• Tentang Kami
Sunday, October 26, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Arti Penting Penyesatan dalam Operasi Intelijen

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad by Kamaruzzaman Bustamam Ahmad
March 24, 2025
in Artikel
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Arti Penting Penyesatan dalam Operasi Intelijen
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad
Dosen UIN Ar-Raniry, Kopelma Darussalam, Banda Aceh.

 

BACA JUGA

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Bagaimana cara PKI menghantam lawan politik dengan tidak menggunakan kekuatan sendiri. Pinjam kekuatan lain untuk menghantam lawan… – Peter Kasenda.

[J]ika kita ingin melakukan serangan tidak harus kita sendiri yang melakukan. Jika ada pihak ketiga yang lebih tepat, ya, itulah yang harus kita pilih – SBY

Terkadang kita bertemu dengan orang yang ingin menyuplai informasi baik yang bersifat rahasia maupun tidak. Dalam kategori ini, informasi yang membludak di tengah-tengah masyarakat tidaklah benar semua. Karena salah satu tugas dalam operasi intelijen adalah menyesatkan (deception). Akibatnya, terkadang masyarakat dibuat seolah-olah sudah mendapatkan informasi yang akurat. Walaupun informasi yang sebenarnya tidak pernah disampaikan. Disini bidang untuk menyesatkan memang bekerja untuk tidak hanya menyesatkan, tetapi juga harus mampu mengalihkan isu atau masalah. Semua dikerjakan secara organisatoris, mulai dari peran para ilmuwan hingga media massa. Dalam menyesatkan masyarakat, mereka tidak akan berbuat secara serampangan. Karena penyesatan dilakukan untuk berbagai tujuan, seperti: membuat masyarakat memiliki opini, menyusupkan misi ke dalam satu wacana, membuat masyarakat panik dengan informasi seolah-olah sudah benar, dan terakhir, mengamankan kepentingan negara atau rahasia negara.

Karena itu, lapisan pola penyesatan dilakukan secara komprehensif, bahkan terkadang intel atau agen tidak pernah tahu, kalau mereka juga telah disesatkan melalui deception theory. Inilah yang kemudian menyebabkan masyarakat atau intel itu sendiri merasakan ada sesuatu yang “kurang” ketika mencoba merasakan atau menganalisa sesuatu kondisi. Ilmu penyesatan ini berfungsi sebagai alat pengaburan informasi yang seharusnya diterima oleh masyarakat. Semakin tinggi pengaburan yang ingin dilakukan, semakin besar resiko yang harus disesatkan. Negara-negara maju, dalam membuat pengaburan informasi, bisa dilakukan melalui dunia ilmu pengetahuan atau media massa. Dari aspek pertama, penyesatan dilakukan dengan cara “cuci otak.” Disini dilakukan bisa terhadap individu ataupun secara umum untuk masyarakat sekaligus. Sang penyesat ini bisa berbicara mengenai kebenaran atau hak asasi manusia, tetapi itu tidak lain adalah penyesatan, untuk memuluskan kepentingan yang lebih besar. Oleh karena itu, persoalan konspirasi menjadi kawan dekat dari teori penyesatan.

Baca Juga:  Plt Kajati Aceh Berbagi Pengetahuan di Sagoe TV

Misalnya, sebuah agensi merekrut anak muda untuk disekolahkan atau diberikan beasiswa ke suatu negara, untuk memuluskan misi mereka di kemudian hari. Anak-anak muda tersebut diberikan fasilitas sedemikian istimewa. Mereka ditempatkan seolah-olah sebagai orang yang akan memimpin suatu komunitas. Disini, tidak ada pemaksaan. Karena sistem mind control sudah diterapkan. Dengan kata lain, anak muda-muda tersebut dijadikan sebagai mesin yang sangat mudah dikontrol dan dikatrol. Pola pendidikan seperti ini kemudian menciptakan manusia mesin yang akan membela suatu kepentingan negara yang telah melakukan perancangan yang cukup strategis untuk menguasai bangsa yang menjadi target. Akhirnya, anak-anak muda atau mereka yang telah dicuci otak, dikembalikan ke kampung asal, untuk melakukan proses penyesatan kepada masyarakat. Disini, apa yang disampaikan oleh mereka seolah-olah benar. Karena anak muda yang sudah menjadi agen ini seolah-olah menjadi alat penyambung lidah dari kepentingan yang lebih besar dibaliknya.

