SAGOETV| BANDA ACEH – Rumah Amal Masjid Jamik Universitas Syiah Kuala (USK) kembali menggelar program Green Qurban dalam rangka menyambut Idul Adha 1446 Hijriyah. Program ini tidak hanya menekankan aspek ibadah semata, tetapi juga mengedepankan prinsip keberlanjutan, kepedulian sosial, serta kepastian mutu dalam pelaksanaannya.
Ketua panitia pelaksana Green Qurban, Bu Amna, menyampaikan bahwa seluruh tahapan pelaksanaan qurban dilakukan secara profesional dan terstandar. Hal tersebut mencakup mulai dari pemilihan hewan, proses penyembelihan sesuai syariat Islam, hingga pendistribusian daging qurban kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Kami berupaya menjaga kualitas pelaksanaan qurban dari hulu ke hilir. Tahun ini kami mengusung tagline SAH, yang merupakan akronim dari Sehat untuk hewan dan penerima, Aman dalam proses penyembelihan dan distribusi, serta Halal sesuai ketentuan syariat,” ujar Bu Amna, Jumat (7/6/2025).
Ia menambahkan, untuk memastikan seluruh tahapan berjalan sesuai prinsip-prinsip tersebut, Rumah Amal bekerja sama dengan dokter hewan serta para imam besar Masjid Jamik USK.
Direktur Rumah Amal Masjid Jamik USK, Tedy Kurniawan Bakri, M.Farm., Apt, menegaskan bahwa program Green Qurban merupakan bentuk konkret dari penguatan nilai-nilai sosial dalam ibadah.
“Selain sebagai bentuk penghambaan kepada Allah SWT, qurban juga menjadi medium memperkuat solidaritas dan kepedulian sosial. Kami ingin memastikan bahwa setiap aspek pelaksanaannya memperhatikan kesehatan, keamanan pangan, serta aspek kehalalan yang menyeluruh,” jelasnya.
Salah satu shahibul qurban tahun ini, Nasrillah Anis, dosen di Universitas Syiah Kuala, mengungkapkan rasa puas dan keyakinannya dalam mengikuti program tersebut.
“Saya merasa tenang dan bahagia bisa berqurban di Rumah Amal. Prosesnya profesional, mulai dari pemilihan hewan hingga pengemasan dan distribusinya. Saya yakin daging qurban ini benar-benar sampai ke tangan mereka yang membutuhkan,” katanya.
Program Green Qurban 1446 H menjadi lebih dari sekadar pelaksanaan ritual keagamaan. Ia juga menjadi ruang kolaborasi antara kampus dan masyarakat, membangun sinergi sosial yang berdampak luas dan berkelanjutan. []