• Tentang Kami
Monday, June 30, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Pernikahan Dini, Tantangan dan Dampaknya terhadap Ketahanan Keluarga

Mustafa Marwidin by Mustafa Marwidin
March 16, 2025
in Podcast
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Pernikahan Dini, Tantangan dan Dampaknya terhadap Ketahanan Keluarga

Podcast bersama Laila Juari, anggota Komite RPuK, dan Rukiyah Hanum, Ketua Majelis Hukum dan HAM PWA Aisyiyah. Foto: dok. SagoeTV

Share on FacebookShare on Twitter

SAGOETV | BANDA ACEH – Pernikahan di usia muda kerap menjadi perdebatan di masyarakat. Sebagian berpendapat bahwa menikah lebih awal dapat memengaruhi masa depan seseorang, baik dari segi pendidikan, karier, maupun kesehatan mental. Namun, tak sedikit yang meyakini bahwa menikah muda memberikan kesempatan membangun keluarga lebih dini dan tumbuh bersama pasangan.

Sebelum memutuskan menikah di usia muda, ada beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan, terutama kesiapan mental dan emosional. Lantas, berapa usia ideal untuk menikah? Pertanyaan ini menjadi topik diskusi dalam podcast yang menghadirkan Laila Juari, anggota Komite RPuK, serta Rukiyah Hanum, Ketua Majelis Hukum dan HAM PWA Aisyiyah dipandu oleh Host Ihan Nurdin, Jumat (14/3/2025).

BACA JUGA

Arif Fadillah: Dari Tukang Becak hingga Politisi Demokrat, Bahas Dana Otsus dan Revisi UUPA

Ini Pengalaman Relawan Kemanusiaan Masa Konflik dan Tsunami di Aceh

Gerakan perempuan telah berlangsung sejak lama. International Women’s Day (IWD) pertama kali diperingati di Amerika Serikat pada abad ke-19 dan terus menjadi agenda internasional hingga kini. Ini menunjukkan bahwa perjuangan perempuan masih relevan.

Gerakan ini bermula dari isu diskriminasi dan ketidakadilan yang dialami perempuan, khususnya di dunia kerja. Pada awal abad ke-19 dan 20, buruh perempuan di Eropa dan Amerika menghadapi kesenjangan upah yang signifikan dibanding laki-laki, meski bekerja dalam jam yang sama atau lebih lama. Di Amerika, perempuan bahkan tidak memiliki hak pilih dalam pemilu.

Di Indonesia dan Aceh, isu ketidaksetaraan gender masih menjadi tantangan. Berbagai persoalan seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan seksual, dan diskriminasi masih kerap terjadi. Peringatan Hari Perempuan Internasional menjadi momentum refleksi dan perjuangan agar perempuan mendapatkan hak yang lebih setara.

Baca Juga:  Strategi Ekonomi Aceh: Optimalisasi Potensi Lokal dan Ekspansi ke Pasar Global (bagian 2)

Ketahanan Keluarga dan Literasi Digital

Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, komunitas perempuan di Aceh berkolaborasi dalam berbagai kegiatan, termasuk diskusi yang diselenggarakan oleh Sago TV dan Balai Sura Urung Inong Aceh. Salah satu tema yang diangkat adalah ketahanan keluarga dan literasi digital, dua isu yang dianggap sangat relevan dengan kondisi saat ini.

Ketahanan keluarga menjadi perhatian utama karena erat kaitannya dengan perlindungan perempuan. Sementara itu, literasi digital dinilai penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu perempuan, terutama dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023, enam kabupaten di Aceh mencatat angka pernikahan dini yang cukup tinggi, yaitu Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen, Subulussalam, Gayo Lues, dan Aceh Barat. Jumlah kasus pernikahan dini di daerah tersebut mencapai 4.106 kasus.

Tingginya angka pernikahan dini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa fenomena ini masih tinggi? Secara psikologis, anak-anak yang menikah dini belum memiliki kesiapan untuk membangun rumah tangga. Oleh karena itu, penting untuk mendiskusikan isu ini secara luas agar masyarakat lebih sadar akan dampaknya.

Secara hukum, seseorang dikategorikan sebagai anak jika berusia di bawah 18 tahun. Namun, di banyak daerah, praktik pernikahan anak masih marak terjadi.

