• Tentang Kami
Tuesday, May 20, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • News
  • Podcast
  • Olahraga
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Nasional
  • Analisis
  • News
  • Podcast
  • Olahraga
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Nasional
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Profesor Abdi A Wahab; Disiplin dan Humoris

Mukhlisuddin Ilyas by Mukhlisuddin Ilyas
March 8, 2025
in Literasi
Reading Time: 7 mins read
A A
0
Profesor Abdi A Wahab; Disiplin dan Humoris
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Mukhlisuddin Ilyas
Salah Seorang Penulis Buku Mereka Bicara Profesor Abdi, terbitan Bandar Publishing.

Sosok Profesor Abdi A Wahab, tidak terlepas dari kedisiplinannya, humorisnya, ketegasannya dan sesekali emosinya. Disiplin memiliki makna yang luas tergantung pada konteks yang dijalaninya. Saya melihat Profesor Abdi memiliki dua makna dalam kedisiplinanya. Pertama disiplin sebagai sebuah prilaku dalam kehidupan pribadi dan hubungannya dengan organ organisasi yang dipimpinya. Kedua disiplin berbasis pengetahuan sebagai seorang pembelajar yang menjunjung tinggi nilai etika yang dianutnya.

BACA JUGA

Dua Buku Karya Penulis Aceh Masuk Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

The Last Accord, Film Dokumenter Perdamaian Aceh Diputar di USK

Salah seorang, atlet lari Amerika Serikat, yang memecahkan rekor Olimpiade catatan waktu 20,7 detik. Di Berlin, Jerman, 2 Agustus 1936, mengatakan bahwa “Kita semua punya mimpi. Tetapi untuk mewujudkan mimpi, dibutuhkan banyak tekad, dedikasi, disiplin diri, dan usaha.” – Jesse Owens.

Dalam konteks tersebut, disiplin memiliki peran penting dalam membentuk perilaku, karakter, dan pencapaian, baik itu dalam kehidupan pribadi maupun di berbagai bidang kehidupan. Demikian juga, bagi seorang Profesor Abdi A Wahab. Pembentukan karakter, kedisiplinannya, humorisnya, ketegasannya dan sesekali emosinya tidak terlepas dari kebiasannya dan pembelajaran dari sosok orang tuanya.

Dalam sebuah perbincangan dengan Profesor Abdi di Podcast SAGOE TV yang saya pandu. Saya mendapat informasi detail tentang kehidupannya yang sangat dipengaruhi pola pendidikan orang tuanya.

Orang tua Profesor Abdi memiliki nama lengkap Raja Abdul Wahab, 12 orang anak, dari 3 istri. Istri pertama bernama Sri Kala seorang putri Takengon, melahirkan 4 anak laki-laki termasuk Prof Abdi yang terkecil. Istri kedua Cut Aja seorang perempuan berasal dari Jeuram, melahirkan 2 anak laki-laki dan 2 anak perempaun. Dan istri ketiga adalah Agnes Manoppo, melahirkan 1 anak laki-laki, 3 anak perempuan. Menurut Prof Abdi, anak-anak dari istri ketiganya masih hidup semuanya, tinggal di Jakarta dan Belanda.

Sebagai seorang pejabat yang memiliki 3 istri. Menurut Profesor Abdi, orang tuanya memiliki kemampaun untuk memenej istri-istrinya, tidak ada konflik sama sekali. Anak-anaknya semuanya rukun dan harmonis. Termasuk dirinya pernah tinggal di rumah istri nomor 3 bapaknya.

Raja Abdul Wahab, bapak Profesor Abdi, selain sebagai orang tua yang keren dalam mendidik anak-anaknya, juga pernah menjadi pejabat Bupati Aceh Tengah yang pertama, menjadi Bupati di Aceh Barat, Bupati Pidie dan Aceh Besar, juga pernah menjadi pejabat Gubernur Aceh (1953-1954).

