SAGOE TV | BANDA ACEH – Peristiwa Isra’ Mi’raj, salah satu momen penting dalam sejarah Islam, bukan hanya memiliki nilai spiritual yang tinggi, tetapi juga membawa pesan mendalam bagi kemajuan peradaban. Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, dilanjutkan dengan Mi’raj ke Sidratul Muntaha, menjadi bukti kebesaran Allah SWT yang tercantum dalam Al-Qur’an, Surat Al-Isra ayat 1.
“Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat,” demikian jelas H Zahrol Fajri,S.Ag, MH, mewakilli Pj Gubernur Aceh, Dr H Safrizal ZA, M.Si, dalam sambutan Peringatan Isra’ Mi’raj, Minggu, (26/1/2025) selepas shalat Magrib di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Dalam sambutannya, ia menjelaskan bahwa Isra’ Mi’raj tidak hanya menunjukkan kuasa Allah SWT, tetapi juga menyimbolkan keterhubungan antara dunia fisik dan spiritual. Masjidil Aqsa, sebagai tujuan perjalanan Isra’, merupakan simbol keberkahan dan pusat peradaban yang kaya akan nilai sejarah. Dalam konteks kemajuan peradaban, peristiwa ini mengajarkan pentingnya integrasi antara ilmu pengetahuan, spiritualitas, dan teknologi.
Tahun ini, kata Zahrol, peringatan Isra’ Mi’raj di Aceh mengusung tema “Isra’ Mi’raj sebagai Inspirasi Sains dan Teknologi dalam Peradaban Islam.” Tema ini mengingatkan umat Islam bahwa kemajuan sains dan teknologi dapat berjalan seiring dengan nilai-nilai keimanan. Perjalanan Nabi Muhammad SAW menginspirasi pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat manusia.
Sejarah mencatat, pada masa kejayaan Islam, umat Muslim memberikan kontribusi besar dalam dunia sains dan teknologi. Tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina dalam bidang kedokteran, Al-Khawarizmi dalam matematika, dan Ibnu Haytham dalam optik adalah bukti nyata bagaimana ajaran Islam mendorong pencapaian ilmiah. “Mereka melihat sains sebagai upaya memahami kebesaran Allah melalui kajian sistematis terhadap alam semesta,” ungkapnya.
Sebagai wilayah dengan identitas Islam yang kuat, Aceh memiliki tanggung jawab besar untuk menghidupkan kembali semangat keilmuan tersebut. Pemerintah Aceh terus berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan berbasis sains dan teknologi yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam. Ia menambahkan, pentingnya membangun generasi muda Aceh yang beriman, cerdas, inovatif, dan mampu bersaing di tingkat global.
Ia kembali melanjutkan, apalagi di era globalisasi dan digitalisasi, sains dan teknologi menjadi faktor penentu dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Pemerintah Aceh melalui berbagai program terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan di semua jenjang, serta memfasilitasi riset dan pengembangan teknologi. Langkah ini bertujuan memastikan generasi muda Aceh mampu menghadapi tantangan zaman dengan bijaksana.
Puncak peringatan Isra’ Mi’raj 1446 H di Aceh digelar di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, menghadirkan penceramah, Dr. Tgk H Syahminan, M.Ag., seorang akademisi Fakultas Tarbiyah dna Keguruan (FTK) UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh. Dalam ceramahnya, beliau memaparkan perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, termasuk penerimaan perintah shalat lima waktu sebagai ibadah utama umat Islam.
Hadir dalam acara ini Pj Gubernur Aceh Dr H Safrizal, M.Si, diwakili, Kadis Syariat Islam Aceh, H Zahrol Fajri, S.Ag., MH, Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman, Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, M.A.; Dirbinmas Polda Aceh, Kombes Drs. Sugeng Hadi Sutrisno; serta sejumlah pejabat penting lainnya, seperti Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh, Kapolresta Banda Aceh, dan para Kepala SKPK dan sejumlah tokoh masyarakat Banda Aceh lainnya. [ce]