• Tentang Kami
Thursday, November 13, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Quo Vadis Perjuangan Leluhur?

SAGOE TV by SAGOE TV
March 24, 2025
in Literasi
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Quo Vadis Perjuangan Leluhur?
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Rahmat Fahlevi
Mahasiswa Ilmu Politik Universitas, Syiah Kuala. Kopelma Darussalam, Banda Aceh.

Setiap tahunnya semua elemen masyarakat mulai dari akademisi hingga para birokrat memperingati hari pahlawan yang bertepatan pada 10 November.

Bagaimana tidak? Selama berabad-abad para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan sangat sungguh-sungguh dan mendedikasikan nyawanya untuk mengusir para penjajah dari tanah air kita.

BACA JUGA

UIN Ar-Raniry Gagas Ensiklopedia Aceh untuk Merekam Sejarah, Budaya, dan Keteladanan Tokoh Lokal

UIN Ar-Raniry Gelar Pameran Buku Sebulan Penuh untuk Perkuat Budaya Literasi di Lingkungan Kampus

Bagi saya, pahlawan dapat dibagi kepada dua tipe, pertama adalah para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan dan mengusir penjajah dengan cara berperang melawan kolonialisme Belanda diantaranya Teuku Umar, Cut nyak Dhien, Pattimura, Imam bonjol, Pangeran di Ponegoro dan lainnya.

Dan yang kedua adalah para pahlawan yang memilih jalan pertempuran pemikiran untuk memerdekakan Indonesia diantaranya Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Tan malaka, Maramis, Sayuti Malik dan lainnya.

Semua para pahlawan kita memiliki metode tersendiri dalam memerdekakan Indonesia berdasarkan keadaan, ruang dan waktu yang menuntut para pahlawan agar melakukan pergeseran paradigma.

Saat menulis opini ini, saya sendiri tidak kuat sekaligus tersayat melihat bagaimana realita yang terjadi sekarang di Indonesia yang jauh dari harapan para founding fathers.

Pelanggaran HAM terjadi dengan marak yang dilakukan oleh negara dengan sikap totaliter terhadap masyarakatnya. Korupsi menjadi budaya dalam birokrasi kita menumbangkan Soeharto dengan dalil Korupsi tetapi Index persepsi korupsi (IPK) meningkat setelah tumbangnya rezim orde baru, perebutan lahan secara paksa dari masyarakat. Pemerintah lebih mementingkan korporasi dibandingkan welfare masyarakatnya dan banyak sekali kompleksitas lain yang menjadi obstacle bagi kemajuan Indonesia.

Baca Juga:  Memahami Respon Masyarakat Sosial dalam Menghadapi Covid-19  

Kerusakan terjadi dalam multi dimensi, meningkatnya nepotisme dan lambannya birokrasi mengakibatkan menurunnya pelayanan terhadap masyarakat.

Kondisi ini mencerminkan apa yang disebut oleh Freud manusia yang gagal dalam memproteksi Das es dengan Das ich. Das es meliputi hasrat, nafsu dan keinginan manusia. Untuk mengontrol Das es diperlukan Das ich yaitu pengendalian terhadap Das es yang menciptakan uber ich, sehingga menghasilkan tindakan manusia berdasarkan norma, peraturan dan Hukum yang membuat manusia menjadi bermartabat.

Patologi birokrasi berupa korupsi yang merajalela dalam birokrasi Indonesia merupakan refleksi dari gagalnya para aparat pemerintah dalam mengontrol das es, atau dalam bahasa Ellias Canneti disebut sebagai kegagalan manusia dalam mengontrol sifat kebinatangannya.

Para founding fathers telah menyusun UUD 1945 dan Pancasila berdasarkan falsafah hidup masyarakat Indonesia yang tidak kebarat-baratan dan tidak pula ketimur-timuran, tidak pro Liberal ataupun Komunis melainkan sinkresi antara keduanya sebagai way of life masyarakat Indonesia. Tujuan dibentuknya ini sebagai pilar negara yang setiap eksploitasi sumber daya alam demi kepentingan masyarakat Indonesia bukan mengeksploitasi sumber daya demi kepentingan asing.

