• Tentang Kami
Thursday, July 3, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Cara Isaiah Berlin Memahami Tradisi Intelektual Russia

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad by Kamaruzzaman Bustamam Ahmad
March 20, 2025
in Artikel
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Relasi Pertahanan Semesta (Cosmic Defense) dengan ‘Gerobak Pengetahuan’ Lokal di Nusantara
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad
Dosen UIN Ar-Raniry dan Penulis Islam Historis.

Salah satu fokus kajian Isaiah Berlin adalah menukilkan wajah Russia, saat dia bertugas sebagai diplomat Inggris. Perhatian Berlin terhadap Russia memang tidak dapat diabaikan sama sekali.

Sebab, dari karya-karya Berlin dan catatan diplomatnya, diketahui bagaimana sejarah awal intelektual dan perihal tentang Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Kajian tentang Russia memang kajian yang baru bagi saya. Karena itu, di dalam menyajikan esai ini, saya akan mencoba memahami pemikiran Berlin dari tiga aspek tersebut. Ada dua buku khusus yang ditulis Berlin yaitu Russian Thinkers dan The Soviet Mind: Russian Culture under Communism, serta beberapa esai lainnya yang edit oleh Henry Hardy. Mengkaji tentang Russia tentu akan mengingatkan pada pengaruh Marxisme di era Stalin.

BACA JUGA

Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh

Dua Dekade Damai Aceh

Demikian pula, ketika Berlin masih berusia 8 tahun (1917), dia menyaksikan dua revolusi di Petograd, yaitu: Revolusi Maret dan Revolusi Oktober. Berlin mulai menulis tentang Russia setelah kembali ke Uni Sovyet, sebagai seorang diplomat dari Inggris pada tahun 1945. Dalam kunjungan tersebut, dia bertemu dengan Anna Akhmatova dan Boris Pasternak. Anna Andreevna Akhmatova (1889-1966) merupakan penyair Russia kelahiran Ukraina. Pertemuannya dengan Isaiah Berlin pada tahun 1945, disebutkan sebagai “Tamu dari masa depan.” Di samping berjumpa dengan Akhmatova, Berlin juga secara regular berjumpa dengan Boris Leonidovich Pasternak (1890-1960), seorang penyair Sovyet dan penyandang hadiah Novel atas karyanya Doktor Zhivago pada tahun 1957.

Russia memberikan kesan tersendiri bagi Berlin. Di sini tempat kelahirannya, yaitu Riga, sekarang menjadi Latvia. Dia kerap dikenal sebagai Yahudi Russia. Rasa empatinya terhadap negara Russia sangat besar sekali, kendati dia sudah menjadi warga Inggris sejak 1926. Karena itu, tulisan-tulisan Berlin tentang Russia menarik untuk disimak dan dikaji. Tulisan-tulisan Berlin tentang Russia dihasilkan pada tahun 1940-an dan 1950-an; mulai dipublikasikan antara tahun 1948 dan 1961.  Dalam menghasilkan tulisan tentang Russia memang memiliki “akses istimewa” (“priveleged access”). Hausheer menyatakan bahwa: ”…unlike many intellectuals, Berlin has had close links with public life. His networks of connection has made him a priveled observer of, at time an active participant in, some of the major events of the day.” Kisah perjalanan Berlin ke Moskow digambarkan secara detail oleh Michael Ignatieff dalam Isaiah Berlin: A Life. Di situ ada perjalanan untuk mencari tahu “duduk perkara” yang sedang terjadi di Russia. Dia pun berjumpa dengan beberapa kerabatnya yang sudah lama tidak bertemu. Selebih itu, Berlin tetap bertugas sebagai pegawai di Kedutaan Inggris di Moskow. Berlin pun mengatakan bahwa sebelumnya dia tidak pernah berada di Moskow.

Baca Juga:  Bahaya Stunting Bagi Tumbuh Kembang Anak

Selama menjadi staf di Kedutaan Besar Inggris di Moskow, Berlin memang hanya bertugas untuk menulis laporan setiap pagi, dimana dia diminta untuk membaca, meringkas, mengomentari media surat kabar di Sovyet. Tugas ini mirip sebagai bagian dari operasi intelijen yang mengumpulkan data dari informasi-informasi terbuka, yang kemudian dianalisis dan disampaikan ke user.

