• Tentang Kami
Monday, June 30, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Bu Prang dan Artikel Scopus

Sulaiman Tripa by Sulaiman Tripa
March 24, 2025
in Artikel
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Pandai Merasa Bukan Merasa Pandai

Dr. Sulaiman Tripa. Foto: Dok Bandar Publishing

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Sulaiman Tripa
Dosen FH Unsyiah, Kopelma Darussalam, Banda Aceh.

Saat melakukan perjalanan ke Lhokseumawe, saya secara khusus menikmati bu prang (nasi perang) bersama segelas kopi sanger. Perjalanan ini sudah lama berlalu. Catatan saya, termasuk Anda yang melewati jalur utara, adalah melewati kawasan bu prang. Mungkin tidak semua orang merasakannya, karena tidak semua angkutan berhenti. Di jalur ini, saya kira salah satu kuliner yang unik dan lahirnya tidak dikondisikan, adalah bu prang ini.

Saya beberapa kali menelusuri keberadaan dan sejarah bu prang, belum saya temukan secara utuh. Lewat persebaran lisan, saya dengar istilah bu prang lahir dari satu tempat pemberhentian angkutan. Samping tempat pengisian bahan bakar Ulee Gle (Bandar Dua, Pidie Jaya), ada warung yang menyediakan nasi seukuran mini.

BACA JUGA

Dua Dekade Damai Aceh

Meninjau Kembali Wewenang Pemerintahan Daerah dalam Bingkai Otonomi dan Efektivitas Pelayanan Publik

Dari mulut ke mulut, disebut bu prang, karena nasi bungkus yang dijual di sana mirip seukuran nasi yang disiapkan saat konflik dulu. Maksudnya kebutuhan nasi cukup hanya untuk mengganjal perut. Mereka yang kuliah di Jawa (terutama Jawa Tengah dan Yogyakarta), nasi ukuran mini ini juga tidak asing. Di sana disebut dengan istilah nasi kucing.

Setiap lewat kawasan Ulee Gle, saya selalu ingat nasi kucing ketika berada di Semarang, Jawa Tengah, atau sebagian kawasan Jawa. Ada satu kesamaan penting bagi saya, dalam hal kreativitas menyediakan nasi bungkus. Ulee Gle memperkenalkan bu prang. Semarang sebagai salah satu kota yang memperkenalkan nasi kucing. Kedua jenis nasi ini bukan benar-benar seperti yang digambarkan pada namanya, melainkan pada ukurannya. Jika bu prang digambarkan sebagai nasi yang bisa dimakan cepat dalam suasana terjepit, maka nasi kucing juga demikian. Kedua jenis nasi ini digunakan oleh komponen yang berbeda. Awalnya, bu prang dimakan oleh para sopir dan penumpang yang tidak memiliki banyak waktu. Sementara nasi kucing dimakan mahasiswa, yang awalnya berdasarkan kemampuan kantong mereka.

Baca Juga:  Ketua Komisi VII DPRA: Santripreneur, Pilar Ekonomi Baru Aceh

Spirit bu prang ini terkait dengan tujuan kepergian saya ke Lhokseumawe. Saya mendapat tugas dari pimpinan, untuk membagikan pengalaman dalam mempersiapkan artikel sekaligus proses mengirimkannya ke jurnal internasional. Khususnya bidang hukum. Tempatnya di Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh, kampus Buket Indah, Lhokseumawe. Karena ini tugas, saya tidak bisa mengelak. Semampu saya, apa yang pernah saya lakukan, pengalaman itu saya bagikan kepada kolega saya yang sebagian juga sudah pernah menulis artikel scopus.

Jurnal memiliki sejumlah klaster. Jurnal internasional, berbeda dengan jurnal internasional bereputasi. Demikian juga dengan jurnal nasional, posisinya berbeda dengan jurnal yang sudah terakreditasi. Selama ini dosen berusaha menulis artikel yang diperuntukkan ke jurnal internasional bereputasi itu. Tujuan workshop di Buket Indah, berkaitan dengan target jurnal internasional bereputasi ini.

Kegiatan lain, bersamaan dengan agenda workshop, adalah mempersiapkan isi jurnal yang selama ini semua aktivitas jurnal sudah harus dioperasionalkan melalui open journal system (OJS). Setelah workshop penulisan jurnal internasional, saya kemudian diskusi dengan pengelola Jurnal Reusam dan Jurnal Suloh yang menjadi kebanggaan keluarga besar Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh.

