• Tentang Kami
Monday, October 13, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Aksi Mahasiswa dan Omnibus Law

SAGOE TV by SAGOE TV
March 24, 2025
in Literasi
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Aksi Mahasiswa dan Omnibus Law
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Risky Almustana Imanullah
Mahasiswa Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Pemerintahan, UIN Ar-Raniry, Kopelma Darussalam Banda Aceh.

Setelah aksi mahasiswa menuntut dicabutnya UU (Undang-Undang) Omnibus Law (Cipta Lapangan Kerja) di gedung DPRA (Dewan Perwakilan Rakyat Aceh), beberapa hari yang lalu.  Saya terlibat dialog tentang problematika mengenai undang-undang, semakin tumpang tindih di Indonesia.

Rakyat diterjang kebingungan karena keterbatasan kapasitas dalam menginterpretasikan kinerja dewan perwakilan, sebagai representasi aspirasi masyarakat. Ternyata di cekik pelan-pelan untuk meminimalisir rasa sakit yang berlebihan bak malaikat maut yang mencabut nyawa orang beriman. Hutang mencekik negara, pemerintah dan DPR pun amnesia.

BACA JUGA

UIN Ar-Raniry Gelar Pameran Buku Sebulan Penuh untuk Perkuat Budaya Literasi di Lingkungan Kampus

Kemenag Rilis Tafsir Ayat-Ayat Ekologi: Membangun Kesadaran Ekoteologis Berbasis Al-Qur’an untuk Jaga Bumi

Indonesia yang menganut sistem demokrasi, di interpretasikan dengan heterogen sesuai dengan kepentingan masing-masing. Esensi demokrasi yang katanya kebebasan hanya terpaku pada pribadi masing-masing, tidak ada kebebasan yang absolut.

Kalimat yang puluhan tahun lalu diucapkan oleh Sukarno sebagai presiden pertama Indonesia “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri“. Hari ini sudah terbukti.  Dewan dan pemerintah sebagai pemantik aksi demonstrasi.

Pengawalan ketat dan rapat (tanpa jaga jarak dimasa pandemi) dari aparat kepolisian saat mahasiswa melakukan aksi mahasiswa. Membuktikan bahwa tidak ada keseriusan pemerintah dalam mengejawantahkan regulasi protokol kesehatan (prokes).

Ratusan, bahkan ribuan massa berkumpul di halaman kantor DPR untuk menyuarakan tolak omnibus law . Timbul pertanyaan, bagaimana perkumpulan itu bisa berlangsung di tengah masa pandemi ? Bukankah pemerintah sudah mengeluarkan surat edaran untuk mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak, menghindari kerumunan, cuci tangan dan menggunakan masker?.

Baca Juga:  Perpustakaan Masjid Raya Baiturrahman Raih Penghargaan Kepustakaan Islam Award 2024

Berapa banyak mahasiswa yang positif corona virus desease (Covid-19) sebab melaksanakan aksi tersebut ?. Penulis tidak bermaksud melakukan provokasi, tetapi teman-teman bisa lihat diluar sana korban yang berjatuhan dalam aksi dari kalangan kepolisian dan juga dari kalangan mahasiswa. Artinya apa ? Kita sedang dibagikan peran sebagai aktor ataupun aktris dalam sebuah skenario yang dibuat untuk merobohkan persatuan.

Ironisnya lagi, menteri ataupun dinas kesehatan terkait sepertinya diam saja, bahkan tidak muncul dihadapan publik saat kondisi genting seperti ini. Disisi lain, fakta di lapangan yang penulis temukan adalah petugas penertiban protokol kesehatan yang tergabung dari elemen Polisi, TNI, dan Satpol-PP mengunjungi pasar dan warung kopi (tempat keramaian) untuk menindaklanjuti masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan (khususnya menggunakan masker dan jaga jarak). Jika itu saja yang di utamakan, tentunya pendidikan tetap bisa berjalan seperti biasanya dengan menjaga jarak dan menggunakan masker.

Sun Tzu, ahli strategi, pernah berkata “Penguasa yang mulia adalah pemimpin yang peka dan jenderal yang baik adalah dia yang berhati-hati“. Mungkin, terlihat bagus sekali pernyataan terkait tujuan Undang-undang cipta kerja yang disampaikan oleh presiden Jokowi.