Menurut Berlin, surat kabar Sovyet waktu itu digambarkan “monochrome, predictable and repetitive, and the facts and propaganda virtually identical in them all.” Karena itu, Berlin lebih banyak menggunakan waktunya untuk mengambil data untuk keperluan akademiknya, seperti mengunjungi museum, tempat-tempat dan bangunan bersejarah, teater-teater, toko buku, dan selebihnya jalan-jalan. Berlin merefleksikan perjalanannya dalam berbagai esai. Salah satunya adalah “Four Weeks in the Soviet Union.” Di situ dijelaskan bahwa selama perjalanan di Moskow, dia sempat berjumpa mahasiswa paskasarjana Harvard yang mendapatkan dana perjalanan dari Carnegie Travel Grants untuk menggali sebanyak mungkin informasi tentang Soviet dalam bentuk “penelitian lapangan.” Setelah itu dia berkunjung kepada Pushkin House, di mana dia berjumpa dengan Professor Alekseev, kepala kantor tersebut.

Kemampuan Isaiah Berlin memetakan kekuatan intelektual Russia memang tidak diragukan. Dalam dua karyanya tersebut, saya akhirnya bertemu dengan berbagai tokoh yang menjadi saksi hidup perjalanan sejarah intelektual Russia. Kendati saya awam dengan apa yang terjadi di Russia, melalui beberapa karya Isaiah Berlin, saya mulai belajar memahami kekuatan intelijensia a la Russia. Disebutkan bahwa kata ‘intelijensia’ itu sendiri berasal dari bahasa Russia. Karena itu, istilah ini memperlihatkan bagaimana kekuatan ide yang berkembang di Russia, yang mungkin agak sulit ditemukan di negara-negara lainnya. Berlin sendiri dalam esainya yang berjudul “The Survival of the Russian Intelligentsia” menulis tentang istilah “intelligentsia” sebagai berikut:

Baca Juga:  Lembaga Adat Laot, Visi Poros Maritim Dunia, dan Implementasi Tak Terbantahkan

Intellectual are persons who, as someone said, simply want ideas to be as interesting as possible. ‘Intelligentsia’, however, is Russian word and a Russian phenomenon. Born in the second quarter of the nineteenth century, it was a movement of educated, morally sensitive Russians stirred to indignation by an obscurantist Church; by a brutally oppressive State indifferent to the squalor, poverty and illiteracy in which the great majority of the population live; by a governing class which they saw as trampling on human rights and impeding moral and intellectual progress.

Tampak bahwa tradisi intelijensia yang muncul di Russia merupakan bagian dari perlawanan terhadap pemerintah yang sangat brutal. Mereka melakukan perlawanan melaui cara-cara kerja sebagai intelektual yang memiliki ide. Di sinilah saya kemudian memahami konsep kekuatan ide (the power of ideas) yang juga menjadi judul buku Isaiah Berlin. Tampaknya, mempelajari bagaimana tradisi intelektual yang disajikan oleh Isaiah Berlin akan memberikan dorong kuat untuk mengatakan bahwa jangan pernah remehkan suatu ide atau gagasan dari para kelompok intelijensia, sebagaimana disampaikan oleh Isaiah Berlin.  Jangan heran, jika Revolusi Februari pada tahun 1917, dimana Isaiah Berlin menyaksikan sendiri, saat masih kanak-kanak, adalah digerakkan oleh kaum intelektual. Karena itu, tidak mengherankan jika kemudian kelompok intelektual selalu dimonitor oleh pemerintah Uni Sovyet. Sebagian mereka, pernah bertemu dan menerima simpati dari Isaiah Berlin.[]

Tags: acehIsaiah BerlinRusiaTradisi Intelektual
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Kamaruzzaman Bustamam Ahmad

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad adalah Antropolog. Berdomisili di Aceh.