Dalam perjalanan kehidupannya, Profesor Abdi beserta abang-abangnya tidak pernah merasakan kehidupan yang mewah, tidak pernah ada pelayanan apapun untuk mereka sebagai seorang anak seorang Bupati dan Gubernur Aceh. Kalau perlu kebutuhan hidup dan sekolah, hanya diberikan sesuai kebutuhan. Ia dan keluarga besarnya hidup biasa-biasa saja.

Sekarang, Profesor Abdi sangat sadar bahwa kehidupan sederhana dan sikap disiplin yang ia jalani tidak terlepas dari didikan orang tuanya. Abdi kecil, walau anak seorang Bupati tetap hidup sederhana. Termasuk dalam menjalin komunikasi dengan semua unsur.

Prof Abdi ikut menjadi saksi gejolak DI/TII di Aceh Tengah. Pada suatu ketika, ia melihat Ayahnya, Abu Daud Bereueh dan Ilyas Leube duduk di rumah mereka. Mereka bersahabat sangat dekat.

“Waktu saya sekolah SMA, saya pernah menjadi sopir Abu Daud Beureueh ketika beliau Takengon berkeliling kota dengan mobil bapaknya”.

Menurut Profesor Abdi. Sosok ayahanya adalah tegas dan disiplin. Sebagai seorang lulusan sekolah Belanda dan Jepang, yang berkontribusi memperjuangkan kemardekaan Indonesia di Medan dan Aceh.

Baca Juga:  DWP UIN Ar-Raniry Serahkan Buku Muslim Fashion Iriana Joko Widodo kepada Ibu Negara

“Sejarah orang tua kami sempat menjadi Gubernur Aceh itu tidak ada yang tahu, yang memberi tahu saya itu adalah Sejarawan Aceh, alm Dr Isa Sulaiman berdasarkan data-data yang diperolehnya di Den Haag Belanda.”

Abdi belajar dari sosok orang tuanya tentang loyalitas terhadap negara, termasuk bersahabat tanpa syarat. Ia menyaksikan tentang persahabatan yang dijalani orang tuanya dengan berbagai pihak, walau berbeda haluan politik.

Sosok Disiplin

“Discipline is remembering what you want”
(Disiplin akan memberikan apa pun yang kamu inginkan” – David Campbell –

Melihat jejak perjalanannya, Profesor Abdi yang kini berusia 80 tahun. Segala lika-liku kehidupan dan kesuksesannya tidak lepas dari kedisiplinannya. Terlihat beliau bukan saja merencanakan kehidupannya. Tetapi lebih dari itu adalah memberi makna bagi kehidupan sosial orang lain.

Sebagai seorang yang paling junor, bergabung dalam “komunitas orang tua”. Saya menjadi bagian kecil yang beruntung dapat belajar apa saja darinya. Salah satu tentu mengenai kedisiplinan. Walau berusaha untuk disiplin datang rapat pleno yang menjadi agenda rutin setiap selasa dan jumat setiap minggunya, dalam organisasi yang dipimpin Profesor Abdi. Namun realitasnya tetap selalu “kalah” dalam mengikuti arahannya.

Dalam setiap agenda pertemuan, baik pertemuan formal maupun pertemuan “ngopi”. Saya menjadi saksi kehadirannya tepat waktu. Kadang malu dan cemburu. Spirit kedisiplinan pada hal-hal kecil sekalipun selalu memberi inspirasi. Beruasaha selalu belajar darinya.

Seperti kata David Campbell diatas. Capaian kesuksesan dalam karir, kesehatan dan keberkahan usianya. Tidak bisa lepas dari kedisiplinannya. Tidak semua orang mampu mewujudkan, antara yang diucapkan dengan yang dikerjakan. Mensinkronisasikan antara gagasan dan perbuatan sesuatu yang mudah di ucapkan. Tetapi sulit direalisasikan. Untuk hal ini, Prof Abdi tidak termasuk didalamnya. Tentu karena kedisiplinannya.