Sepatutnya seorang pemimpin tertinggi negara yang memiliki kursi di parlemen mampu beradaptasi dan menyentuh hati masyarakat dalam membangun sinergitas dalam memajukan negara.

Seperti yang di ungkapkan oleh John Calvin Maxwel, merupakan seorang pendeta, sekaligus penulis amerika “Seorang pemimpin mampu menyentuh hati orang lain sebelum meminta mereka melakukan sesuatu“.

Setelah aksis, beberapa hari kemudian, Presiden Jokowi tampil ke publik menyampai data  bahwa sebanyak 87% dari total penduduk pekerja memiliki tingkat pendidikan setingkat SMA ke bawah, 39% berpendidikan sekolah dasar di Indonesia. Sehingga perlu mendorong penciptaan lapangan kerja baru khususnya di sektor padat karya. Artinya, pendidikan dan peluang kerja di Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

Indonesia sedang menggagas bagaimana agar masyarakat mendapatkan lapangan kerja, bukan bagaimana masyarakat mampu menempuh pendidikan dan kemudian menciptakan lapangan kerjanya sendiri.

KH Abdurrahman Wahid (Gusdur) pernah mengatakan “Keberhasilan pemimpin diukur dari kemampuan mereka dalam menyejahterakan umat yang mereka pimpin“. Jika hari ini timbul kontroversial yang begitu besar saat Omnibus Law ini disahkan, bagaimana cara menjelaskan bahwa ini sebuah inovasi yang dapat menyejahterakan masyarakat?

Baca Juga:  Remaja Usia 14 Tahun di Aceh Ditangkap karena Curanmor, 7 Motor Diamankan Polisi

Sektor ekonomi sangat diutamakan. Bahkan, kemiskinan menjadi hal yang signifikan untuk dibahas di dunia. Tapi dibalik itu semua, sangat sulit tanpa mendahulukan pendidikan. Kita semua tahu, bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai sumber daya alam yang sangat besar. Buktinya, rempah-rempah dan kesuburan tanah di Indonesia mampu memantik kolonial Belanda datang ke Indonesia.

Saya sangat menyayangkan bahwa etika seorang pimpinan DPR-RI mematikan mikrofon dalam memimpin paripurna. Ini tidak mencerminkan kepribadian yang berpendidikan. Terdapat harapan bagi pemerintah untuk menjadikan pendidikan sebagai garda utama dalam kemajuan Indonesia, baik itu pengetahuan dalam meningkatkan perekonomian dan kesehatan. Jangan merakit perbedaan dalam konteks pendidikan seperti contoh PTKIN tidak mendapatkan subsidi kouta internet seperti PTN dimasa pandemi ini.

Semua masyarakat Indonesia berharap, supaya pemerintah  dapat menjelaskan secara bijak setiap regulasi yang dibuat dan harus sesuai realitas, untuk menghindari spekulasi dari masyarakat yang akhirnya mengganggu kestabilan keamanan dan persatuan Indonesia, apalagi ditengah pandemi covid-19. Akhirnya, aksi mahasiswa dan omnibus law, harus menjadi ruang untuk kebaikan aturan dan kebijakan di negeri ini. []

Tags: acehMahasiswa AcehOmnibus Law
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
SAGOE TV

SAGOE TV

SAGOETV.com adalah platform media digital yang memberi sudut pandang mencerahkan di Indonesia, berbasis di Banda Aceh. SAGOETV.com fokus pada berita, video, dan analisis dengan berbagai sudut pandang moderat.

Related Posts

UIN Ar-Raniry Gelar Pameran Buku Sebulan Penuh untuk Perkuat Budaya Literasi di Lingkungan Kampus
Literasi

UIN Ar-Raniry Gelar Pameran Buku Sebulan Penuh untuk Perkuat Budaya Literasi di Lingkungan Kampus

by SAGOE TV
October 8, 2025
Kemenag Rilis Tafsir Ayat-Ayat Ekologi Membangun Kesadaran Ekoteologis Berbasis Al-Qur’an untuk Jaga Bumi
Literasi

Kemenag Rilis Tafsir Ayat-Ayat Ekologi: Membangun Kesadaran Ekoteologis Berbasis Al-Qur’an untuk Jaga Bumi

by SAGOE TV
October 6, 2025
Rektor UIN Ar-Raniry Tekankan Pentingnya Literasi Ekonomi Hadapi Era Pasca-Minyak
Literasi

