• Tentang Kami
Sunday, September 28, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Partai Politik Asoe Lhok dan Krisis Demokrasi

Sahlan Hanafiah by Sahlan Hanafiah
May 17, 2025
in Artikel
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Sahlan Hanafiah

Sahlan Hanafiah. Foto: dok. SagoeTV

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Sahlan Hanafiah.
Staf Pengajar Program Studi Sosiologi Agama UIN Ar-Raniry, Kopelma Darussalam, Banda Aceh.

Akhir-akhir ini, dunia dikhawatirkan dengan menguatnya dukungan terhadap politisi dan partai politik asoe lhok. Gejala ini dapat dilihat di beberapa negara.

Amerika dan Inggris saat ini dikuasai oleh partai politik asoe lhok berhaluan konservatif. Beberapa negara lain seperti Hungaria, Polandia, Austria  partai politik asoe lhok juga terus mendominasi parlemen. Prancis dan German meskipun saat ini masih dikuasai oleh partai berhaluan moderat dan liberal, keberadaan partai politik asoe lhok terus mengancam dari belakang.

BACA JUGA

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Partai politik asoe lhok merupakan partai yang basis ideologinya adalah nasionalisme, agama, etnisitas atau merasa dirinya penduduk asal.  Di Amerika misalnya partai Republik  dapat disebut partai asoe lhok karena ideologi partai sangat kental dengan nasionalisme, agama dan ras. Sebaliknya, partai Demokrat dianggap liberal, terbuka, kurang bersandar pada nilai-nilai agama, pro terhadap imigran dan kurang nasionalis.

Sebagian besar warga kulit putih, penganut agama Kristen, dan merasa dirinya penduduk asli Amerika bergabung atau lebih memilih partai Republik. Sementara kulit hitam, penganut agama Islam dan agama minoritas lainnya dianggap pendatang. Mereka dari tahun ke tahun menjadi andalan suara partai Demokrat.

Demikian juga di Inggris, warga Inggris yang merasa dirinya penduduk asli lebih banyak mendukung partai asoe lhok seperti partai konservatif yang saat ini dipimpin oleh Boris Johnson. Sementara partai pekerja dukunganya lebih banyak datang dari para imigran yang rata-rata berasal dari kelas pekerja.

Akan tetapi masalah di Inggris agak berbeda dengan di Amerika. Setelah perang dunia kedua, Inggris tidak hanya dikepung oleh pendatang dari India dan Pakistan, tapi juga dari berbagai negara lain terutama Eropa daratan seperti Polandia, Republik Ceko, dari daerah bekas pecahan Uni Soviet dan daerah bekas Jerman Timur. Keberadaan mereka membuat pemisahan kulit putih dan kulit hitam tidak sekuat di Amerika, karena rata-rata warga dari daerah tersebut sama-sama berkulit putih.

Meski sama-sama berkulit putih bukan berarti tidak ada sentimen antara asoe lhok dan pendatang di Inggris. Dalam sepuluh tahun terakhir, sentimen asoe lhok dan pendatang malah cukup kuat disana. Ini bisa dilihat dari digelarnya referendum pada  tahun 2016 dengan pilahan bertahan atau keluar dari Uni Eropa. Referendum ini digelar tidak lepas dari menguatnya sentimen asoe lhok dan pendatang.

Warga asoe lhok di Inggris merasa negaranya telah dikepung oleh penduduk Eropa daratan. Kemenangan Brexit atau keluar dari Uni Eropa menunjukkan bahwa kehendak asoe lhok cukup kuat dan tidak bisa dibendung.

Baca Juga:  Politik Penguasaan Sumber Daya Alam di Aceh

Selain Amerika dan Inggris, sentimen asoe lhok dan pendatang juga mulai merambah Eropa daratan seperti Prancis, Jerman, dan Italia, sehingga dukungan politik terhadap partai politik asoe lhok pun menguat. Di Prancis, Marine le Pen, politisi perempuan asoe lhok yang diusung oleh partai pertemuan nasional , yang juga partai asoe lhok kalah tipis dari Emmanuel Macron pada pemilihan presiden 2017. Di Jerman, partai Alternative for Germany (AfG) terus mendapat dukungan meski usia partai baru seumur jagung. Partai ini sangat gencar mengkampanyekan anti-pendatang.

Mengapa politisi dan partai asoe lhok berkibar dan mendapat tempat di hati pemilih saat ini? Beberapa ilmuan politik seperti Cas Mudde, Ruth Wodak, dan Jan-Werner Muller memandang sebagai respon terhadap kegagalan menjalankan sistem demokrasi liberal. Menurut mereka, sistem ini dinilai gagal menghasilkan pemerataan ekonomi dan justru membuat kesenjangan ekonomi sekaligus memproduksi elit politik yang korup.

Demokrasi liberal juga dinilai gagal mengelola keragaman, kebebasan dan reintegrasi masyarakat. Imigran dan pengungsi misalnya yang hari ini membanjiri Inggris, Amerika dan Eropa daratan dianggap gagal diintegrasikan kedalam masyarakat setempat. Karena itu kehadiran pendatang dianggap ancaman bagi ekonomi dan budaya mereka.