Jika penyesatan yang lebih besar ingin dilakukan, maka prosesnya adalah mengaburkan ilmu sistem dalam suatu tatanan masyarakat. Nilai-nilai masyarakat diganti dengan cara yang cukup sistematis. Setelah masyarakat menelan informasi atau pengaruh dari agen tersebut, mereka lalu dibiarkan begitu saja. Karena struktur masyarakat sudah punah. Informasi yang seolah-olah benar, terpaksa hanya sampai di pikiran saja. Karena yang dibidik dari penyesatan adalah merubah pola pikir atau bahkan menukar ideologi. Disini, bagi negara yang sudah memahami betul mengenai teori penyesatan, tidak akan melakukan proses pembunuhan terhadap agen-agen yang melakukan penyesatan terhadap masyarakat. Mereka bahkan dapat dimanfaatkan untuk menjadi pelaku kontra-intelijen. Karena itu, tidak heran, jika kemudian mereka yang ahli dalam penyesatan dibiarkan hidup, namun selalu dimonitor, supaya tidak menganggu kepentingan nasional.

Baca Juga:  Anaku, GAM Sunda

Adapun penyesatan melalui media massa adalah sesuatu yang paling lazim dilakukan. Disini manajemen komunikasi dilakukan secara terorganisir dengan media massa. Isu diciptakan, baik sebagai satu ritual atau untuk sebagai pengalihan, dari persoalan yang lebih besar. Karena itu, negara yang kuat, akan lebih cenderung ingin menguasai media massa, sebagai alat propaganda, untuk tidak mengatakan sebagai bagian dari penyesatan. Jadi, peran media massa sangat besar dalam melakukan penyesatan terhadap masyarakat, walaupun mereka sebenarnya dibalut melalui kepentingan kapitalisme. Karena penyesatan itu terkadang dibungkus dengan penyesatan yang lain. Jadi, pembaca diharapkan mampu menganalisa secara kritis dengan model “think and re-think.”

Pola penyesatan di dalam ilmu intelijen telah dimulai sekitar 1500-1200 M, ketika Yunani menggunakannya di dalam strategi perang. Ilmu ini juga telah dipraktikkan oleh salah seorang arsitek intelijen Cina, yaitu Sun-Tzu, sejak 500 S.M. yang memandang bahwa keperluan akan informasi intelijen dan penyesatan dalam karyanya The Art of War. Karena itu, penyesatan merupakan salah satu taktik intelijen yang amat besar pengaruhnya di dalam setiap operasi intelijen.

Dari beberapa penelusuran mengenai arti kata penyesatan, ditemukan definisi sebagai berikut: “The practice of employing various ruses to disguise real intentions and true capabilities. Commonly known as having the ability to provide misleading or false information in order to achieve the element of surprise; however, there is more to deception than that which meets the eye.” Definisi ini memberikan makna bahwa tipu muslihat (ruse) merupakan hal yang sangat penting, di dalam melakukan penyesatan., untuk menampakkan keinginan yang asli dan kemampuan yang utama. Dengan begitu, seorang agen atau intel harus mampu melakukan dua hal ini, yaitu menyembunyikan keinginan utama dan kemampuan yang benar-benar dikuasainya. Teori ini juga berlaku pada suatu kebijakan di dalam strategi nasional, yaitu menyembunyikan apa saja yang dianggap sebagai target semesta nasional dan kemampuan suatu negara. Karena itu, “data palsu” dan “analisa palsu” kerap digunakan di dalam operasi intelijen, tidak hanya berlaku pada level nasional, juga internasional. Sehingga kita tidak pernah tahu kekuatan yang sebenarnya dari seorang target. Karena itu, informasi yang disediakan, terkadang keliru atau “benar, namun tidak untuk suatu bahan analisas tertentu,” sehingga hasil yang didapatkan mampu menyesatkan orang lain.[]

Baca Juga:  Politik Aceh Besar Menuju Pemilu 2024
Tags: Militer IndonesiaOperasi IntelejenOperasi MiliterPengetahuan
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Kamaruzzaman Bustamam Ahmad

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad adalah Antropolog. Berdomisili di Aceh.

