SAGOE | BANDA ACEH – Sejumlah mahasiswa internasional mengikuti kegiatan The 1st UNINET Summer Camp yang dilaksanakan Universitas Syiah Kuala (USK) melalui Kantor Urusan Internasional mulai 22 hingga 28 September 2024. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kemitraan dan Bisnis USK, Prof Taufiq Saidi, di Aula Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) USK, Darussalam, Kota Banda Aceh, Senin (23/9).
Izzan Nur Aslam selaku ketua panitia menjelaskan, peserta kegiatan ini terdiri dari sejumlah mahasiswa internasional yang ada di USK dan UIN Ar-Raniry, Banda Aceh. Selain itu, terdapat pula beberapa mahasiswa dari Malaysia, Thailand dan lainnya.
Adapun tema kegiatan ini adalah āRevisiting Aceh Tsunami After 20 Years: Insights, Resilience & Progressā. Untuk itulah, dirinya berharap kegiatan ini menjadi kesempatan yang baik bagi peserta The 1st UNINET Summer Program Entitled Disaster untuk belajar dan mendapatkan pengalaman khususnya terkait mitigasi bencana.
Taufiq Saidi menyambut baik terlaksananya Summer Camp ini. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya kesempatan untuk melakukan refleksi terhadap bencana gempa dan tsunami, tapi juga merupakan platform untuk membangun interaksi dengan berbagai perspektif, ide dan solusi dalam mengatasi tantangan terhadap manajemen risiko bencana.
Ia mengatakan, bencana gempa dan tsunami Aceh pada 26 Desember 2024 silam telah banyak mengubah bentuk fisik Aceh. Selain itu, bencana besar itu turut memberikan dampak besar terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Aceh.
āKini, dua dekade kemudian, kita berkumpul di sini untuk merefleksi sekaligus mendapatkan pembelajaran terhadap mitigasi bencana. Ini adalah bentuk komitmen kita bersama untuk membangun ketahanan bersama,ā kata dia.
Oleh sebab itu, Taufiq berharap Summer Camp ini bisa memberikan dampak yang nyata terhadap upaya-upaya mitigasi bencana. Karena dirinya menilai, kegiatan ini mempertemukan mahasiswa dari penjuru dunia. Hal ini adalah kesempatan yang baik untuk belajar dan berkolaborasi.
āMelalui berbagai sesi kelas yang menarik dan kegiatan di lapangan. Kami berharap peserta dapat memperdalam pemahaman mereka tentang upaya pengurangan, pengelolaan, dan pemulihan bencana tidak hanya berdasarkan pengetahuan akademis tapi juga kearifan lokal,ā ujarnya.[]