Anak-anak yang menikah dini kerap belum matang secara psikologis maupun biologis. Mereka masih berada dalam fase perkembangan dan belum siap menghadapi kompleksitas kehidupan berumah tangga. Dalam beberapa kasus, anak-anak bahkan dinikahkan dengan pasangan yang jauh lebih tua. Penelitian di Aceh Utara menemukan bahwa dari enam keluarga yang diteliti, dua kasus pernikahan anak terjadi akibat perkosaan, sementara empat lainnya dilatarbelakangi faktor kemiskinan.

Baca Juga:  Bunda PAUD Aceh Perkuat Sinergi Pendidikan Anak Usia Dini dengan Dirjen PAUD Dikdasmen

Dalam banyak kasus, pernikahan anak dijadikan solusi ekonomi bagi keluarga. Namun, keputusan ini sering kali berujung pada masalah yang lebih besar, seperti penelantaran keluarga, poligami, hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pada kasus di mana suami jauh lebih tua, kekerasan dalam rumah tangga lebih banyak terjadi. Selain itu, anak perempuan yang menikah akibat perkosaan sering menghadapi stigma sosial yang justru memperburuk kondisi mereka.

Tingginya angka pernikahan anak di Aceh beriringan dengan tingginya angka kematian ibu dan bayi. Beberapa daerah dengan angka pernikahan anak tinggi, seperti Aceh Timur, Aceh Utara, dan Bireuen, juga mencatatkan kasus kematian ibu dan bayi yang lebih tinggi dibanding daerah lain. Ini menunjukkan adanya korelasi antara pernikahan usia dini dan risiko kesehatan yang serius.

Pendidikan sebagai Solusi

Kurangnya pendidikan menjadi faktor utama yang mendorong pernikahan anak. Jika orang tua tidak memiliki pemahaman yang cukup, mereka cenderung mengulangi pola yang sama dengan menikahkan anak mereka di usia dini.

Pendidikan tentang kesehatan reproduksi perlu diperkuat, bukan dalam konteks mengajarkan hubungan seksual, melainkan untuk memberikan pemahaman tentang tubuh, pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, serta risiko yang ditimbulkan oleh pernikahan dini.

Di era digital, tantangan semakin besar. Anak-anak dengan mudah mengakses informasi melalui media sosial, tetapi tanpa pendampingan yang memadai, risiko yang dihadapi juga semakin besar. Ironisnya, dalam kondisi seperti ini, sebagian anak justru dinikahkan, padahal mereka belum memiliki kemampuan untuk menyeleksi informasi digital, apalagi menjalankan tanggung jawab dalam rumah tangga.

Pernikahan anak bukanlah solusi, melainkan pemicu berbagai permasalahan, baik dari segi ekonomi, kesehatan, maupun sosial. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan keluarga dalam meningkatkan kesadaran serta kualitas pendidikan. Dengan demikian, pernikahan anak dapat dicegah dan ketahanan keluarga semakin kuat.

Baca Juga:  Tata Kelola dan Struktur Ekonomi Lemah, Penyebab Aceh Sulit Keluar dari Kemiskinan (bagian 1)

Tingginya angka kekerasan seksual menjadi perhatian serius. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap hal ini adalah akses yang tidak terkontrol terhadap konten yang tidak layak bagi anak-anak. Kurangnya pendampingan dari orang tua dalam mengakses media digital memperburuk keadaan.

Keluarga memiliki peran sentral dalam mengedukasi anak-anak mengenai pemanfaatan media digital secara bijak. Teknologi memang memudahkan akses informasi, tetapi tanpa bimbingan, risikonya semakin besar. Oleh karena itu, diskusi tentang literasi digital dan pencegahan pernikahan anak harus terus digalakkan guna membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. []

Tags: AnakKeluargaperempuanPernikahan Dinipodcastsagoetvwomen
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Mustafa Marwidin

Mustafa Marwidin

Sarjana Komunikasi UIN Ar-Raniry dan Jurnalis sagoetv.com

Related Posts

Arif Fadillah: Dari Tukang Becak hingga Politisi Demokrat, Bahas Dana Otsus dan Revisi UUPA
Podcast