Related Posts

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?
Artikel

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

by SAGOE TV
July 19, 2025
Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Artikel

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

by SAGOE TV
July 5, 2025
Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh Fakta yang Jarang Diketahui!
Artikel

Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh: Fakta yang Jarang Diketahui!

by SAGOE TV
July 3, 2025
Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh
Artikel

Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh

by SAGOE TV
July 1, 2025
Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Ini Bakal Calon Rektor USK Periode 2026-2031

Ini Bakal Calon Rektor USK Periode 2026-2031

October 22, 2025
Dodaidi yang Kian Sunyi: Mencari Suara Ibu di Tengah Tidur Anak Zaman Kini

Aceh Negerinya Seribu Satu Warung Kopi

October 22, 2025
Kabar Duka: Dr Syamsulrizal, Dekan FKIP dan Bakal Calon Rektor USK, Meninggal Dunia

Kabar Duka: Dr Syamsulrizal, Dekan FKIP dan Bakal Calon Rektor USK, Meninggal Dunia

October 25, 2025
Batu Giok Raksasa 5.000 Ton Ditemukan di Beutong, Nagan Raya

Batu Giok Raksasa 5.000 Ton Ditemukan di Beutong, Nagan Raya

October 24, 2025
Simeulue Bersiap Jadi Kekuatan Ekonomi Kelas Dunia, Perlu Bandara Kargo untuk Dorong Ekonomi Maritim dan Pariwisata

Simeulue Bersiap Jadi Kekuatan Ekonomi Kelas Dunia, Perlu Bandara Kargo untuk Dorong Ekonomi Maritim dan Pariwisata

October 22, 2025
Kisah Prof Juwaini, Anak Nelayan Asal Bireuen yang Kini Jadi Guru Besar Filsafat Islam Klasik UIN Ar-Raniry

Kisah Prof Juwaini, Anak Nelayan Asal Bireuen yang Kini Jadi Guru Besar Filsafat Islam Klasik UIN Ar-Raniry

October 23, 2025
Membaca Ulang Arah Pendidikan Tinggi di Aceh

Harmoni Sebagai Jalan Pulang Aceh

October 22, 2025
Meutya Hafid: 60 Juta Penduduk Indonesia Belum Terkoneksi Internet, Pemerintah Akselerasi Konektivitas Desa

Meutya Hafid: 60 Juta Penduduk Indonesia Belum Terkoneksi Internet, Pemerintah Akselerasi Konektivitas Desa

October 24, 2025
Komdigi: Terbuka 90 Juta Pelung Kerja Melalui Kecerdasan Artifisial

Komdigi: Terbuka 90 Juta Pelung Kerja Melalui Kecerdasan Artifisial

October 25, 2025

EDITOR'S PICK

Persiraja vs Garudayaksa FC: Laskar Rencong Tampil Full Team Hadapi Pemuncak Klasemen

Persiraja vs Garudayaksa FC: Laskar Rencong Tampil Full Team Hadapi Pemuncak Klasemen

October 5, 2025
Fadhlullah Terpilih Jadi Ketua MES Aceh Periode 2025-2030

Fadhlullah Terpilih Jadi Ketua MES Aceh Periode 2025-2030

March 26, 2025
UIN Ar-Raniry dan BRA Bahas Rencana Peringatan 2 Dekade Perdamaian Aceh

UIN Ar-Raniry dan BRA Bahas Rencana Peringatan 2 Dekade Perdamaian Aceh

January 24, 2025
Wakil Gubernur Aceh Sampaikan Hasil Safari Ramadhan ke Forbes DPRDPD RI

Wakil Gubernur Aceh Sampaikan Hasil Safari Ramadhan ke Forbes DPR/DPD RI

March 16, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.