Inti dari kegiatan adalah workshop artikel jurnal internasional. Khususnya jurnal internasional bereputasi, antara lain berindeks scopus. Sejumlah kalangan, scopus ini diperdebatkan. Secara nasional, banyak kritik yang dilontarkan. Kebijakan wajib pada jurnal bereputasi, muncul dari kementerian. Niatnya adalah berkompetisi secara global terkait artikel pada jurnal bereputasi.

Sejumlah dosen kampus ini, sudah memiliki artikel scopus. Hal ini jadi meringankan tugas saya. Sejumlah pengalaman dari saya, kemudian bertemu dengan pengalaman yang sama dari yang dialami mereka. Tetapi ada keinginan lain yang menurut saya luar biasa dari pimpinan kampus ini, terkait dengan usaha memperbanyak artikel scopus. Diharapkan semua dosen menulis dan bersaing pada jurnal internasional bereputasi.

Baca Juga:  Persiraja vs Dejan FC Jadi Laga Perpisahan Mukhlis Nakata

Saya ingin klarifikasi bahwa maksud artikel scopus adalah artikel yang terbit pada jurnal internasional bereputasi. Dalam tiga tahun terakhir, di negara tercinta ini, kebutuhan terhadap jenis artikel ini sangat tinggi. Scopus pada dasarnya pangkalan data terkait jurnal akademik. Di dalamnya lebih 20 ribu judul artikel jurnal tertelaah dan prosiding, dengan ribuan penerbit. Pangkalan data ini dimiliki Elsevier dengan pola berlangganan.

Selain artikel jurnal, artikel prosiding juga bisa diindeksasi scopus. Kondisi ini turut dimanfaatkan pula berbagai event organizer yang memfasilitasi proses indeksasi ini. Terkait dengan proses, banyak kalangan menduga terjadi proyeksasi dan bisnis dunia ilmiah. Di samping penyerahan hak cipta yang sepenuhnya menjadi milik publisher.

Kebijakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, scopus menjadi ukuran standar karya ilmiah bereputasi. Tidak hanya bagi pengurusan pangkat dan jabatan fungsional dosen, syarat ini juga diperuntukkan bagi mahasiswa magister dan doktoral. Selain scopus, yang dibolehkan indeks yang lain adalah web of science yang pernah dikelola Thomson Reuters.

Tugas yang diberikan pimpinan saya, berdasarkan undangan Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh, tak lepas dari kepentingan di atas. Tugas yang saya jalankan termasuk dalam kategori berat yang harus dipikul. Saat makan bu prang di Ulee Gle, saya membayangkan tugas berat ini, bukan hanya untuk saya, melainkan dosen dan mahasiswa lanjutan.

Perjalanan dari Banda Aceh menuju Lhokseumawe, butuh perjuangan tersendiri. Saya pribadi, untuk setiap perjalanan selalu membutuhkan waktu khusus. Ada orang yang bisa memanfaatkan kesempatan dalam perjalanan ini untuk melakukan aktivitas lain, misalnya membaca, atau bahkan menulis lewat telepon pintar. Teman saya, ada yang mengerjakan tugas rutinnya saat dalam perjalanan. Untuk hal ini, saya tidak bisa. Bukan saja untuk acara workshop jurnal ini. Bahkan untuk semua kegiatan, seperti penelitian yang sering saya lakukan, saya tidak bisa melakukan apa-apa, kecuali melihat kanan kiri berbagai pemandangan. Memanggil atau menerima telepon. Itu saja.

Baca Juga:  UIN Ar-Raniry Bawa Pulang 3 Medali Platinum di Seiba International Festival 2024

Alasan ini pula, saya sering tidak ambil bagian untuk perjalanan yang sangat jauh, misalnya naik kendaraan terus-menerus lebih dari 10 jam. Perjalanan panjang yang bisa jadi sejumlah tugas tidak bisa diselesaikan.

Ketika tugas berat saya harus saya terima dari pimpinan saya, untuk membagi pengalaman menulis di jurnal internasional bereputasi, saya membayangkan sedang berjuang. Seperti nama bu prang yang digunakan orang yang menjual nasi sebagai pengganjal perut.

