• Tentang Kami
Tuesday, September 16, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Tradisi Khanduri Maulod di Aceh

SAGOE TV by SAGOE TV
March 24, 2025
in Literasi
Reading Time: 4 mins read
A A
0
perayaan maulid di aceh

Foto zikir maulid oleh Muradi via Unsplash

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Maturidi
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jurusan Interdisciplinari Islamic Studies.

Aceh merupakan daerah yang mayoritas muslim, dimana Islam menjadi azas pokok dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini aspek ideologi struktural dan kultural bersenyawa dengan adat dan agama Islam. Bagi masyarakat Aceh, hubungan adat dengan agama sering di istilahkan dengan “Lagai Zat Ngon Sifeut”  (seperti zat dengan sifat),

artinya adat dengan agama dua hal yang tidak dapat dipisahkan, sehingga adat yang berkembang dalam masyarakat Aceh tidak boleh bertentangan dengan agama Islam. Oleh karena itu Aceh memiliki ragam tradisi  budaya Islam yang masih dilestarikan hingga saat ini. Budaya Aceh tersebut merupakan Implementasi dari nilai-nilai agama Islam yang melekat dalam kehidupan masyarakat.

BACA JUGA

Diskusi Sastra: Novel Paya Nie Tampilkan Ketangguhan Perempuan Aceh di Masa Konflik

17 Penulis Rekam Refleksi 20 Tahun Damai Aceh Dalam Buku, Diluncurkan Malam Ini

Salah satu tradisi budaya Islam yang masih dilestarikan di Aceh adalah tradisi Khanduri Maulod.  Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun dalam rangka memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW. Bagi masyarakat Aceh Khanduri Maulod dapat dikatakan sebagai hari raya ketiga setelah hari raya Idul Fitri, Idul Adha. Masyarakatyang berada diperantauan biasanya akan Woe U Gampong (pulang kampung) pada saat tiga waktu.

Ada yang unik pada tradisi Khanduri Maulod di Aceh, di Aceh Khanduri Maulod biasanya dilaksanakan tiga bulan yaitu, bulan Rabiul Awal (maulod awai), Rabiul Akhir (maulod teungoh) dan pada bulan Jumadil Awal (maulod akhe). Lamanya waktu pelaksanaan maulid ini di satu sisi diyakini sebagai upaya untuk memberikan kepada berbagai lapisan masyarakat agar dapat memilih kapan waktunya yang tepat untuk melaksanakan kenduri tersebut. Di sisi yang lain juga dapat dibaca sebagai sebuah kemaslahatan yang akan dipilih oleh masyarakat untuk mempersiapkan diri secara baik dalam rangka menyambut peringatan maulod tersebut.

Baca Juga:  UIN Ar-Raniry Banda Aceh Raih Penghargaan Humas Kemenag Award 2024

Pada hari “Uroe Maulod”, masyarakat dengan ikhlas menyedekahkan makanan siap saji untuk dinikmati bersama yang dipusatkan di meunasah atau masjid setempat. Makanan yang disedekahkan masyarakat berupa nasi yang dibungkus dengan daun pisang berbentuk segi tiga yang dinamakan dengan “bue kulah” beserta lauk pauk mulai dari gulai ayam kampung, gulai kambing, gulai ikan, telur bebek, sayur nangka, buah-buahan, kue dan lainlain. Makanan-makanan tersebut dibungkus dengan tudung saji dan di atasnya biasa dilapisi dengan kain yang berwarna keemasan. Tudung saji tersebut berbentuk kerucut dengan warna dominan hijau, kuning, dan hitam yang dinamakan “Idang Meulapeh”.

Pada saat “Uroe Maulod”, representasi anak-anak yatim dan fakir miskin mendapat pelayanan khusus dari masyarakat sebagai wujud kecintaan mereka kepada golongan tersebut. Bahkan ada di beberapa daerah di Aceh, masyarakat disamping menyediakan kenduri secara maksimal, juga menyantuni mereka dengan sejumlah uang dan berbagai bingkisan lainnya untuk dibawa pulang. Tradisi ini hampir merata dilakukan di seluruh Aceh, karena momen tersebut sekaligus dapat bermakna ganda. Di satu sisi, terlaksananya acara kenduri maulid, namun di sisi yang lain dapat juga tersantuni anak-anak yatim dan fakir miskin yang juga merupakan refleksi dari anjuran Rasul yang terdapat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.

