SAGOETV | BANDA ACEH – Dalam Kajian dan Halaqah Magrib pada Ahad (18/5/2025) di Masjid Raya Baiturrahman, Dr. Tgk. H. A. Gani Isa, SH., M.Ag melanjutkan kajian tentang Nabi Ibrahim, dengan bertema “Ibrahim Khalilullah, Pemimpin yang Taat dan Bersyukur”.
Dalam halaqah rutin itu, , beliau mengawali dengan membacakan firman Allah dalam Surah An-Nahl ayat 120–121 yang menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim adalah sosok yang taat, lurus (hanif), dan bersyukur kepada Allah:
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang umat yang taat kepada Allah lagi hanif, dan dia tidak termasuk orang-orang musyrik. Dia adalah orang yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan memberinya petunjuk kepada jalan yang lurus.”paparnya.
Tgk Agani menjelaskan bahwa sifat qanitan lillah (taat kepada Allah) menjadi ciri utama kepemimpinan Nabi Ibrahim AS. Ibrahim dikenal sebagai sosok yang selalu patuh dan tunduk tanpa syarat kepada perintah Allah, bahkan ketika diperintahkan untuk menyembelih putranya sendiri, Ismail. Kepatuhan itu dilandasi kesadaran bahwa ketaatan kepada Allah adalah jalan kebenaran dan keberkahan.
Lebih lanjut, beliau menegaskan bahwa Nabi Ibrahim adalah hanif, yaitu lurus dalam keyakinan dan jauh dari kemusyrikan. Sosok Ibrahim berani menentang rezim tiran Namrud yang memaksakan penyembahan berhala, bahkan sampai harus menghadapi ancaman hukuman bakar hidup-hidup. Namun, Allah melindungi beliau dengan menjadikan api sebagai dingin dan penyelamat.
Ia juga menyinggung pentingnya keluarga Nabi Ibrahim yang hanif dan thaat, mulai dari istri beliau, Siti Hajar, hingga putranya, Ismail, yang semuanya menunjukkan kepasrahan dan kesungguhan dalam menjalankan perintah Allah.
Sebagai pemimpin, Nabi Ibrahim tidak hanya menegakkan tauhid, tetapi juga membangun fondasi peradaban dengan mendirikan Ka’bah dan menjadi imam bagi umat manusia. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 124 bahwa Ibrahim dijadikan pemimpin umat, dengan catatan kepemimpinan tersebut harus dijalankan secara adil dan tidak diwariskan kepada keturunan yang zalim.
Kajian yang penuh hikmah ini mengajak umat Islam untuk meneladani kepemimpinan Nabi Ibrahim yang mengedepankan ketaatan, kejujuran, dan rasa syukur kepada Allah. Di tengah tantangan zaman, sikap hanif yang dibawa Nabi Ibrahim menjadi modal utama dalam membangun masyarakat yang adil dan beriman.[]