• Tentang Kami
Monday, October 13, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Malam Puasa 9, Jagalah Batin Bersama

Sulaiman Tripa by Sulaiman Tripa
March 9, 2025
in Ramadhan
Reading Time: 4 mins read
A A
0
sulaiman tripa

Dr Sulaiman Tripa

Share on FacebookShare on Twitter

Saya melihat sejumlah video di media sosial, yang menjadikan ibadah sebagai bahan tertawaan. Sebagai sebuah karya, video dibuat dengan sengaja, dengan ragam maksud. Tujuan paling jamak dari orang-orang berkarya adalah mendapatkan pundi-pundi dolar. Contoh video, menjadikan waktu buka puasa yang salah dengar azan. Atau, mereka yang shalat dan melakukan kesalahan di dalamnya, yang dengan kesalahan itu dibayangkan akan menjadi menarik bagi yang menontonnya.

Seyogianya kita tidak boleh lupa bahwa ibadah itu harus dilaksanakan dengan baik. Dalam ajaran agama, fikih, sudah ditentukan bagaimana cara melaksanakan ibadah tertentu. Maka semua tahapan yang diatur dalam ajaran, akan menyakitkan orang-orang yang meyakininya, jika dilakukan sesuka-suka. Apalagi untuk kepentingan yang sangat rendah —memperbanyak penonton.

Ada rasa batin publik beragama, yang seharusnya harus dihormati. Orang-orang yang berkarya harus mendapat tempat untuk menunjukkan kreatifnya, namun bukan karya yang suka-suka, apalagi yang menyakini batin publik. Menjadikan ibadah sebagai bahan candaan, bukanlah contoh berkarya yang baik. itu contoh karya yang rendah dan buruk. Karya yang bisa dibayangkan akan menyakiti banyak orang. Sebelumnya, kita juga disuguhi seseorang yang mengaji sambil bermusik di videonya.

BACA JUGA

Malam Puasa 30, Selesaikanlah Urusan dengan Manusia

Malam Puasa 29, Apa yang Membekas dari Puasa Kita?

Selain dalam hal-hal hakiki seperti agama, candaan itu sendiri jangan sembarang digunakan. Pangkai pake nibak senda, ujong binasa karu syedara. Satu ungkapan dalam masyarakat Aceh, diingatkan bahwa biasanya keributan itu dimulai dari canda-tawa, senda-gurau yang berlebihan. Orang yang awalnya biasa saja, lalu tiba-tiba tersentuh batinnya. Orang yang tersentuh batin itu, ada yang bisa mengontrol diri. Akan tetapi kerap ada sebagian yang berbuat entah apa-apa.

Baca Juga:  Ramainya Buka Puasa Bersama di Masjid Fathun Qarib UIN Ar-Raniry pada Ramadhan 1446 H

Di sinilah harus selalu diingatkan bahwa setiap perilaku harus selalu diukur dengan hati. Saat berhubungan dengan orang lain, timbangan perilaku sangat penting. Ia harus dijadikan patokan bersama. Suara batin seseorang akan menentukan bagaimana mereka bisa membina hubungan dengan baik. Semua yang kita ungkap atau lakukan untuk orang lain, harus selalu kita banding-banding seandainya kita pada posisi tersebut. Dengan begini, maka semua yang kita ungkapkan atau lakukan terhadap orang lain, selalu akan terukur. Tidak semua hal yang kita anggap biasa, namun biasa bagi orang lain. Sesuatu yang mungkin bagi kita biasa, bagi orang lain bisa saja menyakitkan.

Tidak boleh hal yang akan menyakitkan kita lakukan. Namun tampaknya, kita sudah sangat terbiasa dengan candaan dan tertawaan yang tanpa batas. Dengan komunikasi yang terbuka, seolah semua hal bisa dijadikan bahan candaan dan tertawaan. Padahal jika kita menggunakan hati, tidak semua hal yang membuat kita bisa saling bercanda dan tertawa, layak dilakukan.

Melalui berbagai media komunikasi, kita menjadi sangat akrab dengan berbagai bahan candaan dan tertawaan, yang salah satunya menyangkut dengan puasa. Bahan candaan ini tidak saja muncul dari masyarakat yang jika diukur secara duniawi berstrata rendah, melainkan juga bisa muncul dari kaum terdidik atau mereka yang mapan secara ekonomi. Maksudnya bisa bermacam-macam. Ada orang yang tidak memiliki maksud apapun selain untuk membuat suasana menjadi lebih segar, dan membuat orang lain santai. Namun demikian, kadang-kadang bahan yang dijadikan candaan tidak disadari sebagai sesuatu yang tidak patut. Selain itu ada yang sengaja mengolok-olok, terutama karena mengalami berbagai hal dalam kehidupannya, sehingga saluran ini menjadi salah satu untuk menjawab apa yang dialami tersebut.