Dzikee Maulod
Prosesi maulid Nabi di sebagian daerah di Aceh biasanya diawali dengan kegiatan dzikir (meudzikee), sering diadakan di lapangan terbuka, terkadang juga kegiatan dzikir tersebut dilakukan di meunasah (musala). Dalam dzikir tersebut akan dibacakan kitab Barzanji. Barzanji adalah nama sebuah kitab yang berisikan tentang sejarah kehidupan Nabi Muhammad dalam bentuk syair. Di dalamnya dideskripsikan sejarah lengkap Nabi Muhammad sejak kelahiran, pengangkatannya sebagai Rasul, perjuangan dalam mengemban risalah, sampai wafatnya.

Baca Juga:  Pembukaan PON XXI Aceh-Sumut 2024 Diundur Jadi 9 September

Namun menurut catatan Kaptein (1994) perayaan maulid dimulai pada masa Dinasti Fatimiyah di Mesir, masa Mu’iz Lidinillah (953-975 M). sedangkan pembacaan “Barzanji” dimulai pada masa Salahuddin al-Ayyubi (1138-1193 M) dengan maksud untuk mengobarkan semangat melawan tentara salib, maka diadakanlah sayembara, puji-pujian dan biografi Rasulullah yang kemudian dimenangkan oleh as-Sayyid Ja’far bin Hasan bin Abdul Karim al-Barzanji (1126–1184 M) seorang mufti Syafi’i di Kota Madinah al-Munawwarah. Karya Ja’far al-Barzanji inilah yang kemudian banyak dibaca sebagai teks yang otoritatif tentang sejarah Nabi di seluruh belahan dunia termasuk di kepulauan Nusantara sampai saat ini setiap kali perayaan Maulid.

Pembacaan barzanji dalam perayaan maulid di Aceh, biasanya lebih banyak dilakukan dalam Bahasa Aceh meskipun juga ada dalam bahasa Arab dilakukan oleh kelompok  dzikee. Sistem pembacaan dipimpin oleh syekh atau khalifah yang diikuti oleh anggotanya atau jamaahnya. Jamaah mengikuti bacaan bait pertama dari setiap bab kitab Barzanji yang dibaca oleh khalifah. Sistem pembacaannya dimulai dengan pembacaan khalifah terhadap bait pertama dan diikuti oleh jamaah. Selanjutnya, khalifah membaca bait kedua, dan jamaah tetap mengulangi bait pertama. Demikian selanjutnya hingga khalifah menghabiskan seluruh bait dari setiap bab, sementara jamaah tetap membaca bait pertamanya saja.

Kelompok dzikiee duduk berbaris dua saling berhadapan sambil duduk bersila dengan memakai baju koko (baju muslim) atau batik seragam. Kadangkadang mereka mengangguk-anggukkan kepala, bahu dan badan seperti orang sedang menari rapai (tari tradisional Aceh). Ada juga yang dilakukan dengan cara yang memang mirip tarian. Terkadang mereka bergerak maju mundur sembari berangkulan. Dengan posisi kepala juga sesekali menunduk, mengangkat, dan seterusnya. Menariknya, jika memperhatikan ekspresi wajah pelaku dzikir tersebut, mereka seperti mengalami ekstasi (fana, dalam terminologi sufistik). Mereka takkan merasakan sakit andaipun dalam proses dzikir.

Baca Juga:  UIN Ar-Raniry dan Kominfo Gelar Talkshow Bahas Hak Cipta dan Kebijakan Digital

Dakwah Islamiah
Pada malam hari sebagai kegiatan puncak Maulod, masyarakat mengadakan dakwah Islamiah yang berisikan tentang sirah Nabawiyah yang disampaikan oleh salah seorang ulama atau da’i terkenal, baik dalam kalangan masyarakat Aceh atau undangan dari luar Aceh. Tujuan ceramah tentang sirah nabawiyyah ini adalah untuk dijadikan sebagai ibrah oleh masyarakat Aceh dalam menata kehidupan dan meneladani sifat-sifat Rasulullah saw. dalam hidup keseharian. Biasanya masyarakat mengundang penceramah yang terkenal pada level kabupaten, provinsi, bahkan nasional, sesuai dengan kemampuan keuangan panitia.