Arif Fadillah: Dari Tukang Becak hingga Politisi Demokrat, Bahas Dana Otsus dan Revisi UUPA

by Mustafa Marwidin
June 21, 2025
Ini Pengalaman Relawan Kemanusiaan Masa Konflik dan Tsunami di Aceh
Podcast

Ini Pengalaman Relawan Kemanusiaan Masa Konflik dan Tsunami di Aceh

by Mustafa Marwidin
May 21, 2025
Benteng Gunung Biram, Saksi Sejarah Perjuangan Aceh yang Terlupakan
Podcast

Benteng Gunung Biram, Saksi Sejarah Perjuangan Aceh yang Terlupakan

by Mustafa Marwidin
March 26, 2025
Antara Pedoman Hukum dan Otoritas Keagamaan Fatwa dalam Islam
Podcast

Antara Pedoman Hukum dan Otoritas Keagamaan Fatwa dalam Islam

by Mustafa Marwidin
March 26, 2025
Iqbal Alfajri; Jejak Pemain Aceh di Paraguay dan Kiprah Baru di Dunia Bahasa
Podcast

Iqbal Alfajri; Jejak Pemain Aceh di Paraguay dan Kiprah Baru di Dunia Bahasa

by Mustafa Marwidin
March 26, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Reuni Alumni Jeumala 2003 di Pantai Riting: Semangat Kekompakan Tak Pernah Luntur

Reuni Alumni Jeumala 2003 di Pantai Riting: Semangat Kekompakan Tak Pernah Luntur

June 28, 2025
Harga Mobil Terancam Naik, Pengusaha Otomotif Aceh Harap Pergub Opsen Pajak Kendaraan Diperpanjang

Harga Mobil Terancam Naik, Pengusaha Otomotif Aceh Harap Pergub Opsen Pajak Kendaraan Diperpanjang

June 25, 2025
Eks Panglima GAM Sabang Harap Tengku Jamaica Wakili Aceh di Kementerian

Eks Panglima GAM Sabang Harap Tengku Jamaica Wakili Aceh di Kementerian

June 27, 2025
Guru Besar UIN Ar-Raniry Dikukuhkan sebagai Ketua BWI Aceh, Ini Susunan Pengurusnya

Guru Besar UIN Ar-Raniry Dikukuhkan sebagai Ketua BWI Aceh, Ini Susunan Pengurusnya

June 26, 2025
Rubrik Seni Sagoe TV

Rubrik Seni Sagoe TV

June 26, 2025
5 Anggota Komisi Informasi Aceh Resmi Dilantik, Ini Nama-namanya

5 Anggota Komisi Informasi Aceh Resmi Dilantik, Ini Nama-namanya

June 24, 2025
Saat Aceh Bernyanyi: Musik, Luka, dan Harapan yang Menggema

Saat Aceh Bernyanyi: Musik, Luka, dan Harapan yang Menggema

June 26, 2025
Prof KBA Tekankan Pentingnya Rekayasa Sosial Islami Hadapi Tantangan Pendidikan di Era Digital

Prof KBA Tekankan Pentingnya Rekayasa Sosial Islami Hadapi Tantangan Pendidikan di Era Digital

June 23, 2025
Ngopi Bareng Tokoh GAM dan Intel, Kisah di Tengah Konflik Aceh

Ngopi Bareng Tokoh GAM dan Intel, Kisah di Tengah Konflik Aceh

June 29, 2025

EDITOR'S PICK

Prof Arskal Salim: UIN Ar-Raniry Punya Modal Kuat Menuju World Class University

Prof Arskal Salim: UIN Ar-Raniry Punya Modal Kuat Menuju World Class University

May 7, 2025
Aceh Kemiskinan Mental

Aceh Kemiskinan Mental

June 28, 2022
Kreasia Terima Anugerah LPDB KUMKM 2024

Kreasia Terima Anugerah LPDB KUMKM 2024

November 1, 2024
Komaruddin Hidayat Resmi Jadi Ketua Dewan Pers 2025–2028, Ini Susunan Lengkap Pengurusnya

Komaruddin Hidayat Jadi Ketua Dewan Pers 2025–2028, Ini Susunan Lengkap Pengurusnya

May 14, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.