Terus terang, walau tidak berguru dalam ruang-ruang kelas di Universitas. Sesungguhnya, saya belajar darinya banyak hal. Dalam sebuah momentum awal tahun, di depan istri dan anak-anak. Saya sampaikan bahwa salah satu keberuntungan dalam dalam menjalani hidup adalah dapat belajar dari dari dua orang guru kehidupan, yaitu Profesor Abdi dan Profesor Yusny Saby. Tentu selain sejumlah mentor yang mengawal kehidupan sosial lainnya.

Dengan profesor Abdi, saya berguru dengannya selama lima tahun belakangan. Jauh sebelum itu, saya belajar soal “ilmu kehidupan” dari Profesor Yusny Saby. Belakangan saya tahu, keduanya saling berkawan dan saling respect.

Tegas, Tapi Humoris
Pengalaman dalam berinteraksi dengan Profesor Abdi dalam kurun 2019-2024. Sosoknya dapat saya simpulkan tegas tapi humoris. Tegas menyampaikan gagasannya, tegas dalam dalam tutur katanya. Karena ketegasanya, tidak sedikit membawa situasi dalam ketegangan. Tapi tidak lama kemudian selalu mengakhiri dengan humornya. Ketegasannya berlandaskan kejujuran apada adanya. Kejujurannya menimbulkan hening, makanya ia selalu memiliki siasat mengakhirinya dengan humor supaya ketegagan menjadi cair.

Saya teringat pada sebuah pepatah dari Ali bin Abi Thalib, yang mengatakan bahwa  “Orang yang suka berkata jujur akan mendapatkan tiga keuntungan, yaitu kepercayaan, cinta, dan rasa hormat.”

Suka berterus terang, berkata jujur apa adanya, menjadi ciri khasi dari sosok Abdi A Wahab. Menurut beberapa koleganya di Majelis Pendidikan Aceh, Prof Abdi pada usia sekarang ini jauh berubah. Berubah untuk berdamai dengan dirinya dan keberadaan lingkungannya. Tidak seperti Ketika menjadi rektor Universitas Syiah Kuala (USK). Masa transisi Aceh, konflik dan tsunami.

Sosoknya yang suka berkata jujur, membuat dirinya seperti dikatakan Ali bin Abi Thalib selalu mendapat kepercayaan untuk mengemban amanah. Mendapat cinta dan kasih sayang dari orang-orang disekelilingnya, dan tentu mendapat rasa hormat karena kehidupannya yang sederhana dan memiliki makna bagi orang banyak.

Baca Juga:  Banjir Rendam Sekolah di Nagan Raya, Kegiatan Belajar Diliburkan Sementara

Jebolan Doktor dari University of Kentucky, Amerika Serikat tahun 1986. Selalu merendah dan memberi peluang bagi koleganya untuk kreatif dalam mengerjakan sesuatu.  Dengan tutur bahasanya lemah lembut, penampilannya yang sederhana, selalu berusaha akrab dengan lawan bicaranya.

Bagi saya, sebagai junior, Profesor Abdi adalah orang tua, maha huru dan tempat belajar dari setiap interaksi dengannya. Sebuah keberkahan dalam hidup, dapat membangun komunikasi dan bekerja dalam sebuah tim, dalam berfikir tentang dunia pendidikan Aceh. Ia sadar betul, membangun pendidikan Aceh membutuhkan energi kolektif dan komprehensif, lintas profesi dan usia.

Seperti kata George Bernard Shaw, salah seorang novelis, penulis drama, dan politikus yang populer di dunia, yang menyebutkan bahwa “Hidup bukan tentang menemukan dirimu sendiri”.