Baca Juga:  Malam Puasa 18, Menjaga dari Kerakusan

Bahan candaan tentang contoh, sudah berlalu. Dalam beberapa bulan sebelumnya, istilah contoh digunakan untuk memberitahukan sesuatu yang sebagiannya ada yang baik. Mungkin tak selalu sarkastik. Namun bukan berarti tidak bisa melukai. Ada bahan olok-olok yang kadang-kadang hanya untuk membuat sesuatu yang diharapkan tersampaikan. Namun sesuatu itu bukan berarti tidak berkemungkinkan menimbulkan perasaan tersendiri bagi pihak yang jadi sasaran. Berbagai hal yang diumumkan, lalu diakhiri dengan kalimat bahwa hal di atas merupakan contoh saja. Sesuatu yang mungkin diharapkan banyak orang, namun bisa saja tidak masuk akal diimplementasikan, atau diwujudkan.

Suatu kali, misalnya pengumuman tentang rencana pemberian tunjangan hari raya mencapai empat kali gaji yang wajib dibayar pada bulan Puasa, dengan mencantumkan peraturan juga –yang peraturan itu bukan nomor yang sebenarnya. Banyak orang mungkin akan gembira menerima informasi itu, namun ketika diakhir, mendapatkan penjelasan bahwa itu contoh pengumuman tunjangan.

Olok-olok seperti ini seharusnya membuat kita juga kritis ketika menerima bayaran apapun. Banyak orang yang tidak mempertanyakan ketika menerima masukan, tetapi mempertanyakan setiap hal yang menyangkut dengan kewajiban. Bila disederhanakan, giliran berhadapan dengan yang namanya hak, terutama hal yang lebih, ada perasaan bahagia yang berlipat-lipat. Sebaliknya, ketika kewajiban digenjot untuk dijalankan sebagaimana mestinya, justru akan banyak muka tidak senang.

Dalam konteks tersebut, kita menjadi tahu bahwa dengan olok-olok, perasaan orang terhadap sesuatu kadangkala menjadi terbuka. Akan tetapi yang namanya olok-olok, tetapi harus dihindari dan dijaga. Tidak menggunakan olok-olok untuk berbagai hal. Apalagi yang menyangkut dengan ibadah.

Bahan candaan yang menjadikan adzan sebagai contoh. Ketika mendekati magrib, muncul adzan sebelum waktunya, yang ketika selesai adzan lalu muncul pengumuman bahwa itu contoh adzan. Bahan candaan ini sudah jadi olok-olok dan ini tidak pantas dijadikan bahan candaan. Maksud candaan secara sempit ingin membuat orang-orang yang membacanya menjadi cerah dan bahagia. Tentu dengan menjadikan hal-hal yang tidak pantas, walau itu akan melahirkan kondisi cerah dan bahagia bagi orang-orang, tetap harus dihindari dan dijaga. Berhentilah untuk menjadikan hal-hal semacam itu sebagai contoh, bahan candaan, bahkan menjadi bahan olok-olok.

Baca Juga:  Keagungan Al-Qur'an dan Keabadiannya Sepanjang Zaman

Untuk pribadi seseorang kadang-kadang juga tidak terkontrol. Kita mencontohkan posisi orang lain terhadap apa yang kita jadikan bahan tertawaan, namun tidak mempertimbangkan bagaimana perasaan orang yang menerima tertawaan itu. Bukankah ironis jika tidak memperhitungkan demikian. Seolah kita ingin senang dengan tertawa, namun dengan cara yang menyakitkan perasaan orang.

Hal semacam ini bisa dibalik. Kita bisa memahami apa yang terasa menyakitkan bagi kita dari orang lain. Bukankah sesuatu yang bagi kita sakit, belum tentu dari mereka sama seperti yang kita rasakan? Saling menggunakan rasa inilah yang sangat dibutuhkan, agar suasana harmonis tetap terjaga. Orang bijak mengatakan, kehilangan satu orang teman itu akan menyakitkan. Maka jangan sia-siakan mereka. Orang-orang yang sering membuat masalah, biasa jadi suatu saat ia akan merasakan masalah-masalah yang dibuat itu.

