SAGOETV | BANDA ACEH – Majelis Ulama Nanggroe Aceh (MUNA) mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk melaksanakan shalat ghaib dan mendoakan Sekretaris Jenderal Partai Aceh, Kamaruddin Abubakar atau Abu Razak, yang wafat di Makkah pada Rabu (19/3/2025). “Momen hari Jumat ini menjadi kesempatan bagi seluruh masjid di Aceh untuk melaksanakan doa dan shalat ghaib bagi almarhum, yang dikenal memiliki jasa besar bagi Aceh dan perdamaian di daerah ini,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Wilayah MUNA Kota Banda Aceh, Tgk. H. Abdul Azis.
Seraya ia berharap agar Allah SWT menerima amal ibadah almarhum serta menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya.
Sebelumnya, Kamaruddin Abubakar, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh, wafat di Makkah pada Rabu (19/3/2025) sekitar pukul 06.00 waktu setempat saat menjalankan ibadah umrah. Ketua MUNA Banda Aceh, Tgk. Abdul Azis, menyampaikan bahwa jenazah almarhum akan dimakamkan di Makkah setelah dishalatkan di Masjidil Haram usai pelaksanaan shalat Zuhur.
“Terkait wafatnya Kamaruddin Abubakar atau Abu Razak di Arab Saudi, keluarga besar almarhum serta Partai Aceh membuka pintu rumah duka di Lamgugop, Banda Aceh, untuk menerima kunjungan takziah dari para kerabat, sahabat, dan masyarakat yang ingin menyampaikan belasungkawa,” ujar Tgk. Abdul Azis.
Abu Razak dikenal sebagai tokoh penting dalam perjuangan dan pembangunan Aceh pascakonflik. Semasa hidupnya, ia berperan besar dalam membesarkan Partai Aceh bersama Muzakir Manaf serta memajukan olahraga di Tanah Rencong sebagai Ketua KONI Aceh. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Aceh. Semoga Allah SWT mengampuni segala khilafnya dan menempatkannya di surga bersama para syuhada.
Perjalanan Hidup Abu Razak
Teungku H. Kamaruddin Abubakar, yang akrab disapa Abu Razak, lahir pada 1 Mei 1967. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam perjuangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) serta memiliki peran signifikan dalam dinamika politik dan pembangunan olahraga di Aceh.
Abu Razak menempuh pendidikan militer di Camp Tajura, Libya, pada 1988–1989. Pelatihan ini membekalinya dengan keterampilan dan pengetahuan yang kemudian digunakan dalam perjuangan GAM. Setelah menyelesaikan pelatihan militernya, ia bergabung dengan GAM dan menjabat sebagai Wakil Panglima. Dalam kapasitas ini, ia terlibat aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi perjuangan GAM untuk mencapai kemerdekaan Aceh. Perannya yang menonjol menjadikannya salah satu tokoh sentral dalam organisasi tersebut.
Pasca-penandatanganan Nota Kesepahaman Helsinki pada 2005, yang mengakhiri konflik antara GAM dan Pemerintah Indonesia, Abu Razak beralih ke dunia politik. Ia menjadi salah satu pendiri Partai Aceh dan menjabat sebagai Sekretaris Jenderal partai tersebut. Di bawah kepemimpinannya, Partai Aceh berhasil meraih posisi signifikan dalam pemerintahan daerah, termasuk kemenangan dalam pemilihan gubernur dan legislatif di Aceh.
Selain berkiprah di bidang politik, Abu Razak juga aktif dalam pengembangan olahraga di Aceh. Sebagai Ketua KONI Aceh, ia berupaya meningkatkan prestasi olahraga daerah dan mempersiapkan atlet-atlet Aceh untuk berkompetisi di tingkat nasional maupun internasional.
Informasi mengenai kehidupan pribadi dan keluarganya tidak banyak dipublikasikan. Ia dikenal sebagai sosok yang lebih memilih menjaga privasinya, sehingga detail mengenai keluarganya tidak banyak diketahui publik.
Pada 19 Maret 2025, Abu Razak meninggal dunia di Makkah, Arab Saudi, saat menjalankan ibadah umrah. Ia berada di Tanah Suci sejak 3 Maret 2025 dan dijadwalkan kembali ke Indonesia pada 3 April 2025. Namun, Allah SWT berkehendak lain, dan ia menghembuskan napas terakhir pada pukul 06.00 waktu setempat. []