Related Posts

Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh
Artikel

Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh

by SAGOE TV
July 1, 2025
Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Meninjau Kembali Wewenang Pemerintahan Daerah dalam Bingkai Otonomi dan Efektivitas Pelayanan Publik
Artikel

Meninjau Kembali Wewenang Pemerintahan Daerah dalam Bingkai Otonomi dan Efektivitas Pelayanan Publik

by SAGOE TV
June 3, 2025
Rukok Linto Hari Tanpa Tembakau Sedunia
Artikel

Rukok Linto

by SAGOE TV
May 31, 2025
Sepi dan Terisolasi, Tantangan Psikososial Mendesak Bagi Lansia
Artikel

Sepi dan Terisolasi, Tantangan Psikososial Mendesak bagi Lansia

by SAGOE TV
May 30, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Reuni Alumni Jeumala 2003 di Pantai Riting: Semangat Kekompakan Tak Pernah Luntur

Reuni Alumni Jeumala 2003 di Pantai Riting: Semangat Kekompakan Tak Pernah Luntur

June 28, 2025
Potensi Migas Aceh Masih 9 Miliar Barrel, Samalanga Masuk Lokasi Strategis

Potensi Migas Aceh Masih 9 Miliar Barrel, Samalanga Masuk Lokasi Strategis

July 2, 2025
Eks Panglima GAM Sabang Harap Tengku Jamaica Wakili Aceh di Kementerian

Eks Panglima GAM Sabang Harap Tengku Jamaica Wakili Aceh di Kementerian

June 27, 2025
Sekwil MUNA Kota Ajak Jamaah Majelis Zikrullah Perkuat Iman dan Waspada Pendidikan Tanpa Sanad

Sekwil MUNA Kota Ajak Jamaah Majelis Zikrullah Perkuat Iman dan Waspada Pendidikan Tanpa Sanad

July 2, 2025
Mayor Pnb Eri Nasrul, Putra Aceh Penerbang F-16 yang Bersiap Terbangkan Jet Tempur Rafale

Mayor Pnb Eri Nasrul, Putra Aceh Penerbang F-16 yang Bersiap Terbangkan Jet Tempur Rafale

June 30, 2025
Pangdam IM Pimpin Sertijab, Letkol Inf Faisal Resmi Jabat Dandeninteldam IM

Pangdam IM Pimpin Sertijab, Letkol Inf Faisal Resmi Jabat Dandeninteldam IM

June 30, 2025
Ngopi Bareng Tokoh GAM dan Intel, Kisah di Tengah Konflik Aceh

Ngopi Bareng Tokoh GAM dan Intel, Kisah di Tengah Konflik Aceh

June 29, 2025
Wali Nanggroe Menjaga Marwah Adat, Merawat Masa Depan Budaya Aceh

Wali Nanggroe (Bagian I): Menjaga Marwah Adat, Merawat Masa Depan Budaya Aceh

July 2, 2025
Universitas Syiah Kuala Kukuhkan 4 Guru Besar, Prof Sri Wahyuni hingga Prof Cut Soraya

Universitas Syiah Kuala Kukuhkan 4 Guru Besar, Prof Sri Wahyuni hingga Prof Cut Soraya

June 30, 2025

EDITOR'S PICK

Kritik Tulisan “Menyikapi Gelombang Pengungsi Etnis Rohingya” Terbit Kompas

Kritik Tulisan “Menyikapi Gelombang Pengungsi Etnis Rohingya” Terbit Kompas

December 28, 2023
Rubrik Seni Sagoe TV

Rubrik Seni Sagoe TV

June 26, 2025
Seribuan Guru PAI di Aceh Ikuti Gerakan Menulis Mushaf Al-Qur’an

Seribuan Guru PAI di Aceh Ikuti Gerakan Menulis Mushaf Al-Qur’an

March 17, 2025
SMPN 10 Banda Aceh Ukir Sejarah, Juara Umum PUSKANTARA 2025

SMPN 10 Banda Aceh Ukir Sejarah, Juara Umum PUSKANTARA 2025

March 4, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.