Bulan Puasa, seyogianya menjadi momentum untuk saling menjaga kondisi dan suasana –termasuk menjaga semua batin agar damai dan tentram. Dengan puasa, berbagai derita juga harus dimaknai dengan sabar. Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

[es-te, Sabtu, 8 Puasa 1446, 8 Maret 2025]

Tags: ArtikelDr Sulaiman TripaMalamopiniPuasaRamadhan
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Sulaiman Tripa

Sulaiman Tripa

Sulaiman Tripa adalah analis sosial legal dan kebudayaan. Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.

Related Posts

sulaiman tripa
Ramadhan

Malam Puasa 30, Selesaikanlah Urusan dengan Manusia

by Sulaiman Tripa
March 29, 2025
Dr Sulaiman Tripa
Ramadhan

Malam Puasa 29, Apa yang Membekas dari Puasa Kita?

by Sulaiman Tripa
March 28, 2025
sulaiman tripa
Ramadhan

Malam Puasa 28, Belajar Mengelola Nafsu

by Sulaiman Tripa
March 27, 2025
sulaiman tripa
Ramadhan

Malam Puasa 27, Connecting People dan Pentingnya Komunikasi

by Sulaiman Tripa
March 26, 2025
sulaiman tripa
Ramadhan

Malam Puasa 26, Menjelang Detik-detik Akhir

by Sulaiman Tripa
March 25, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Bicara Sherly, Maluku Utara, dan Mualem

Bicara Sherly, Maluku Utara, dan Mualem

October 9, 2025
Gubernur Aceh Lantik Pejabat Struktural Baru, Berikut Daftar Kepala SKPA dan Pesan Mualem soal Anggaran

Gubernur Aceh Lantik Pejabat Struktural Baru, Berikut Daftar Kepala SKPA dan Pesan Mualem soal Anggaran

October 10, 2025
Gubernur Aceh Lantik Fajran Zain, Abdul Manan, dan Teuku Ardiansyah sebagai Deputi BPKS

Gubernur Aceh Lantik Fajran Zain, Abdul Manan, dan Teuku Ardiansyah sebagai Deputi BPKS

October 11, 2025
Saiful Bahri Resmi Terpilih jadi Ketua Umum KONI Aceh 2025-2029

Saiful Bahri Terpilih Jadi Ketua Umum KONI Aceh 2025-2029

October 9, 2025
Ummi Arongan Meninggal Dunia, Gubernur Aceh Mualem Sampaikan Duka Mendalam dan Kenang Jasa Besarnya

Ummi Arongan Meninggal Dunia, Gubernur Aceh Mualem Sampaikan Duka Mendalam dan Kenang Jasa Besarnya

October 7, 2025
Aceh di Persimpangan Energi dan Budaya: Cerita Tentang Martabat, Pembangunan, dan Harapan Baru

Aceh di Persimpangan Energi dan Budaya: Cerita Tentang Martabat, Pembangunan, dan Harapan Baru

October 7, 2025
Wakil Ketua DPRK Musriadi Sambut HUT PAN ke-27 dengan Aksi Sosial, Olahraga, dan Lomba Karya Ilmiah

Wakil Ketua DPRK Banda Aceh Dorong Pemerintah Tuntaskan Flyover Pango Raya

October 9, 2025
Harga Tiket Persiraja vs Garudayaksa FC Resmi Dirilis, Mulai Rp30 Ribu

Pelatih Akhyar Ilyas Harap Dukungan Suporter, Persiraja Siap Tampil All Out Lawan Bekasi City

October 11, 2025
Masyarakat Aceh Kini Tak Perlu ke Luar Daerah, RSUDZA Miliki MRI 1,5 Tesla

Masyarakat Aceh Kini Tak Perlu ke Luar Daerah, RSUDZA Miliki MRI 1,5 Tesla

October 8, 2025

EDITOR'S PICK

Aceh butuh Marshall Plan

Aceh butuh Marshall Plan

February 25, 2022
Keindahan Ibadah Ramadhan di Masjid Jawa Bangkok

Keindahan Ibadah Ramadhan di Masjid Jawa Bangkok

March 6, 2025
Bek Asing Persiraja Diragukan Tampil Lawan PSKC Cimahi

Persiraja vs PSKC Cimahi: Duel Papan Atas Liga 2, Laskar Sangkuriang Bertekad Curi Poin

December 7, 2024
Kebakaran Rumah di Aceh Tenggara, 1 Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Rumah di Aceh Tenggara, 1 Orang Meninggal Dunia

May 23, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.