Rektor UIN Ar-Raniry Tekankan Pentingnya Literasi Ekonomi Hadapi Era Pasca-Minyak

by SAGOE TV
October 1, 2025
Pendiri RUMAN Aceh Berbagi Praktik Baik Literasi dengan Gayo Literacy Community
Literasi

Pendiri RUMAN Aceh Berbagi Praktik Baik Literasi dengan Gayo Literacy Community

by SAGOE TV
September 29, 2025
Diskusi Sastra: Novel Paya Nie Tampilkan Ketangguhan Perempuan Aceh di Masa Konflik
Literasi

Diskusi Sastra: Novel Paya Nie Tampilkan Ketangguhan Perempuan Aceh di Masa Konflik

by SAGOE TV
September 15, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Bicara Sherly, Maluku Utara, dan Mualem

Bicara Sherly, Maluku Utara, dan Mualem

October 9, 2025
Gubernur Aceh Lantik Fajran Zain, Abdul Manan, dan Teuku Ardiansyah sebagai Deputi BPKS

Gubernur Aceh Lantik Fajran Zain, Abdul Manan, dan Teuku Ardiansyah sebagai Deputi BPKS

October 11, 2025
Gubernur Aceh Lantik Pejabat Struktural Baru, Berikut Daftar Kepala SKPA dan Pesan Mualem soal Anggaran

Gubernur Aceh Lantik Pejabat Struktural Baru, Berikut Daftar Kepala SKPA dan Pesan Mualem soal Anggaran

October 10, 2025
Saiful Bahri Resmi Terpilih jadi Ketua Umum KONI Aceh 2025-2029

Saiful Bahri Terpilih Jadi Ketua Umum KONI Aceh 2025-2029

October 9, 2025
Ummi Arongan Meninggal Dunia, Gubernur Aceh Mualem Sampaikan Duka Mendalam dan Kenang Jasa Besarnya

Ummi Arongan Meninggal Dunia, Gubernur Aceh Mualem Sampaikan Duka Mendalam dan Kenang Jasa Besarnya

October 7, 2025
Aceh di Persimpangan Energi dan Budaya: Cerita Tentang Martabat, Pembangunan, dan Harapan Baru

Aceh di Persimpangan Energi dan Budaya: Cerita Tentang Martabat, Pembangunan, dan Harapan Baru

October 7, 2025
Wakil Ketua DPRK Musriadi Sambut HUT PAN ke-27 dengan Aksi Sosial, Olahraga, dan Lomba Karya Ilmiah

Wakil Ketua DPRK Banda Aceh Dorong Pemerintah Tuntaskan Flyover Pango Raya

October 9, 2025
Harga Tiket Persiraja vs Garudayaksa FC Resmi Dirilis, Mulai Rp30 Ribu

Pelatih Akhyar Ilyas Harap Dukungan Suporter, Persiraja Siap Tampil All Out Lawan Bekasi City

October 11, 2025
Masyarakat Aceh Kini Tak Perlu ke Luar Daerah, RSUDZA Miliki MRI 1,5 Tesla

Masyarakat Aceh Kini Tak Perlu ke Luar Daerah, RSUDZA Miliki MRI 1,5 Tesla

October 8, 2025

EDITOR'S PICK

Penyelundupan Narkoba Digagalkan di Aceh Tamiang, 188 Kg Sabu-Sabu Disita

Penyelundupan Narkoba Digagalkan di Aceh Tamiang, 188 Kg Sabu-Sabu Disita

March 6, 2025
Kisah Sarbila, dari Nyaris Putus Kuliah hingga Lulus Sarjana Tanpa Skripsi di UIN Ar-Raniry

Kisah Sarbila, dari Nyaris Putus Kuliah hingga Lulus Sarjana Tanpa Skripsi di UIN Ar-Raniry

February 19, 2025
Kemiskinan penyebab ujaran kebencian dan polarisasi tinggi di Aceh

Kemiskinan Dinilai Penyebab Ujaran Kebencian dan Polarisasi Tinggi di Aceh

December 19, 2024
Persiraja vs Garudayaksa FC Jadi Laga dengan Penonton Terbanyak di Pekan ke-4 Championship 2025/26

Persiraja vs Garudayaksa FC Jadi Laga dengan Penonton Terbanyak di Pekan ke-4 Championship 2025/26

October 10, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.