Imigran, pengungsi dan pencari suaka sebenarnya merupakan produk dari sistem demokrasi liberal. Upaya menghadirkan sistem demokrasi liberal di negara seperti Irak, Libya, Suriah dan Afganistan melalui pendekatan militer dengan terlebih dahulu menggulingkan penguasa setempat justru menciptakan ketidakstabilan dan konflik bersaudara baru. Akibatnya gelombang pengungsi tidak dapat dibentung.

Disinilah menurut ilmuan politik, politisi dan partai politik asoe lhok menangkap momentum,  ”menggoreng” sentimen pemilih. Mereka menjual slogan seperti “Make America Great Again”, “Germany for German”, ”We are the Pure People”.

Melalui slogan seperti itu mereka (politisi dan partai asoe lhok) ingin menunjukkan bahwa selama ini penduduk asoe lhok telah ditinggalkan, sementara pendatang dijadikan anak emas oleh politisi dan partai politik berhaluan liberal seperti partai Demokrat di Amerika atau Partai Pekerja di Inggris.

Baca Juga:  Romantisnya UIN Ar Raniry-Universitas Syiah Kuala

Keberadaan politisi dan partai asoe lhok sah-sah saja dalam sistem demokrasi. Namun masalahnya muncul ketika mereka mencoba merebut hati pemilih dengan cara-cara yang tidak demokratis, seperti pendekatan peumaob (intimidasi), memaksa kehendak (politik benar-salah, hitam-putih), menyebar berita kebencian dan berita bohong melalui media sosial.

Akibatnya seperti kita lihat akhir-akhir ini, sikap rasis warga kulit putih terhadap kulit hitam di Amerika menguat. Di Prancis, sentimen anti-Muslim mengental.  Penolakan terhadap imigran semakin mengakar di Inggris. Dengan kata lain, penduduk dunia terbelah, hidup dalam satu planet bumi tapi penuh dengan kebencian.

Kita tentu saja berharap politisi dan partai politik asoe lhok di Aceh tidak ikut-ikutan menggunakan politik adu domba, politik kebencian, politik sempit, politik peumaob dalam merebut kekuasaan. Sebab, semua itu tidak pernah dipraktekkan oleh Rasulullah Muhammad Saw.[]

Tags: acehasoe lhokDemokrasiKrisisPartai Politik
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Sahlan Hanafiah

Sahlan Hanafiah

Sahlan Hanafiah adalah Penggerak "Rumoh NekNyah" di Ulee Glee Pidie Jaya, Aceh.

Related Posts

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?
Artikel

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

by SAGOE TV
July 19, 2025
Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Artikel

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

by SAGOE TV
July 5, 2025
Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh Fakta yang Jarang Diketahui!
Artikel

Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh: Fakta yang Jarang Diketahui!

by SAGOE TV
July 3, 2025
Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh
Artikel

Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh

by SAGOE TV
July 1, 2025
Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Cerita dari Konferensi Perdamaian Perempuan Internasional 2025

Cerita dari Konferensi Perdamaian Perempuan Internasional 2025

September 24, 2025
Lima Ilmuwan PTKIN Masuk Top 2% Scientist Stanford–Elsevier 2025, Dua dari UIN Ar-Raniry

Lima Ilmuwan PTKIN Masuk Top 2% Scientist Stanford–Elsevier 2025, Dua dari UIN Ar-Raniry

September 23, 2025
Obituari Adun Baha; Guru Inspirator Kami

Obituari Adun Baha; Guru Inspirator Kami

September 22, 2025
Akademisi dan Aktivis Aceh, Dr. Tgk Baharuddin AR, Berpulang ke Rahmatullah

Akademisi dan Aktivis Aceh, Dr. Tgk Baharuddin AR, Berpulang ke Rahmatullah

September 22, 2025
USK Buka Pendaftaran Calon Rektor

USK Buka Pendaftaran Calon Rektor

September 23, 2025
Pandai Merasa Bukan Merasa Pandai

Tantangan Berhukum dengan Cinta: dari MoU ke UUPA

September 27, 2025
100 Tahun Hasan Tiro

100 Tahun Hasan Tiro

September 26, 2025
Enam Dosen USK Masuk 2% Top Saintis Dunia

Enam Dosen USK Masuk 2% Top Saintis Dunia

September 23, 2025
Malaysia Rayakan Hari Kebangsaan dan Hari Malaysia 2025 di Medan

Malaysia Rayakan Hari Kebangsaan dan Hari Malaysia 2025 di Medan

September 25, 2025

EDITOR'S PICK

Dialog Kinerja BDK Aceh 2025 untuk Tingkatkan Kinerja ASN

Dialog Kinerja BDK Aceh 2025 untuk Tingkatkan Kinerja ASN

March 14, 2025
Menghitung Perluasan Risiko Perang Skala Kawasan Timur Tengah

Bisakah Israel Dicerabut Dari Timur Tengah?

October 15, 2023
Wali Nanggroe Gagas Museum Dirgantara di Aceh, Wujud Pelestarian Sejarah dan Edukasi Anak Bangsa

Wali Nanggroe Gagas Museum Dirgantara di Aceh: Wujud Pelestarian Sejarah dan Edukasi Anak Bangsa

June 27, 2025
Perkuat Kesiapsiagaan Tsunami Melalui Simposium Internasional di Aceh

Perkuat Kesiapsiagaan Tsunami Melalui Simposium Internasional di Aceh

November 11, 2024
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.