Oleh: Cut Elviani.
Pasar Al – Mahira Banda Aceh merupakan pasar rakyat , terletak di jalan Syiah Kuala desa Lamdingin, Banda Aceh. Pasar tersebut sebagai relokasi pasar tradisional penayong yang bisa menampung 789 pedagang. Sekretaris Daerah Aceh telah meresmikan pasar tersebut pada tanggal 7 Juli 2020 yang dihadiri juga oleh Walikota dan Wakil Walikota Banda Aceh.
Pasar baru tersebut tertata dengan rapi di mana pasar ikan, sayur, rempah, unggas dan daging yang dikelompokkan ke dalam gedung tersendiri yang terpisah. Di lokasi pasar juga tersedia area parkir yang luas, mushalla serta toilet di setiap bangunan pasar. Sekeliling pasar juga menyediakan tenda-tenda yang digunakan untuk menjual buah – buahan seperti pepaya, mangga, nenas, pisang, semangka dan sayur, cabe, bawang dan sebagainya lapak yang dipakai pedagang pagi hari.
Di pasar tersebut juga tersedia bahan-bahan sembako seperti minyak goreng, gula, telur dan lain sebagainya, semua serba lengkap.
Pasar Al Mahira sudah berfungsi sebagai mana mestinya, Walikota Banda Aceh mengajak seluruh warga masyarakat untuk datang berbelanja ke sana. Warga Banda Aceh juga sudah berbelanja ke pasar tersebut sebab pada saat ini semua jenis pedagang bahan dapur ada di pasar tersebut. Walikota juga mengarahkan seluruh pegawai Pemerintah Kota Banda Aceh untuk berbelanja di pasar tersebut walaupun sebagian pegawai merupakan penduduk Aceh Besar. Tetapi mereka tetap pergi berbelanja ke pasar Al Mahira, tidak ada terkecuali termasuk para pejabat pemko juga ikut berbelanja.
Walikota Banda Aceh juga membuat surat edaran khusus, yaitu semua pegawai Pemerintah Kota Banda Aceh wajib berbelanja ke pasar Al Mahira sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Penentuan jadwal tersebut berbeda-beda untuk setiap Dinas baik hari maupun jamnya. Kepala Dinas beserta staf berbelanja sama-sama serta melakukan foto bersama di depan pasar Al-Mahira maupun pada saat aktivitas sedang memilih belanjaan. Masing-masing Dinas juga meng upload foto mereka menandakan sudah berbelanja ke sana.
Tim Humas atau bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setdako Banda Aceh selalu memantau aktivitas pasar tersebut. Seperti kegiatan di pukul 02.00 WIB dini hari, para pedagang dengan mobil pick up sudah mulai berdatangan untuk menjual barang dagangan mereka. Sebagai pedagang tersebut juga ada yang datang dari luar Banda Aceh.
Penyebab relokasi pasar ( sumber AntaraAceh 24 Mei 2021). Relokasi pedagang kawasan pasar ikan Peunayong ke pasar terpadu Lamdingin ini bertujuan untuk tersedianya pasar rakyat yang terpadu dan representatif serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” kata Walikota Banda Aceh Aminullah Usman.
Aminullah juga mengungkapkan, pemindahan pasar yang sebelumnya terletak di Peunayong itu disebabkan kondisinya yang sudah tidak sehat, tidak tertata, tidak tertib, serta terkesan kumuh dan kotor.
“Peunayong merupakan kawasan pusat perkotaan yang perlu di tata agar kondisinya lebih baik dan dapat mendukung konsep pembangunan kawasan wisata, pusat kuliner dan kawasan heritage kota Banda Aceh,” ujarnya.
Walikota Banda Aceh Aminullah menambahkan, selain pusat kuliner kota, Peunayong juga akan menjadi pusat perdagangan elektronik, jasa, kelontong dan semacamanya. Selain itu, pasar ikan Peunayong sudah sangat sempit, sehingga tidak mampu menampung jumlah pedagang yang terus meningkat, lanjutnya lagi.
Perkembangan Pasar Al Mahira.
Perkembangan pasar Al-Mahira sudah semakin ramai pembeli, di sini terlihat menjelang Idul Adha. Pedagang sangat sibuk dengan semakin padatnya pembeli untuk belanja kebutuhan bahan pokok dalam menyambut Hari Raya Idul Adha.
Walaupun aktivitas penjual dan pembeli semakin ramai, namun suasana Pasar Al-Mahirah tetap terasa nyaman. Karena lapak-lapak dagangan berderet rapi, hanya sedikit terasa sesak akibat bau dari pasar ikan dan unggas.
Perbedaan pasar Al Mahira dengan pasar Penayong dari segi jarak tempuh. Pasar Penayong terletak sangat strategis di pusat kota. Masyarakat yang berasal dari kecamatan Banda raya, meraxa, Baiturrahman dan Jaya Baru lebih dekat pergi ke pasar Penayong ketimbang pasar Al-Mahira. Berbeda dengan kecamatan Lueng Bata, Syiah Kuala, Ule kareng dan Kuta Alam yang lumayan dekat dengan pasar Al-Mahira.
Menurut masyarakat pasar tersebut terasa jauh dengan lokasi pasar masih ada yang becek pada musim hujan, jalan masuk pekarangan pasar masih berlumpur. Sehingga mereka lebih memilih belanja di pasar- pasar eceran di sekitar tempat tinggal nya. Sarana transportasi umum juga kurang memadai khususnya buat pembeli yang tidak bisa mengendarai kendaraan sendiri dengan pertimbangan biaya transport yang lebih tinggi.
“Masih ditemukan banyak kekurangan yang harus segera jadi perhatian Pemerintah Kota Banda Aceh agar pasar itu layak beroperasi,”
Rasanya pedagang dan pembeli akan lebih nyaman serta pasarpun akan lebih ramai, bila mungkin pemerintah terus membenahi lokasi pasar. Seperti pengaspalan jalan masuk dan pemasangan pavin blok pada pekarangan pasar dan lapak luar gedung, ditambah dengan ada sarana transportasi umum yang memadai.
Pasar Al-Mahira belum bisa dipastikan kalau seluruh masyarakat Banda Aceh akan selalu berbelanja kesana, karena jarak dan letak pasar pada kawasan yang jauh dari rumah penduduk.
Semoga pasar ini bisa terus bermanfaat dan nyaman untuk pembeli dan pedagang itu sendiri. Pedagang juga mampu meningkatkan daya beli demi kemajuan pasar dan penghasilan mereka. Semua masyarakat juga akan selalu berbelanja ke sana tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Harapan juga kepada pemerintah untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana pendukung untuk kemajuan pasar dan kenyamanan masyarakat sebagai pembeli.[]