan pengungsi dari daerah perang seperti Irak, Suriah, Somalia, Afganistan dan daerah lainnya.

BACA JUGA

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Saat saya sampai di sekolah tersebut, istirahat setelah makan siang baru usai, sehingga suasana terlihat ramai dan riuh.  Sekolah ini terdiri dari sekolah dasar dan menengah, sehingga lapangan penuh dengan anak-anak beragam usia dan beragam kebangsaan bermain bersama-sama.

Ketika saya masuk kedalam melewati lorong, saya berpapasan dengan para siswa yang sedang berjalan menuju kelas masing-masing.  Mereka berkelompok dan terlihat berbicara dengan bahasa Finlandia yang sangat fasih.  Beberapa gadis berjilbab menyapa saya dengan mengucapkan ’salam’ dan tersenyum hangat.  Mereka, layaknya anak-anak dimanapun, terlihat ceria dan bercanda dengan teman-teman mereka.

Tujuan saya ke sekolah Pohjois-Hervannan Koulu, hari itu untuk menemui pak Sakari, guru glah (kelas) transisi. Pada saat saya sampai di depan kelas, saya melihat Pak Sakari masih berbicara dengan seorang murid dengan latar belakang imigran. Sembari menunggu, saya perhatikan dari luar kelas anak itu mengangguk dan mengucapkan sesuatu, kemudian membereskan bukunya dan beranjak pergi sambil mengucapkan kata selamat tinggal khas Finlandia ’heippa’. Pak Sakari membalas ’heippa’ dan tersenyum lebar.

Baca Juga:  In Memoriam Anthony Reid: Warisan Sang Sejarawan untuk Aceh dan Asia Tenggara

Setelah itu Pak Sakari mempersilakah saya masuk ke kelasnya dengan ramah. Beliau mengajak saya duduk di salah satu tempat duduk yang tersedia.  Ruangan kelas Pak Sakari tidak luas, saya melihat ada sekitar 8 meja dan kursi yang disusun berjajar menghadap ke papan tulis dan satu meja untuk kerja kelompok dengan 6 kursi.

Kami pun mulai berbincang mengenai glah transisi, yang diampunya selama beberapa tahun terakhir.  Kelas ini diperuntukkan bagi anak-anak yang tidak bisa berbahasa Suomi (bahasa Finlandia), berasal dari negara lain serta memiliki kemungkinan untuk tinggal secara jangka panjang di Finlandia.

Pak Sakari memiliki sekitar 8 murid dari beragam negara seperti Irak, Suriah, Thailand dan Turki.  Selama beberapa tahun mengajar di glah transisi, Pak Sakari sudah mengajar siswa yang datang dari lebih 20 negara.  Beliau menunjuk salah satu peta di dinding kelasnya dimana nama anak-anak ditulis dan ditempelkan pada negara darimana mereka datang.  Menurut Pak Sakari, ini penting untuk mengingatkan dirinya dan anak-anak bahwa mereka berasal dari budaya dan tempat yang berbeda. Jadi mereka perlu saling sabar dan belajar dari satu sama lain.

Selain asal negara, murid di kelas ini juga umurnya berbeda-beda karena mereka memulai sekolah pada waktu yang berbeda-beda pula, tergantung waktu kepindahan mereka ke Finlandia. Dan ketika mereka memulai, mereka tidak bisa berbahasa Suomi, sedikit yang bisa berbahasa Inggris, namun fasih dalam bahasa ibu masing-masing.

Jadi bagaimana berkomunikasi dan mengajari anak-anak ini? tanya saya kebingungan.  Pak Sakari tertawa dan mengatakan bahwa anak-anak dari manapun pada dasarnya sangat ingin tahu, mereka akan mencoba berkomunikasi dengan cara apapun, untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka.

Baca Juga:  Hak Konstitusional Lingkungan

Pak Sakari menjelaskan, ia menggunakan banyak metode seperti bahasa isyarat, gambar dan mimik untuk berkomunikasi, sambil pelan-pelan mengenalkan kosa kata dasar, melalui rangkaian kegiatan sederhana namun menggugah rasa ingin tahu siswa di kelas.  Demikian juga anak-anak, kata Pak Sakari, mereka melakukan hal yang sama untuk memberitahu keinginan mereka di kelas. Di dinding sekolah, saya melihat banyak sekali karya anak-anak dipajang, yang isinya mengandung kosakata bahasa Suomi sederhana.

Jika anak-anak menyelesaikan tugas mereka lebih cepat, sambung Pak Sakari, mereka dapat bermain ataupun membaca. Pak Sakari juga memberikan waktu yang cukup untuk anak-anak bermain bersama ketika waktu istirahat tiba.  Menurutnya, bermain itu cara paling cepat untuk anak-anak belajar apapun, termasuk belajar bahasa.  Pak Sakari juga mengajak anak-anak belajar lagu-lagu Suomi sederhana untuk belajar bahasa dan budaya. Di kelas tersebut, saya melihat berbagai permainan serta buku-buku cerita dan gitar.

Menurutnya lagi, anak-anak tidak memerlukan waktu lama untuk belajar bahasa baru, dan beliaupun ingin anak-anak dapat bertransisi (pindah) ke kelas regular jika mereka sudah siap.  Untuk itu, secara berangsur-angsur anak-anak yang mulai fasih bahasa Suomi akan mengikuti satu atau dua pelajaran di kelas reguler sesuai dengan jenjang umur mereka.  Hingga pada suatu saat nanti, anak-anak ini akan pindah ke kelas reguler sepenuhnya dan tidak lagi belajar di glah transisi.

