• Tentang Kami
Tuesday, May 20, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • News
  • Podcast
  • Olahraga
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Nasional
  • Analisis
  • News
  • Podcast
  • Olahraga
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Nasional
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Aksi Mahasiswa dan Omnibus Law

SAGOE TV by SAGOE TV
March 24, 2025
in Literasi
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Aksi Mahasiswa dan Omnibus Law
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Risky Almustana Imanullah
Mahasiswa Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Pemerintahan, UIN Ar-Raniry, Kopelma Darussalam Banda Aceh.

Setelah aksi mahasiswa menuntut dicabutnya UU (Undang-Undang) Omnibus Law (Cipta Lapangan Kerja) di gedung DPRA (Dewan Perwakilan Rakyat Aceh), beberapa hari yang lalu.  Saya terlibat dialog tentang problematika mengenai undang-undang, semakin tumpang tindih di Indonesia.

Rakyat diterjang kebingungan karena keterbatasan kapasitas dalam menginterpretasikan kinerja dewan perwakilan, sebagai representasi aspirasi masyarakat. Ternyata di cekik pelan-pelan untuk meminimalisir rasa sakit yang berlebihan bak malaikat maut yang mencabut nyawa orang beriman. Hutang mencekik negara, pemerintah dan DPR pun amnesia.

BACA JUGA

Dua Buku Karya Penulis Aceh Masuk Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

The Last Accord, Film Dokumenter Perdamaian Aceh Diputar di USK

Indonesia yang menganut sistem demokrasi, di interpretasikan dengan heterogen sesuai dengan kepentingan masing-masing. Esensi demokrasi yang katanya kebebasan hanya terpaku pada pribadi masing-masing, tidak ada kebebasan yang absolut.

Kalimat yang puluhan tahun lalu diucapkan oleh Sukarno sebagai presiden pertama Indonesia “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri“. Hari ini sudah terbukti.  Dewan dan pemerintah sebagai pemantik aksi demonstrasi.

Pengawalan ketat dan rapat (tanpa jaga jarak dimasa pandemi) dari aparat kepolisian saat mahasiswa melakukan aksi mahasiswa. Membuktikan bahwa tidak ada keseriusan pemerintah dalam mengejawantahkan regulasi protokol kesehatan (prokes).

Ratusan, bahkan ribuan massa berkumpul di halaman kantor DPR untuk menyuarakan tolak omnibus law . Timbul pertanyaan, bagaimana perkumpulan itu bisa berlangsung di tengah masa pandemi ? Bukankah pemerintah sudah mengeluarkan surat edaran untuk mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak, menghindari kerumunan, cuci tangan dan menggunakan masker?.

Baca Juga:  Komersialisasi Kesalehan dan Otokritik Untuk Mahasiswa

Berapa banyak mahasiswa yang positif corona virus desease (Covid-19) sebab melaksanakan aksi tersebut ?. Penulis tidak bermaksud melakukan provokasi, tetapi teman-teman bisa lihat diluar sana korban yang berjatuhan dalam aksi dari kalangan kepolisian dan juga dari kalangan mahasiswa. Artinya apa ? Kita sedang dibagikan peran sebagai aktor ataupun aktris dalam sebuah skenario yang dibuat untuk merobohkan persatuan.

Ironisnya lagi, menteri ataupun dinas kesehatan terkait sepertinya diam saja, bahkan tidak muncul dihadapan publik saat kondisi genting seperti ini. Disisi lain, fakta di lapangan yang penulis temukan adalah petugas penertiban protokol kesehatan yang tergabung dari elemen Polisi, TNI, dan Satpol-PP mengunjungi pasar dan warung kopi (tempat keramaian) untuk menindaklanjuti masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan (khususnya menggunakan masker dan jaga jarak). Jika itu saja yang di utamakan, tentunya pendidikan tetap bisa berjalan seperti biasanya dengan menjaga jarak dan menggunakan masker.

Sun Tzu, ahli strategi, pernah berkata “Penguasa yang mulia adalah pemimpin yang peka dan jenderal yang baik adalah dia yang berhati-hati“. Mungkin, terlihat bagus sekali pernyataan terkait tujuan Undang-undang cipta kerja yang disampaikan oleh presiden Jokowi.

Sepatutnya seorang pemimpin tertinggi negara yang memiliki kursi di parlemen mampu beradaptasi dan menyentuh hati masyarakat dalam membangun sinergitas dalam memajukan negara.

Seperti yang di ungkapkan oleh John Calvin Maxwel, merupakan seorang pendeta, sekaligus penulis amerika “Seorang pemimpin mampu menyentuh hati orang lain sebelum meminta mereka melakukan sesuatu“.

Setelah aksis, beberapa hari kemudian, Presiden Jokowi tampil ke publik menyampai data  bahwa sebanyak 87% dari total penduduk pekerja memiliki tingkat pendidikan setingkat SMA ke bawah, 39% berpendidikan sekolah dasar di Indonesia. Sehingga perlu mendorong penciptaan lapangan kerja baru khususnya di sektor padat karya. Artinya, pendidikan dan peluang kerja di Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

Indonesia sedang menggagas bagaimana agar masyarakat mendapatkan lapangan kerja, bukan bagaimana masyarakat mampu menempuh pendidikan dan kemudian menciptakan lapangan kerjanya sendiri.

