SAGOETV | BANDA ACEH — Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump resmi membekukan pendanaan baru untuk hampir semua program bantuan luar negeri. Salah satu program yang terdampak adalah Sustainable Environmental Governance Across Regions (USAID SEGAR), yang dihentikan sementara mulai 25 Januari 2025. Meski demikian, penghentian pendanaan ini tidak menghambat upaya pembangunan di Aceh, khususnya dalam sektor pertanian kakao.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh, Teuku Ahmad Dadek, menegaskan bahwa penyusunan Roadmap Kakao Aceh 2025-2045 tetap berjalan sesuai rencana. Menurutnya, kebijakan Pemerintah AS ini merupakan bagian dari evaluasi global yang tidak seharusnya menghentikan langkah pembangunan daerah.
“Kami memahami bahwa penghentian pendanaan USAID SEGAR adalah kebijakan yang diambil pemerintah AS berdasarkan kepentingan mereka. Namun, kami ingin memastikan bahwa upaya pembangunan di Aceh, terutama dalam sektor perkakaoan, tetap berlanjut tanpa hambatan berarti,” ujar Ahmad Dadek dalam keterangannya yang diterima media ini, Minggu (2/2/2025).
Ahmad Dadek menjelaskan bahwa roadmap ini memiliki peranan strategis dalam meningkatkan kesejahteraan petani kakao di Aceh. Selain itu, dokumen ini akan menjadi pedoman dalam meningkatkan tata kelola, produktivitas, serta akses pasar petani kakao di daerah tersebut.
“Roadmap ini disusun dengan visi menjadikan Aceh sebagai pusat produksi kakao unggulan di tingkat nasional maupun internasional. Kami tidak akan kehilangan momentum meskipun menghadapi tantangan global,” katanya.
Aceh dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kakao berkualitas di Indonesia. Komoditas ini menjadi salah satu sektor unggulan yang berkontribusi terhadap perekonomian daerah dan kesejahteraan petani. Dengan adanya roadmap yang jelas, diharapkan tata kelola industri kakao di Aceh semakin terarah dan mampu menarik lebih banyak investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Sebagai langkah antisipatif terhadap penghentian pendanaan USAID SEGAR, Bappeda Aceh berkomitmen mencari alternatif pendanaan guna memastikan kelangsungan program pembangunan di sektor pertanian, khususnya kakao. Pihaknya telah menjalin komunikasi dengan berbagai mitra strategis, baik dari dalam negeri maupun internasional, untuk memastikan proyek-proyek penting tetap berjalan.
“Kami terus mencari sumber pendanaan alternatif dan memperluas jaringan kerja sama dengan berbagai pihak. Kami yakin, dengan dukungan dari pemerintah daerah, sektor swasta, serta mitra pembangunan lainnya, program ini tetap bisa berjalan dengan baik,” tutur Ahmad Dadek.
Menurutnya, Aceh memiliki potensi besar dalam sektor perkakaoan, yang jika dikelola dengan baik dapat meningkatkan daya saing produk kakao lokal di pasar global. Oleh karena itu, kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi kunci utama dalam mewujudkan keberlanjutan program ini.
Meski tantangan dihadapi, berbagai pihak menunjukkan dukungan terhadap penyusunan Roadmap Kakao Aceh 2025-2045. Sejumlah akademisi, pelaku usaha, dan komunitas petani kakao menyambut baik langkah ini. Mereka berharap roadmap ini dapat memberikan solusi konkret terhadap berbagai permasalahan yang selama ini dihadapi oleh petani dan pelaku industri kakao di Aceh.
Masa Depan Kakao Aceh
Terlepas dari tantangan yang ada, optimisme tetap mengiringi perjalanan sektor kakao di Aceh. Berbagai inisiatif telah dicanangkan untuk meningkatkan daya saing kakao Aceh di pasar nasional maupun internasional. Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah, dukungan akademisi, serta keterlibatan aktif para petani dan pelaku usaha, Roadmap Kakao Aceh 2025-2045 diharapkan menjadi tonggak penting dalam mewujudkan industri kakao yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.
Pemerintah Aceh pun memastikan bahwa pembangunan di sektor pertanian akan tetap menjadi prioritas, meskipun terjadi perubahan dalam skema pendanaan. Dengan demikian, petani kakao di Aceh dapat terus mengembangkan usaha mereka dan meningkatkan kesejahteraan mereka di masa mendatang.
“Kami berterima kasih atas semua dukungan yang telah diberikan. Kami akan terus berupaya mencari solusi terbaik agar pembangunan di Aceh tetap berlanjut dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” pungkas Ahmad Dadek. [CEM]