SAGOE | JAKARTA – Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menuturkan, dengan adanya perjanjian perdagangan bebas utama,Indonesia dan Korea Selatan tidak hanya memperdalam kolaborasi ekonomi, tetapi juga memperkuat hubungan diplomatik. Perjanjian dagang dimaksud meliputi Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK CEPA), ASEAN-KoreaFree Trade Agreement(AKFTA), dan Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement (RCEP).Demikian disampaikan Wamendag Jerrydalam Team Korea-Indonesia Economic Partnership Forum di HotelSt. Regis Jakarta kemarin, Rabu (29/6).
Forum yang mengusung tema “Strengthening Partnerships to Promote Korea-Indonesia Trade and Investment” tersebutdigelar Korean Chamber of Commerce and Industry in Indonesia. “Perjanjian-perjanjian yang mencakup sektor-sektor utama seperti pertanian, industri, tekstil, elektronik, dan jasa, telah meningkatkan peluang perdagangan dan investasi secara signifikan.
Ini membuka jalan bagi bisnis dan industri di kedua negara untuk berkembang dengan menghapus tarif dan mengurangi hambatan perdagangan. Tidak hanya memperdalam kolaborasi ekonomi Indonesia dan Korsel, tapi juga memperkuat hubungan diplomatik,”urai Wamendag Jerry.Turut hadir Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dan Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Korea di Indonesia Park Soo-Deok. Berikutnya, Wakil Ketua Umum Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Bernardino M. Vega serta Ketua Korean Chamber of Commerce and Industry Lee Kang Hyun.
Wamendag Jerry juga meminta Korseluntuk terus bekerja sama dengan Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai tujuan perdagangan dan investasi yang prospektif. Terkait hal itu, pelaku usaha kedua negara perlu berdiskusi dan membangun koneksi yang dapat membuahkan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran Indonesia dan Korea.”Saya memahami, sebagian besar pembuat keputusan cenderung menunggu arah kebijakan pemerintahan baru Indonesia. Di sisi lain, kerja sama Indonesia dan Korea diharapkan dapat terus berjalan. Forum ekonomi seperti ini dapat kita manfaatkan untuk berdiskusi, bertukar ide, membangun koneksi, dan membuka jalan bagi kolaborasi dan kemakmuran kedua negara,”jelas Wamendag Jerry.
Pada 2023, komoditas ekspor utama Indonesia ke Korselyaitu batu bara(selainantrasit dan bitumen), gas petroleum, bijih tembaga, monitor dan proyektor, dan asam lemak. Komoditas impor utama Indonesia dari Korselyaitu batubaratidak diaglomerasi,gas minyak bumi dan gas hidrokarbon lainnya, serta bijih tembagadan konsentratnya. Berikutnya, aparatus penerimaelektronik, minyak sawit dan fraksinya, amonia, batubara bitumen, minyak bumi dan minyak dari mineral mengandung bitumen, kayu lapisdan asam lemak monokarboksilat industri.Terkait investasi, Korseladalah sumber investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) ke-7 bagi Indonesia. Pada 2023, Korselmenanamkan USD 2,5 miliar (naik 10,7 persen yoy) di Indonesia dalam 5.895 proyek (naik 102,7 persen yoy). Sektor investasi Korseldi Indonesia meliputi industri mesin dan elektronik; listrik, gas, dan air; industri barang dari kulit dan alas kaki. (NF)