Itulah Prof Abdi, menjalani hidup bukan sebatas berfikir tentang dirinya. Melaikan berfikir tentang alam semesta dan isinya. Usianya yang semakian tua –80 tahun–nyaris belum ada tanda-tanda untuk berhenti berkontribusi untuk kemajuan bangsanya. Staminannya juga dahsyat, masih bisa nyetir Banda Aceh-Aceh Tengah. Tentu didampingi istirnya.

Pikirannya Tentang Pendidikan
Ajak Guru Bangkitkan Bakat Siswa.

Prof Abdi mengajak guru Sekolah Dasar di Aceh dapat membangkitkan bakat-bakat siswa. Membangaun pendidikan harus sejak pendidikan dini. Menurutnya, keberadaan guru, ditengah gempuran dunia digital sangat penting. Makanya meningkatkan kompetensi guru, supaya dapat membangkitkan bakat-bakat siswa Aceh.

Guru Sekolah Dasar di Aceh harus menigkatkan kompetensinya, daya saing siswanya. Menurut Prof Abdi, Kelompok Kerja Guru (KKG) menjadi salah satu medianya. Harapannya, guru harus selalu update terutama menemukan masalah dan solusi bagi kemajuan Pendidikan Aceh.

Di Aceh banyak orang pintar, alokasi dana pendidikan juga cukup tersedia. Tapi kualitas Pendidikan Aceh selalu muncul masalah dalam perangkingan nasional. Makanya, menuru Prof Abdi perlu menjaring informasi-informasi mengenai masalah-masalah dan menemukan solusi untuk kemajuan Pendidikan Aceh, supaya Pemerintahan Aceh dapat mengambil kebijakan yang terbaik untuk mencapai pendidikan Aceh yang hebat.

Dulunya, Pemerintah Aceh memiliki program Aceh Carong, supaya anak-anak Aceh cerdas (caròng) yang mampu bersaing dan mengukir prestasi di tingkat nasional dan regional dapat dicapai melalui pendidikan yang berkualitas. Begitu juga dengan program Aceh Meuadab, supaya mengembalikan khittah Aceh sebagai Serambi Mekkah melalui implementasi nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sekolah.

Pengembangan Pendidikan Aceh Minimal Fokus pada 14 Poin.

Majelis Pendidikan Aceh (MPA) dibawah kepemimpinan Profesor Abdi, menekankan fokus pengembangan pendidikan Aceh pada 14 hal untuk periode 2024-2027. Harapannya 14 fokus arah pengembangan pendidikan di Aceh tersebut dapat direaliasikan, sebagai wujud usaha, ikhtiar dalam memperbaiki pendidikan di Aceh.

Penjelasannya tentang mutu pendidikan selalu menjadi pertanyaan dan dipertanyakan.”Harus kita sadari mutu pendidikan di Aceh belum begitu menggembirakan secara nasional. Kemampuan dan kelulusan anak-anak kita masih berada di bawah dan data ini kita dapatkan dari lembaga resmi, misalnya untuk bidang sains teknologi berada di urutan 24 secara nasional”

Prof Abdi selalu melihat dengan optimisme, tidak boleh pesimis dalam serta larut dalam kekecewaan melihat realitas pendidikan Aceh. Perlu kerja keras meningkatkan mutu pendidikan. Tidak boleh juga dibebankan pada satu lembaga saja, tapi semua lembaga harus terlibat, memajukan pendidikan Aceh.

Baca Juga:  Pulang Kampung, Istri Gubernur Aceh Rayakan Idulfitri dengan Kesederhanaan

Dalam kapasitasnya sebagai Ketua MPA. Profesor Abdi merincikan 14 fokus arah pengembangan pendidikan di Aceh. Meliputi mutu guru dan kepala sekolah (termasuk rekruitmen kepala sekolah). Fokus.lain, yakni manajemen sekolah, tenaga kependidikan dan penjaminan mutu harus diawasi, diamati, dimonitor dan dievaluasi. Kemudian pendidikan dayah dan islami serta perguruan tinggi juga harus dilibatkan dalam memberikan perhatian. Keluarga dan masyarakat juga harus lebih berperan.

