SAGOE | BANDA ACEH – Budaya membaca dan menulis di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Di provinsi Aceh, tantangan literasi juga masih besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh pada tahun 2022, meskipun tingkat literasi dasar sudah tinggi, hanya 30 persen dari populasi yang menghabiskan waktu untuk membaca di luar kegiatan formal pendidikan.
Hal tersebut menunjukkan pentingnya adanya dukungan kegiatan literasi kreatif seperti workshop menulis untuk membangun kecintaan masyarakat terhadap dunia literasi.
“Literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup bagaimana seseorang memahami, mengkritisi, dan memproduksi teks yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Kegiatan seperti workshop ini sangat penting untuk menumbuhkan minat, memperkaya wawasan, serta meningkatkan kemampuan menulis para peserta,” ujar Ketua Yayasan Khadam Indonesia, Muhammad Ikbal, Ahad (29/9/2024).
Dalam upaya memperkuat budaya literasi dan meningkatkan kemampuan menulis di kalangan masyarakat khususnya generasi muda, kata Ikbal, Khadam Indonesia telah menyelenggarakan workshop Menulis Cerita Sastra dan Bahasa di Hotel Seventeen, Kota Banda Aceh, 28-29 September 2024.
Ia mengatakan, kegiatan workshop tersebut bertujuan untuk mengasah kreativitas serta kemampuan bahasa dan sastra para peserta agar dapat lebih mengapresiasi karya sastra daerah sekaligus meningkatkan kemampuan menulis cerita yang berkualitas.
Ikbal menyampaikan bahwa workshop diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari pelajar SMA/sederajat dan komunitas yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar. Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari ini menghadirkan narasumber Azhari Aiyub selaku penulis buku Kura-Kura Berjanggut, dan penulis novel dan jurnalis, Irma Hafni.
“Salah satu highlight dari workshop ini adalah sesi menulis kreatif, di mana para peserta ditantang untuk membuat cerita pendek bertemakan kearifan dan sastra Aceh. Karya-karya yang dihasilkan kemudian akan diterbitkan dalam sebuah antologi sebagai bentuk apresiasi dan upaya mempublikasikan hasil tulisan mereka kepada khalayak luas,” kata Ikbal.
“Kegiatan ini juga menjadi langkah nyata untuk membangun budaya literasi yang lebih kuat, tidak hanya di Aceh, tetapi juga di seluruh Indonesia,” pungkasnya.[]