SAGOETV | BANDA ACEH – Kuah Beulangong, salah satu hidangan khas Aceh yang kaya akan rempah dan memiliki cita rasa gurih, kembali mengukir tempat istimewa dalam tradisi kebersamaan masyarakat Aceh. Pada peringatan Nuzulul Quran dan acara buka puasa bersama di Gampong Lamteumen Timur, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, Sabtu (15/03/2025), hidangan legendaris ini kembali menjadi simbol kekompakan dan semangat gotong royong warga setempat.
Pada kesempatan tersebut, sebanyak 29 kuali Kuah Beulangong dimasak secara bersama-sama oleh warga yang dengan penuh semangat bergotong royong. Proses memasak yang dilakukan dengan penuh keharmonisan ini bukan sekadar untuk menyajikan hidangan, tetapi juga sebagai perwujudan nilai kebersamaan dan solidaritas yang melekat kuat dalam budaya masyarakat Aceh. Daging dimasak dalam kuali besar bersama bumbu rempah yang telah dihaluskan, kemudian ditambahkan santan serta potongan nangka muda atau pisang kepok yang memberikan tekstur dan cita rasa khas yang membedakan Kuah Beulangong dengan hidangan lainnya.

Kuah Beulangong lebih dari sekadar makanan. Ia telah menjadi simbol kekompakan dan persatuan bagi masyarakat Aceh. Melalui tradisi memasak yang diturunkan dari generasi ke generasi, nilai gotong royong dan kebersamaan terus hidup dan berkembang. Kegiatan ini juga menjadi momen penting untuk mempererat silaturahmi antarwarga, menciptakan ikatan yang lebih kuat, dan memperdalam rasa persaudaraan di tengah kehidupan yang semakin dinamis.
Keuchik Gampong Lamteumen Timur, Riazil, menyampaikan rasa syukurnya, “Alhamdulillah, pada kesempatan ini kita memasak 29 belanga Kuah Beulangong yang akan dibagikan kepada fakir miskin, anak yatim, dan para janda. Selain itu, kegiatan buka puasa bersama yang sudah menjadi tradisi di sini juga akan dilakukan. Meskipun mungkin sebagian anak yatim dan fakir miskin tidak begitu menyukai acara ini, namun ini adalah keputusan bersama untuk menyelesaikan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya.”
Dedi Saputra, Kepala Dusun Cempaka Lamteumen Timur, menambahkan, “Keunikan Kuah Beulangong bukan hanya terletak pada rasanya yang kaya rempah, tetapi juga pada filosofi kebersamaan yang terkandung dalam proses memasaknya. Semoga tradisi ini terus bertahan dan semakin dikenal luas, menjadi bukti nyata bahwa nilai gotong royong tetap hidup di tengah masyarakat Aceh.”
Tradisi ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan kekayaan kuliner Aceh, tetapi juga untuk memperkenalkan kelezatan hidangan ini kepada generasi muda. Melalui acara seperti ini, warga Lamteumen Timur turut memperkenalkan salah satu kekayaan kuliner Aceh yang kaya akan sejarah dan nilai-nilai budaya, sambil terus mempererat ikatan sosial dalam komunitas mereka. Di tengah perubahan zaman, Kuah Beulangong tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari jalinan kebersamaan yang menguatkan masyarakat Aceh. []