SAGOETV | BANDA ACEH – Prosesi pemindahan tali topi wisuda dari kiri ke kanan sering terlihat dalam setiap upacara kelulusan di perguruan tinggi. Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa simbol ini memiliki makna mendalam. Hal ini disampaikan oleh Praktisi Pendidikan, Dr. Zahrila, MA dalam tayangan podcast yang ditayangkan Rabu, (30/4/2025).
Menurut Dr. Zahrila, pemindahan tali tersebut bukan sekadar seremoni kelulusan, tetapi mengandung filosofi yang erat kaitannya dengan fungsi otak manusia. Ia menjelaskan, selama proses perkuliahan, mahasiswa lebih dominan menggunakan otak kiri yang berkaitan dengan logika, hafalan, angka, dan bahasa. Otak kiri juga berkaitan erat dengan kecerdasan intelektual atau IQ.
Namun, ketika seseorang lulus, maka ia dituntut untuk tidak hanya berpikir secara logis, tetapi juga kreatif dan imajinatif—fungsi yang berasal dari otak kanan. Otak kanan berkaitan dengan kreativitas, warna, ruang, intuisi, dan emosi, serta turut memengaruhi kecerdasan emosional (EQ).
“Perpindahan tali dari kiri ke kanan ini menjadi simbol bahwa seorang sarjana harus menyeimbangkan penggunaan otak kiri dan otak kanan dalam kehidupannya setelah lulus,” ujar Dr. Zahrila.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap 300 sampel, sebagian besar metode berpikir dan belajar masih didominasi oleh otak kiri. Oleh sebab itu, setelah lulus, para sarjana diharapkan mampu meningkatkan daya kreativitas, imajinasi, dan inovasi dalam menghadapi tantangan di masyarakat.
Ia juga mengaitkan hal tersebut dengan pesan dalam Al-Qur’an yang mendorong umat manusia untuk berpikir, merenung, dan mentadaburi alam semesta. Meski tidak menyebutkan otak secara eksplisit, Islam sangat menekankan pentingnya fungsi akal dalam menjalani kehidupan.
Pemindahan tali topi wisuda, kata Zahrila, juga bisa dimaknai seperti pita pembatas dalam buku. “Ketika seseorang membaca buku dan memberi tanda, artinya dia belum selesai. Begitu pula seorang sarjana. Kelulusan bukan akhir, tapi awal dari proses belajar dan pengembangan diri yang berkelanjutan,” jelasnya.
Ia menutup penjelasannya dengan mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, “Khairunnas anfa’uhum linnas”, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Karena itu, lulusan perguruan tinggi diharapkan tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.
“Pemindahan tali topi itu adalah simbol bahwa seorang sarjana harus siap pakai, siap berkontribusi, dan siap menjadi insan kamil—manusia yang sempurna secara intelektual, emosional, dan spiritual,” pungkasnya. []
Lebih lanjut dapat dinonton :