SAGOETV | BANDA ACEH – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia, Tito Karnavian, secara resmi melantik pasangan H. Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fadh) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh untuk masa jabatan 2025-2030. Prosesi pelantikan berlangsung dalam rapat paripurna istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) di Gedung Utama DPRA, Banda Aceh, Rabu (12/2/2025).
Pelantikan ini dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 P Tahun 2025 tanggal 31 Januari 2025 tentang Pemberhentian Pejabat Gubernur dan Pengesahan Pengangkatan Gubernur serta Wakil Gubernur Aceh periode 2025-2030. Acara sakral tersebut dipimpin langsung oleh Ketua DPRA, Zulfadli alias Abang Samalanga, dengan dihadiri oleh berbagai unsur Forkopimda, tokoh masyarakat, serta tamu undangan lainnya.
Acara pelantikan dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Setelah itu, dilakukan pengambilan sumpah jabatan yang dipandu oleh Mendagri di hadapan Mahkamah Syariyah Aceh. Usai prosesi pengambilan sumpah, Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh yang baru dilantik menerima penyematan tanda pangkat serta dipeusijuek (tepung tawar) oleh Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al-Haythar.
Dalam sambutannya, Tito Karnavian mengungkapkan harapannya agar pasangan pemimpin baru Aceh ini dapat menjalankan amanah dengan baik dan penuh tanggung jawab.
“Saya percaya bahwa saudara-saudara akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan,” ujar Tito.
Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh ini berlangsung sesuai dengan ketentuan Pasal 69 huruf c Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Dalam aturan tersebut disebutkan bahwa pelantikan dilakukan dalam rapat paripurna istimewa DPRA, sehingga tidak dilaksanakan serentak dengan provinsi lain di Indonesia.
Apresiasi Kinerja mantan Pj Gubernur
Setelah resmi menjabat sebagai Gubernur Aceh, Muzakir Manaf menyampaikan pidato perdananya di hadapan forum rapat paripurna DPRA. Pidato yang disampaikannya berlangsung komunikatif dan berkali-kali mendapat apresiasi dari anggota DPRA serta tamu undangan yang hadir.
Dalam kesempatan itu, Mualem memberikan apresiasi kepada mantan Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, H. Safrizal ZA, yang menurutnya telah memberikan banyak pelajaran berharga bagi kepemimpinan di Aceh.
“Meski sebentar, tetapi banyak ilmu yang kami dapat dari Pak Safrizal. Kami mengajukan beliau menjadi salah seorang menteri, semoga Bapak Presiden Prabowo merestui,” ujar Mualem, yang disambut tepuk tangan meriah.
Suasana di dalam ruang utama DPRA semakin meriah saat Mualem memberikan penghormatan kepada keluarganya yang hadir dalam acara tersebut.
“Yang saya cintai mamak saya dan keluarga besar saya, juga istri saya semua,” kata Mualem, yang langsung disambut gelak tawa dan tepuk tangan dari para hadirin.
Hapus Barcode Pengisian BBM di SPBU
Dalam pidato perdananya, Gubernur Muzakir Manaf juga menyinggung kebijakan awal yang akan ia terapkan, yakni penghapusan sistem barcode untuk pengisian bahan bakar minyak (BBM) di SPBU di seluruh Aceh. Menurutnya, sistem ini tidak memberikan manfaat yang jelas bagi masyarakat.
“Tidak ada manfaat sama sekali barcode. Mulai hari ini tak ada lagi barcode ketika mengisi BBM di SPBU,” tegas Mualem.
Pernyataan ini langsung mendapat sambutan hangat dari berbagai pihak, terutama dari masyarakat yang selama ini merasa sistem barcode menyulitkan mereka dalam mendapatkan BBM.
Dengan resmi dilantiknya Mualem dan Dek Fadh sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, banyak harapan yang disematkan kepada mereka dalam memimpin provinsi ini selama lima tahun ke depan. Berbagai tantangan seperti peningkatan kesejahteraan rakyat, pembangunan infrastruktur, serta penguatan ekonomi berbasis syariah diharapkan dapat menjadi fokus utama kepemimpinan mereka.
Sebagai mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan tokoh sentral Partai Aceh, Muzakir Manaf memiliki rekam jejak panjang dalam politik Aceh. Sementara itu, Fadhlullah (Dek Fadh) diharapkan dapat mendampingi Mualem dalam menjalankan roda pemerintahan dengan baik dan harmonis.
Prosesi pelantikan yang berlangsung khidmat ini menandai era baru bagi pemerintahan Aceh. Kini, masyarakat menanti langkah nyata yang akan diambil oleh duet Mualem-Dek Fadh dalam mewujudkan Aceh yang lebih sejahtera, bermartabat, dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional. [CEM]