Namun jika setiap tindakan para aparatur negara merugikan kepentingan nasional ini akan mencederai amanah dan raison de’etre para pahlawan kita yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Sungguh sangat ironis jika negara diberikan mandat kepada mereka yang tidak paham bagaimana historiografi bangsa, tidak paham akan demografi masyarakat Indonesia yang multikultural, tidak mengerti dinamika perpolitikan dunia.

Yang mengakibatkan keadaan Indonesia seperti sekarang ini adalah antara ketidaktahuan pemimpin dan aparatur negara atau kepentingan yang sifatnya pragmatis lagi opportunis. Jika sikap ini yang terus di pertontonkan pemerintah kepada publik maka kedaulatan negara dan nasionalisme yang ada pada masyarakat akan terkikis.

Baca Juga:  Memahami Ragam Agen dalam Aktifitas Intelijen dan Spionase

Mengutip salah satu maqalah dari Sayyidina Ali R.A yang mengatakan “Tabqa ad-daulah al-‘adilah wa inkanat kafiratan wa tafna ad-daulah ad-dhalimah wa inkanat muslimatan”

Akan kekal sebuah daulah (negara) yang dipimpin secara adil walaupun daulah tersebut dipimpin oleh non muslim dan akan runtuh sebuah daulah yang dipimpin secara tidak adil walaupun dipimpin oleh orang muslim.

Dilanjutkan oleh beberapa adagium “Dis” dari Menkopolhukam kita Mahfud MD yang mangatakan “Apabila negara dipimpin secara tidak adil dan Hukum tidak di tegakkan maka akan terjadinya disorientasi dari tujuan negara, jika disorientasi terjadi maka akan muncullah distrust atau ketidakpercayaan dari masyarakat terhadap pemerintah, jika distrust meluas maka akan munculnya disobedience atau pemberontakan dari masyarakat terhadap pemerintah dan pada akhirnya terjadilah disintegrasi bangsa”

Saya sebagai Mahasiswa dan generasi pewaris negara tidak akan pernah berhenti memimpikan sebuah negara yang utopis dimana kepentingan rakyatnya lebih di utamakan di atas apapun, terus memupuk nasionalisme dan menggunakan apapun kemungkinan untuk memperbaiki bangsa dan negara semoga negara kita menjadi negeri yang baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur.[]

Tags: IndonesialeluhurPahlawanperjuanganQuo Vadis
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
SAGOE TV

SAGOE TV

SAGOETV.com adalah platform media digital yang memberi sudut pandang mencerahkan di Indonesia, berbasis di Banda Aceh. SAGOETV.com fokus pada berita, video, dan analisis dengan berbagai sudut pandang moderat.

Related Posts

UIN Ar-Raniry Gagas Ensiklopedia Aceh untuk Merekam Sejarah, Budaya, dan Keteladanan Tokoh Lokal
Literasi

UIN Ar-Raniry Gagas Ensiklopedia Aceh untuk Merekam Sejarah, Budaya, dan Keteladanan Tokoh Lokal

by SAGOE TV
November 6, 2025
UIN Ar-Raniry Gelar Pameran Buku Sebulan Penuh untuk Perkuat Budaya Literasi di Lingkungan Kampus
Literasi

UIN Ar-Raniry Gelar Pameran Buku Sebulan Penuh untuk Perkuat Budaya Literasi di Lingkungan Kampus

by SAGOE TV
October 8, 2025
Kemenag Rilis Tafsir Ayat-Ayat Ekologi Membangun Kesadaran Ekoteologis Berbasis Al-Qur’an untuk Jaga Bumi
Literasi

Kemenag Rilis Tafsir Ayat-Ayat Ekologi: Membangun Kesadaran Ekoteologis Berbasis Al-Qur’an untuk Jaga Bumi

by SAGOE TV
October 6, 2025
Rektor UIN Ar-Raniry Tekankan Pentingnya Literasi Ekonomi Hadapi Era Pasca-Minyak
Literasi

