SAGOE TV | JAKARTA – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menegaskan arah kebijakan strategis pemerintah dalam pengembangan kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) di Indonesia.
Menurutnya, keseimbangan antara inovasi dan mitigasi risiko menjadi kunci agar ekosistem AI nasional tumbuh inklusif, etis, dan bermanfaat bagi kepentingan publik.
“Yang kita butuhkan pada tahap ini di Indonesia, di tengah lanskap perkembangan AI di tingkat global, adalah bagaimana menyeimbangkan inovasi dengan juga mengamati risiko-risiko yang akan muncul dari pengembangan Artificial Intelligence di tingkat global,” jelasnya dalam forum AI for Sustainable Future di Jakarta Selatan, Selasa (16/9/2025).
Nezar Patria menyatakan empat pilar utama pengembangan AI nasional, yaitu penguatan kolaborasi, mitigasi risiko, dan inovasi, serta peningkatan riset dan pengembangan (R&D).
“Yang pertama adalah menguatkan keterlibatan berbagai pihak dan seluruh lini pemerintah. Kedua, kita juga melakukan mitigasi risiko karena ada banyak potensi negatif yang harus diantisipasi. Lalu yang ketiga adalah pengembangan inovasi, dan yang terakhir adalah bagaimana meningkatkan kapabilitas dan kapasitas teknologi riset dan inovasi,” tuturnya.
Salah satu risiko besar, kata Nezar Patria, berkaitan dengan penyalahgunaan teknologi generatif AI, seperti deepfake dan disinformasi yang dapat mengancam ruang publik.
“Kita tahu ada banyak sekali deepfake, video-video yang dibuat untuk tujuan manipulasi. Semuanya ada yang positif, tetapi juga banyak digunakan untuk misinformasi, disinformasi, kepentingan politik tertentu, propaganda, dan lain sebagainya. Jadi kita memang harus betul-betul waspada,” ujarya.[]