Pendidikan Pilar Penting Pembangunan Aceh.
Majelis Pendidikan Aceh (MPA) terus berkontribusi sesuai dengan kewenangannya. Capain penting salah satunya adalah secara rutin memberikan pertimbangan kepada Gubernur Aceh. Disamping itu, secara konsisten pula, beberapa gagasan pengurus MPA terus diterbitkan untuk penguatan pendidikan Aceh. Karena esensinya pendidikan merupakan keterlibatan semua elemen dalam pembangunan Aceh kedepan.

Sebenarnya, arah  kebijakan pendidikan harus diperkuat dari awal sumber pembelajaran, yaitu dari keluarga. Oleh karenanya semua elemen perlu memberikan teladan yang baik untuk membangun generasi Aceh yang lebih baik. Dalam pengembangan pendidikan Aceh, pemerintah perlu melibatkan tokoh masyarakat yang akan melaksanakan sosial kontrol. MPA sudah berpikir keras dan mendiskusikannya secara mendalam, arah kebijakan yang telah dipublikasikan. Supaya pikiran-pikiran tersebut menjadi rujukan untuk jangka pendek dan jangka panjang dalam pembangun pendidikan Aceh.

Memang masalah yang dihadapi adalah bagaimana implementasi pendidikan yang bermutu, akibat perkembangan teknologi dan perubahan sosial masyarakat Aceh yang begitu cepat.  Perkembangan teknologi yang berbasis pada artificial intelligence (AI) dan perubahan tatanan sosial masyarakat perlu diperhatikan dalam setiap kebijakan Aceh.

Keberadaan MPA dalam menjalankan kewenangannya untuk memberi masukan kepada pemerintah Aceh. Poin terpenting tata Kelola pendidikan Aceh harus fokus pada perbaikan pendidikan secara menyeluruh. Penguatan pendidikan Aceh akibat dari kemajuan teknologi dan perubahan sosial harus dilakukan secara komprehensif dan partisipatif.

Kita menginginkan seluruh sekolah di Aceh memiliki daya saing yang kuat. Lulusan sekolah bisa masuk perguruan tinggi bermutu. Kita ingin lebih banyak lagi peserta didik yang bisa bersaing ditingkat nasional bahkan hingga ke tingkat internasional. Maka Langkah yang diperlukan adalah kolaborasi berbasis pada kebutuhan masa depan peserta didik.

Perlu terus dilakukan secara konsisten. Tujuan kolaborasi adalah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh instansi terkait tentang pendidikan.  Sebuah kenyataan yang harus kita terima saat ini adalah mutu dan daya saing lulusan provinsi Aceh masih sangat rendah jika dibandingkan dengan lulusan dari provinsi lain.

Penutup
Sebagai sebuah ingatan, terlalu banyak pesan moral yang bisa diambil dari seorang sosok Profesor Abdi A Wahab. Biarlah pembaca menikmati kehadirannya. Dengan usia 80 tahun, dengan segala lika liku kehidupan yang telah dijalaninya. Sebagai seorang abdi Tuhan, ia terus menebar kebaikan, menjadi guru yang baik untuk generasi muda di Indonesia.

Atensinya terhadap kepada generasi muda, tidak perlu diragukan. Ia memiliki harapan, supaya generasi muda untuk terus tampil, mengisi pembangunan di negara ini. Khusus Aceh, Prof Abdi sadar bahwa 30,29 persen warga Aceh saat ini dihuni oleh generasi Z yang berusia 8-23 tahun. Begitu juga genarasi milenial yang berusia 24-39 tahun sejumlah 26,29 % dari populasi 5,274,871 jiwa.

