SAGOE TV | BANDA ACEH – Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh perdamaian Aceh dalam rangka memperingati 20 tahun penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 15 Agustus 2005. Acara digelar di Museum UIN Ar-Raniry, Kamis (14/8/2025).
Adapun penerima penghargaan tokoh perdamaian Aceh dari UIN Ar-Raniry di antaranya Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla, Teungku Malik Mahmud Al-Haythar (Wali Nanggroe Aceh dan Ketua Juru Runding GAM di Helsinki), Gubernur Aceh Muzakir Manaf, Hamid Awaluddin (Ketua Juru Runding RI di Helsinki), Juha Cristensen (negosiator dari Finlandia yang memainkan peran penting dalam perdamaian Aceh).
Kemudian Sofyan A Djalil (anggota tim perunding RI di Helsinki dan tokoh Aceh Jakarta), Nur Djuli (anggota tim perunding GAM di Helsinki), Zaini Abdullah (anggota tim perunding GAM di Helsinki), Baktiar Abdullah (anggota tim perunding GAM di Helsinki), Irwandi Yusuf (Kepala Perwakilan GAM untuk Aceh Monitoring Mission (AMM), Zakaria Saman, Shadia Marhaban (anggota tim perunding GAM di Helsinki), dan Teuku Hadi (anggota tim perunding GAM di Helsinki).
Berikutnya Teungku Nasruddin bin Ahmad (perunding GAM CoHA), Teuku Kamaruzzaman (perunding GAM CoHA), Amni Ahmad Marzuki (perunding GAM CoHA), Cut Farah Meutia (anggota tim perunding GAM di Tokyo), Erwanto (anggota tim perunding GAM di Tokyo), alm. Teungku Muhammad Usman Lampoh Awe, alm. Teungku Sofyan Ibrahim Tiba, alm. Nurdin Abdurrahman, alm. Cut Nur Asikin (tokoh perempuan Aceh pejuang referendum Aceh), alm. Jafar Siddik Hamzah, dan Munawar Liza Zainal.
Rektor UIN Ar-Raniry Prof Mujiburrahman dalam sambutannya menegaskan bahwa perdamaian Aceh merupakan anugerah yang lahir dari proses panjang, penuh pengorbanan, kebijaksanaan, dan kesabaran para tokoh, termasuk peran krusial Jusuf Kalla. Sejumlah tokoh nasional dan Aceh, seperti Dr. Emrus Sihombing, Mahendra Siregar, dan Irwandi Yusuf, bahkan menyebut Jusuf Kalla sebagai negosiator unggul, pionir, dan simbol kebanggaan dalam mewujudkan perdamaian.
“Penghargaan ini adalah bentuk apresiasi dan terima kasih masyarakat Aceh atas dedikasi para tokoh yang telah menjaga dan merawat perdamaian. Ini juga menjadi perekat persaudaraan dan simbol etika serta peradaban Aceh,” ujar Rektor.
UIN Ar-Raniry, lanjutnya, memandang perdamaian sebagai fondasi lahirnya generasi cerdas, berakhlak mulia, dan berdaya saing. Dalam kesempatan tersebut, Rektor juga mengumumkan rencana pembangunan Museum Perdamaian Aceh di kampus UIN Ar-Raniry, yang akan menjadi pusat riset perdamaian berskala lokal hingga internasional.
“Kami berharap dukungan penuh dari Bapak Jusuf Kalla, Pemerintah Aceh, dan seluruh tokoh perdamaian agar memori sejarah ini terdokumentasi dengan baik dan menjadi bahan kajian berharga,” ujarnya.
Mengakhiri sambutannya, Rektor mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga dan merawat perdamaian Aceh agar tetap menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang. []