SAGOETV | BANDA ACEH – Mahasiswi asal Mali, Tata, membagikan pengalamannya kuliah dan hidup di Aceh dalam sebuah sesi wawancara yang berlangsung hangat. Ia datang ke Aceh melalui program beasiswa dari Universitas Syiah Kuala (USK) dan kini sedang menempuh studi magister di bidang Coastal Resource Management setelah sebelumnya menyelesaikan studi sarjana di Teknik Pertambangan, juga di USK.
“Saya datang ke Aceh karena mendapatkan beasiswa dari Universitas Syiah Kuala. Sebelumnya saya tidak tahu banyak tentang Indonesia, tapi alhamdulillah saya sangat bersyukur bisa belajar di sini,” ungkap Tata Drame yang dipandu Host Sagoetv, Selasa (29/04/2025)
Tata mengaku awalnya mengalami tantangan dalam berkomunikasi karena tidak menguasai Bahasa Indonesia. Namun, berkat kelas bahasa di kantor internasional (OIA) USK dan interaksi dengan teman-teman lokal, ia mulai lancar berbahasa Indonesia.
“Awal datang saya tidak bisa satu kalimat pun dalam Bahasa Indonesia. Tapi saya belajar pelan-pelan, ikut kelas bahasa di OIA, dan sering ngobrol dengan teman-teman,” katanya.
Selama tinggal di Aceh, Tata juga mengalami beberapa kejutan budaya (culture shock), salah satunya soal kebiasaan makan nasi tiga kali sehari.
“Di Mali, kami makan nasi biasanya sekali sehari, untuk makan siang. Tapi di sini hampir semua orang makan nasi setiap pagi, siang, dan malam,” ujarnya sambil tertawa.
Tata juga berbagi tentang budaya unik di kampung halamannya di Mali. Salah satunya, tradisi pernikahan massal di mana seluruh pasangan yang berencana menikah dalam tahun yang sama akan melangsungkan pernikahan pada hari yang sama.
“Kalau di kampung saya, kalau ada banyak pasangan yang ingin menikah di tahun yang sama, kami akan memilih satu hari dan semua menikah bersama-sama. Itu mempererat persaudaraan dan mengurangi biaya,” jelasnya.
Ia juga mengaku terkesan dengan cara masyarakat Aceh menjaga alam dan lingkungannya. “Di sini saya lihat setiap rumah ada tanaman, lingkungan bersih. Itu hal yang sangat saya hargai,” ujar Tata.
Saat ditanya apakah ia ingin mengajak keluarganya ke Aceh, Tata menjawab antusias. “Tentu saya ingin keluarga saya datang ke sini. Aceh sangat kaya dengan budaya dan ilmu. Banyak hal yang bisa dipelajari,” tutupnya.[]