Siapapun bisa makan enak dalam suasana yang menyenangkan, walau hanya untuk mengganjal perut. Tetapi ketika dalam suasana tertekan, makanan enak pun terasa hambar di lidah. Saya menyarankan, saat Anda berjuang menulis artikel, buatlah suasana menyenangkan, biar terasa enak walau itu seukuran bu prang. []

Tags: acehArtikelbu prangDr Sulaiman TripaScopus
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Sulaiman Tripa

Sulaiman Tripa

Sulaiman Tripa adalah analis sosial legal dan kebudayaan. Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.

Related Posts

Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Meninjau Kembali Wewenang Pemerintahan Daerah dalam Bingkai Otonomi dan Efektivitas Pelayanan Publik
Artikel

Meninjau Kembali Wewenang Pemerintahan Daerah dalam Bingkai Otonomi dan Efektivitas Pelayanan Publik

by SAGOE TV
June 3, 2025
Rukok Linto Hari Tanpa Tembakau Sedunia
Artikel

Rukok Linto

by SAGOE TV
May 31, 2025
Sepi dan Terisolasi, Tantangan Psikososial Mendesak Bagi Lansia
Artikel

Sepi dan Terisolasi, Tantangan Psikososial Mendesak bagi Lansia

by SAGOE TV
May 30, 2025
Orang Tua Membaca Nyaring Bersama Anak, Untuk Apa
Artikel

Orang Tua Membaca Nyaring Bersama Anak, Untuk Apa?

by SAGOE TV
May 26, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Reuni Alumni Jeumala 2003 di Pantai Riting: Semangat Kekompakan Tak Pernah Luntur

Reuni Alumni Jeumala 2003 di Pantai Riting: Semangat Kekompakan Tak Pernah Luntur

June 28, 2025
Harga Mobil Terancam Naik, Pengusaha Otomotif Aceh Harap Pergub Opsen Pajak Kendaraan Diperpanjang

Harga Mobil Terancam Naik, Pengusaha Otomotif Aceh Harap Pergub Opsen Pajak Kendaraan Diperpanjang

June 25, 2025
Eks Panglima GAM Sabang Harap Tengku Jamaica Wakili Aceh di Kementerian

Eks Panglima GAM Sabang Harap Tengku Jamaica Wakili Aceh di Kementerian

June 27, 2025
Guru Besar UIN Ar-Raniry Dikukuhkan sebagai Ketua BWI Aceh, Ini Susunan Pengurusnya

Guru Besar UIN Ar-Raniry Dikukuhkan sebagai Ketua BWI Aceh, Ini Susunan Pengurusnya

June 26, 2025
Rubrik Seni Sagoe TV

Rubrik Seni Sagoe TV

June 26, 2025
5 Anggota Komisi Informasi Aceh Resmi Dilantik, Ini Nama-namanya

5 Anggota Komisi Informasi Aceh Resmi Dilantik, Ini Nama-namanya

June 24, 2025
Saat Aceh Bernyanyi: Musik, Luka, dan Harapan yang Menggema

Saat Aceh Bernyanyi: Musik, Luka, dan Harapan yang Menggema

June 26, 2025
Prof KBA Tekankan Pentingnya Rekayasa Sosial Islami Hadapi Tantangan Pendidikan di Era Digital

Prof KBA Tekankan Pentingnya Rekayasa Sosial Islami Hadapi Tantangan Pendidikan di Era Digital

June 23, 2025
Ngopi Bareng Tokoh GAM dan Intel, Kisah di Tengah Konflik Aceh

Ngopi Bareng Tokoh GAM dan Intel, Kisah di Tengah Konflik Aceh

June 29, 2025

EDITOR'S PICK

Relasi Pertahanan Semesta (Cosmic Defense) dengan ‘Gerobak Pengetahuan’ Lokal di Nusantara

Cara Isaiah Berlin Memahami Tradisi Intelektual Russia

March 20, 2025
psab aceh besar lolos semifinal liga 4 aceh

PSAB Aceh Besar Lolos ke Semifinal Liga 4 Aceh Usai Tahan Imbang Peureulak Raya

March 15, 2025
Camat Ujung Tombak Suksesnya PON XXI dan Pilkada Aceh

Camat Ujung Tombak Suksesnya PON XXI dan Pilkada Aceh

August 19, 2024
Obituari Drh. Ilman MS

Obituari Drh. Ilman MS

February 28, 2024
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.