KH Abdurrahman Wahid (Gusdur) pernah mengatakan “Keberhasilan pemimpin diukur dari kemampuan mereka dalam menyejahterakan umat yang mereka pimpin“. Jika hari ini timbul kontroversial yang begitu besar saat Omnibus Law ini disahkan, bagaimana cara menjelaskan bahwa ini sebuah inovasi yang dapat menyejahterakan masyarakat?

Baca Juga:  Pelajar dan Komunitas di Aceh Dibekali Workshop Menulis Cerita Sastra dan Bahasa

Sektor ekonomi sangat diutamakan. Bahkan, kemiskinan menjadi hal yang signifikan untuk dibahas di dunia. Tapi dibalik itu semua, sangat sulit tanpa mendahulukan pendidikan. Kita semua tahu, bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai sumber daya alam yang sangat besar. Buktinya, rempah-rempah dan kesuburan tanah di Indonesia mampu memantik kolonial Belanda datang ke Indonesia.

Saya sangat menyayangkan bahwa etika seorang pimpinan DPR-RI mematikan mikrofon dalam memimpin paripurna. Ini tidak mencerminkan kepribadian yang berpendidikan. Terdapat harapan bagi pemerintah untuk menjadikan pendidikan sebagai garda utama dalam kemajuan Indonesia, baik itu pengetahuan dalam meningkatkan perekonomian dan kesehatan. Jangan merakit perbedaan dalam konteks pendidikan seperti contoh PTKIN tidak mendapatkan subsidi kouta internet seperti PTN dimasa pandemi ini.

Semua masyarakat Indonesia berharap, supaya pemerintah  dapat menjelaskan secara bijak setiap regulasi yang dibuat dan harus sesuai realitas, untuk menghindari spekulasi dari masyarakat yang akhirnya mengganggu kestabilan keamanan dan persatuan Indonesia, apalagi ditengah pandemi covid-19. Akhirnya, aksi mahasiswa dan omnibus law, harus menjadi ruang untuk kebaikan aturan dan kebijakan di negeri ini. []

Tags: acehMahasiswa AcehOmnibus Law
ShareTweetPinSendShare
Seedbacklink
SAGOE TV

SAGOE TV

SAGOETV.com adalah platform media digital yang memberi sudut pandang mencerahkan di Indonesia, berbasis di Banda Aceh. SAGOETV.com fokus pada berita, video, dan analisis dengan berbagai sudut pandang moderat.

Related Posts

Dua Buku Karya Penulis Aceh Masuk Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025
Literasi

Dua Buku Karya Penulis Aceh Masuk Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

by SAGOE TV
May 18, 2025
The Last Accord, Film Dokumenter Proses Perdamaian Aceh Diputar di USK
Literasi

The Last Accord, Film Dokumenter Perdamaian Aceh Diputar di USK

by SAGOE TV
April 11, 2025
Sulaiman Tripa Terbitkan Buku ke-218 Berjudul ‘Mengapa Bernegara Hukum’
Literasi

Sulaiman Tripa Luncurkan Buku ke-218 Berjudul ‘Mengapa Bernegara Hukum?’

by SAGOE TV
March 22, 2025
Al-Qur'an Terjemahan Bahasa Gayo Diserahkan ke Perpustakaan Masjid Nabawi Madinah
Literasi

Al-Qur’an Terjemahan Bahasa Gayo Diserahkan ke Perpustakaan Masjid Nabawi Madinah

by SAGOE TV
March 9, 2025
Kelas Penulisan Naskah, Upaya Aceh Documentary Melahirkan Penulis Skenario Film
Literasi

Kelas Penulisan Naskah, Upaya Aceh Documentary Melahirkan Penulis Skenario Film

by SAGOE TV
January 20, 2025
Load More

POPULAR NEWS

Waled Landeng: Prioritaskan Non-ASN R2 dan R3 Jadi PPPK Penuh Waktu

Waled Landeng: Prioritaskan Non-ASN R2 dan R3 Jadi PPPK Penuh Waktu

February 21, 2025
Gampong Lam Geu Eu Raih Juara Pawai Takbir Idul Fitri 1446 H Aceh Tahun 2025

Gampong Lam Geu Eu Raih Juara Pawai Takbir Idul Fitri 1446 H Aceh Tahun 2025

March 31, 2025
UIN Ar-Raniry Buka Prodi Manajemen Industri Halal, Mulai Terima Mahasiswa Baru

UIN Ar-Raniry Buka Prodi Manajemen Industri Halal, Mulai Terima Mahasiswa Baru

April 18, 2025
Realitas di Aceh Lebih ‘Bid’ah’ dari Filmnya

Realitas di Aceh Lebih ‘Bid’ah’ dari Filmnya

April 18, 2025
Wali Nanggroe, Waled Landeng dan Cap Sikureung di Malaya

Wali Nanggroe, Waled Landeng dan Cap Sikureung di Malaya

February 21, 2025

EDITOR'S PICK

Profesor Abdi A Wahab; Disiplin dan Humoris

Profesor Abdi A Wahab; Disiplin dan Humoris

March 8, 2025
PSGA UIN Ar-Raniry Berikan Pembekalan kepada Duta Gender

PSGA UIN Ar-Raniry Berikan Pembekalan kepada Duta Gender

September 13, 2024
Sahlan Hanafiah

Mengapa Pilkada Aceh Tidak (lagi) Rawan?

March 15, 2025
USK Aceh Beri Bantuan Beasiswa untuk Mahasiswa Palestina

USK Aceh Beri Bantuan Beasiswa untuk Mahasiswa Palestina

January 18, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.