Selamat ulang tahun Prof Abdi. Usia 80 tahun bukan lagi bonus dari Tuhan. Tapi sebagai tanda, Tuhan menyanyangi Profesor Abdi. Barakallah fii umrik Prof. Semoga Allah senantiasa menjaga kesehatan Profesor, dan jangan pernah lelah menebar kebahagiaan dan inspirasi untuk generasi berikutnya. Tentu diiringi dengan humor.[]

Tags: acehIndonesiaProfesorProfesor Abdi A WahabsagoetvUnsyiahUSK
ShareTweetPinSendShare
Seedbacklink
Mukhlisuddin Ilyas

Mukhlisuddin Ilyas

Mukhlisuddin Ilyas adalah Peneliti dan Penulis Buku. Direktur Bandar Publishing, Banda Aceh.

Related Posts

Dua Buku Karya Penulis Aceh Masuk Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025
Literasi

Dua Buku Karya Penulis Aceh Masuk Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

by SAGOE TV
May 18, 2025
The Last Accord, Film Dokumenter Proses Perdamaian Aceh Diputar di USK
Literasi

The Last Accord, Film Dokumenter Perdamaian Aceh Diputar di USK

by SAGOE TV
April 11, 2025
Sulaiman Tripa Terbitkan Buku ke-218 Berjudul ‘Mengapa Bernegara Hukum’
Literasi

Sulaiman Tripa Luncurkan Buku ke-218 Berjudul ‘Mengapa Bernegara Hukum?’

by SAGOE TV
March 22, 2025
Al-Qur'an Terjemahan Bahasa Gayo Diserahkan ke Perpustakaan Masjid Nabawi Madinah
Literasi

Al-Qur’an Terjemahan Bahasa Gayo Diserahkan ke Perpustakaan Masjid Nabawi Madinah

by SAGOE TV
March 9, 2025
Kelas Penulisan Naskah, Upaya Aceh Documentary Melahirkan Penulis Skenario Film
Literasi

Kelas Penulisan Naskah, Upaya Aceh Documentary Melahirkan Penulis Skenario Film

by SAGOE TV
January 20, 2025
Load More

POPULAR NEWS

Waled Landeng: Prioritaskan Non-ASN R2 dan R3 Jadi PPPK Penuh Waktu

Waled Landeng: Prioritaskan Non-ASN R2 dan R3 Jadi PPPK Penuh Waktu

February 21, 2025
Gampong Lam Geu Eu Raih Juara Pawai Takbir Idul Fitri 1446 H Aceh Tahun 2025

Gampong Lam Geu Eu Raih Juara Pawai Takbir Idul Fitri 1446 H Aceh Tahun 2025

March 31, 2025
UIN Ar-Raniry Buka Prodi Manajemen Industri Halal, Mulai Terima Mahasiswa Baru

UIN Ar-Raniry Buka Prodi Manajemen Industri Halal, Mulai Terima Mahasiswa Baru

April 18, 2025
Realitas di Aceh Lebih ‘Bid’ah’ dari Filmnya

Realitas di Aceh Lebih ‘Bid’ah’ dari Filmnya

April 18, 2025
Wali Nanggroe, Waled Landeng dan Cap Sikureung di Malaya

Wali Nanggroe, Waled Landeng dan Cap Sikureung di Malaya

February 21, 2025

EDITOR'S PICK

Pemerintah Aceh Dukung Penuh Proyek PLTP Seulawah untuk Energi Berkelanjutan

Pemerintah Aceh Dukung Penuh Proyek PLTP Seulawah untuk Energi Berkelanjutan

May 6, 2025
Polda Aceh Patroli Siber Berantas Judi Online Jelang Ramadhan

Polda Aceh Patroli Siber Berantas Judi Online Jelang Ramadhan

February 26, 2025
Jabal Ali Husin Sab

Strategi Pengentasan Kemiskinan, Pemajuan Desa dan Pertanian Aceh

March 8, 2025
sulaiman tripa

Cerita tentang Pasal

March 20, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.