Rektor UIN Ar-Raniry Tekankan Pentingnya Literasi Ekonomi Hadapi Era Pasca-Minyak

by SAGOE TV
October 1, 2025
Pendiri RUMAN Aceh Berbagi Praktik Baik Literasi dengan Gayo Literacy Community
Literasi

Pendiri RUMAN Aceh Berbagi Praktik Baik Literasi dengan Gayo Literacy Community

by SAGOE TV
September 29, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Tim Angkatan 2023 Juara Jeumala Cup XIV, Wagub Fadhlullah Tekankan Pentingnya Silaturahmi Alumni

Tim Angkatan 2023 Juara Jeumala Cup XIV, Wagub Fadhlullah Tekankan Pentingnya Silaturahmi Alumni

November 9, 2025
Gubernur Tetapkan Lima Anggota Baitul Mal Aceh Periode 2025-2030, Ini Nama-Namanya

Gubernur Tetapkan Lima Anggota Baitul Mal Aceh Periode 2025-2030, Ini Nama-Namanya

November 7, 2025
Teuku Hamid Azwar, Pahlawan Tanpa Mengharap Dikenal

Teuku Hamid Azwar, Pahlawan Tanpa Mengharap Dikenal

March 15, 2025
Indonesia Pamerkan Arah Baru Energi Nasional di ADIPEC 2025, BPMA Promosikan Potensi Migas Aceh

Indonesia Pamerkan Arah Baru Energi Nasional di ADIPEC 2025, BPMA Promosikan Potensi Migas Aceh

November 7, 2025
Kekuasaan yang Tenang, Intelektualitas yang Mati Catatan dari Dalam Darussalam

Kekuasaan yang Tenang, Intelektualitas yang Mati: Catatan dari Dalam Darussalam

November 10, 2025
Agam Hana Raba Krèh

Agam Hana Raba Krèh

November 4, 2025
Kepala Kanwil Bea dan Cukai Aceh, Safuadi, ST., M.Sc., Ph.D.

Menghidupkan Dua Mesin Ekonomi Aceh: Saatnya Likuiditas Menjadi Strategi Pembangunan

November 7, 2025
Kemenlu Libatkan Aceh dalam Diplomasi Perdamaian Myanmar, Belajar dari Keberhasilan MoU Helsinki

Kemenlu Libatkan Aceh dalam Diplomasi Perdamaian Myanmar, Belajar dari Keberhasilan MoU Helsinki

November 7, 2025
Dari Cendol Janeng hingga Tas Anyaman, Kreativitas Perempuan Aceh Olah Hasil Hutan Bukan Kayu Bersinar di Uroe Peukan

Dari Cendol Janeng hingga Tas Anyaman, Kreativitas Perempuan Aceh Olah Hasil Hutan Bukan Kayu Bersinar di Uroe Peukan

November 7, 2025

EDITOR'S PICK

Persiraja Bawa 23 Pemain Hadapi Sumsel United, Matheus Henrique Siap Tampil di Pekan Kedua Pegadaian Championship

Persiraja Bawa 23 Pemain Hadapi Sumsel United, Matheus Henrique Siap Tampil

September 22, 2025
Anggota DPR RI Soroti Kedatangan Rohingya ke Aceh: Kapan Bisa Kita Hentikan?

Anggota DPR RI Soroti Kedatangan Rohingya ke Aceh: Kapan Bisa Kita Hentikan?

February 25, 2025
Petugas Damkar Aceh Besar Evakuasi Ular King Kobra dari Rumah Warga Jantho Makmur

Petugas Damkar Aceh Besar Evakuasi Ular King Kobra dari Rumah Warga Jantho Makmur

May 11, 2025
Wagub Fadhlullah Ajak Investor Tak Ragu Berinvestasi di Aceh

Wagub Fadhlullah Ajak Investor Tak Ragu Berinvestasi di Aceh

March 3, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.