SAGOETV | BANDA ACEH – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Prof. Dr. Tgk. H. Muhibbuthabry, M.Ag, mengisi ceramah Ramadhan malam kedua di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Sabtu (1/3/2025). Dalam tausiahnya, ia mengajak umat Islam menjadikan bulan suci Ramadhan sebagai momentum untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
“Alhamdulillah, kita kembali dipertemukan dengan bulan Ramadhan 1446 Hijriah. Suatu kebahagiaan yang luar biasa, di mana kita dapat menjalankan ibadah puasa secara serempak, meskipun terdapat dinamika dalam penentuan awal Ramadhan,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa terdapat dua pendekatan dalam menentukan awal Ramadhan, yaitu hisab (perhitungan astronomi) dan rukyatul hilal (pengamatan langsung). Kedua metode ini, menurutnya, berada dalam koridor hukum Islam yang dapat dipertanggungjawabkan.
“Jangan sampai perbedaan metode ini menjadi pemicu perpecahan di antara kita. Ibadah bukan untuk dipertentangkan, tetapi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,” tegasnya.
Tingkatkan Ibadah dan Sedekah
Dalam ceramahnya, Prof Muhibbuthabry menekankan pentingnya meningkatkan kualitas ibadah selama Ramadhan. Ia mengutip hadis Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa siapa pun yang berpuasa dengan penuh keimanan dan mengharap ridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.
“Ramadhan adalah kesempatan emas untuk menebus kesalahan dan memperbaiki diri. Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki potensi untuk berbuat salah, sehingga kita perlu memanfaatkan bulan suci ini untuk bertaubat dan memperbanyak amal saleh,” katanya.
Ia juga mengingatkan agar umat Islam memperkuat ukhuwah Islamiyah dengan membantu sesama, terutama mereka yang membutuhkan. “Jika ada saudara kita yang kekurangan, maka kita wajib membantu mereka. Rasulullah SAW bersabda bahwa orang-orang mukmin itu bersaudara,” ujarnya.
Salah satu bentuk kepedulian yang dianjurkan adalah memberikan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa. Ia mengutip sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa siapa pun yang memberikan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala yang sama seperti orang yang berpuasa tersebut.
“Bahkan, jika kita hanya mampu memberikan sebutir kurma, pahala tetap akan mengalir kepada kita,” tambahnya.
Menutup ceramahnya, Prof Muhibbuthabry mengingatkan jamaah bahwa usia manusia terbatas, rata-rata antara 60 hingga 70 tahun. Oleh karena itu, sebelum fisik dan daya pikir melemah, umat Islam diminta untuk memperbanyak ibadah dan kebaikan.
“Mari kita manfaatkan waktu yang tersisa untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga Ramadhan tahun ini menjadi titik tolak bagi kita semua untuk menjadi hamba-Nya yang lebih baik,” ujarnya. [NST]




