Saat itulah menurut Pak Sakari beliau merasa betul-betul berhasil membantu anak-anak ini untuk melanjutkan kehidupan mereka. Ini penting agar anak-anak tersebut memiliki harapan baru terutama untuk mereka yang datang dari negara-negara yang dikoyak peperangan.

Namun, bukan berarti anak-anak tidak dapat lagi menggunakan bahasa ibu mereka. Kota Tampere menyediakan guru bahasa ibu sesuai dengan permintaan dan jika jumlah siswa mencukupi.  Di sekolah Hervannan Koulun tersedia kelas Bahasa Mandarin yang diadakan setiap minggunya.  Saya juga mendengar ada Kelas Bahasa Parsi, Bahasa Arab, Bahasa Thailand dan Bahasa Vietnam, yang diadakan di sekolah-sekolah berbeda untuk anak-anak yang ingin belajar bahasa ibu mereka.

Baca Juga:  Polda Aceh Patroli Siber Berantas Judi Online Jelang Ramadhan

Kelihatanya, keragaman budaya dan identitas bukan menjadi ancaman, tapi justru kekayaan yang perlu dilestarikan.  Menurut Pak Sakari, ketika anak-anak pindah ke Finlandia, mereka tidak berhenti menjadi orang Turki, Irak, Somalia, Afganistan ataupun Suriah. Namun mereka punya sisi lain sebagai orang Finlandia yang datang dari negara berbeda.

Hal ini mengingatkan saya akan pengungsi Rohingya yang terdampar dan telah diterima dengan tangan terbuka di Aceh. Saya melihat Aceh punya kesempatan bagus untuk membantu pengungsi dan anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang layak melalui glah transisi atau apapun namanya.[]

Tags: acehArtikelFinlandiaKelas TransisiMurid
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Satia Zen

Satia Zen

Guru Sekolah Sukma Bangsa Bireuen. Saat ini sedang menyelesaikan program doktoral di Tampere University, Finlandia.

Related Posts

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?
Artikel

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

by SAGOE TV
July 19, 2025
Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Artikel

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

by SAGOE TV
July 5, 2025
Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh Fakta yang Jarang Diketahui!
Artikel

Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh: Fakta yang Jarang Diketahui!

by SAGOE TV
July 3, 2025
Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh
Artikel

Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh

by SAGOE TV
July 1, 2025
Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Update Donasi untuk Bencana Sumatera 2025, Berikut Daftar Penyumbang Sementara, Selasa 2 Desember 2025

Update Donasi untuk Bencana Sumatera 2025, Berikut Daftar Penyumbang Sementara, Selasa 2 Desember 2025

December 2, 2025
Wajah Kolonial Dalam Tanggap Bencana Aceh

Wajah Kolonial Dalam Tanggap Bencana Aceh

December 2, 2025
Evaluasi Diri Calon Rektor Perempuan USK

Evaluasi Diri Calon Rektor Perempuan USK

November 27, 2025
Bencana Aceh; Tambang Ilegal dan Hutan Berubah Sawit

36 Jam Terjebak Banjir Aceh; Ini Bencana Seperti Tsunami

November 30, 2025
100 Warga Terjebak Banjir di Sekolah IT Pante Geulima Berhasil Dievakuasi Tim SAR Gabungan

100 Warga Terjebak Banjir di Sekolah IT Pante Geulima Berhasil Dievakuasi Tim SAR Gabungan

November 29, 2025
Bencana Aceh; Tambang Ilegal dan Hutan Berubah Sawit

Bencana Aceh; Tambang Ilegal dan Hutan Sawit

November 29, 2025
Tim SAR Bireuen Fokus Evakuasi Warga Terjebak Banjir dan Cari Korban Hilang

Tim SAR Bireuen Fokus Evakuasi Warga Terjebak Banjir dan Cari Korban Hilang

November 29, 2025
Aceh Darurat Banjir: 16 Daerah Terendam, 20.759 Warga Mengungsi

Aceh Darurat Banjir: 16 Daerah Terendam, 20.759 Warga Mengungsi

November 29, 2025
Darurat Banjir Aceh: Jembatan Putus, 60 Warga Samar Kilang Terjebak di Kebun

Darurat Banjir Aceh: Jembatan Putus, 60 Warga Samar Kilang Terjebak di Kebun

November 29, 2025

EDITOR'S PICK

Aceh Kirim 33 Atlet untuk Berlaga di Peparnas XVII Solo

Aceh Kirim 33 Atlet untuk Berlaga di Peparnas XVII Solo

October 2, 2024
Kegilaan Orang Waras

Kegilaan Orang Waras

March 20, 2025
Prof Humam Hamid Paparkan 10 Pelajaran Penting dari Perjalanan Damai Aceh

Prof Humam Hamid Paparkan 10 Pelajaran Penting dari Perjalanan Damai Aceh

August 21, 2025
Pemerintah Tetapkan Idul Fitri 1446 H Jatuh pada 31 Maret 2025

Pemerintah Tetapkan Idul Fitri 1446 H Jatuh pada 31 Maret 2025

March 29, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.