Ceramah diadakan pada malam hari, semua masyarakat di gampong tersebut datang menghadiri dan demikian juga dari gampong tetangga. Ceramah di beberapa daerah bahkan ada yang dilakukan sampai tiga malam berturutturut dengan penceramah yang berbeda-beda. Meskipun tiga malam tetapi masyarakat masih ramai yang menghadirinya. Hidangan makanan hanya kue, kopi, teh dan air mineral sekedarnya saja. Itupun hanya untuk yang duduk di kursi dekat mimbar penceramah, sedangkan undangan yang berdiri di luar tidak disuguhi hidangan.

Sarana yang dipersiapkan untuk dakwah akbar berupa mimbar da’i juga tidak luput dari sentuhan seniman-seniman remaja setempat. Di samping itu disediakan pula berbagai jenis teratak untuk tempat para undangan yang akan mendengarkan ceramah atau dakwah maulod tersebut. Kegiatan ceramah biasanya diadakan sesudah salat Isya sampai jam 10:30-11:00 malam. Sebelum ceramah dimulai dengan pembacaan ayat al-Qur’an, yang dibacakan oleh qari atau qariah tingkat kabupaten atau provinsi bahkan nasional dan internasional. Kemudian diikuti sambutan pejabat setempat, keuchik (kepala desa), camat, bupati atau yang hadir pada saat itu. Materi ceramah berisi tentang sejarah dan peran Rasulullah saw, terkadang dikaitkan dengan isu-isu, masalah masyarakat yang sedang berkembang pada saat itu.[]

Tags: acehMaulodTradisi Khanduri
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
SAGOE TV

SAGOE TV

SAGOETV.com adalah platform media digital yang memberi sudut pandang mencerahkan di Indonesia, berbasis di Banda Aceh. SAGOETV.com fokus pada berita, video, dan analisis dengan berbagai sudut pandang moderat.

Related Posts

Diskusi Sastra: Novel Paya Nie Tampilkan Ketangguhan Perempuan Aceh di Masa Konflik
Literasi

Diskusi Sastra: Novel Paya Nie Tampilkan Ketangguhan Perempuan Aceh di Masa Konflik

by SAGOE TV
September 15, 2025
17 Penulis Rekam Refleksi 20 Tahun Damai Aceh Dalam Buku, Diluncurkan Malam Ini
Literasi

17 Penulis Rekam Refleksi 20 Tahun Damai Aceh Dalam Buku, Diluncurkan Malam Ini

by SAGOE TV
August 15, 2025
Peularaa Damee Hadir dalam Bahasa Inggris, KKR Aceh Sebar Pesan Rekonsiliasi hingga Mancanegara
Literasi

Peularaa Damee Hadir dalam Bahasa Inggris, KKR Aceh Sebar Pesan Rekonsiliasi hingga Mancanegara

by SAGOE TV
August 14, 2025
Sagoe TV Goes to Campus Diskusi Buku “Aceh 2025”, Nasir Djamil Ajak Mahasiswa Tingkatkan Literasi
Literasi

Sagoe TV Goes to Campus Diskusi Buku “Aceh 2025”, Nasir Djamil Ajak Mahasiswa Tingkatkan Literasi

by SAGOE TV
August 2, 2025
Prof Eka Srimulyani Jadi Kontributor Buku ‘The Grand Mosque of Singapore’ yang Diluncurkan Presiden Singapura
Literasi

Prof Eka Srimulyani Jadi Kontributor Buku ‘The Grand Mosque of Singapore’ yang Diluncurkan Presiden Singapura

by SAGOE TV
July 25, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Rp2,6 Triliun Dana Bank Aceh Syariah: Simpanan Aman atau Peluang Terlewatkan?

Rp2,6 Triliun Dana Bank Aceh Syariah: Simpanan Aman atau Peluang Terlewatkan?

September 15, 2025
Gas Raksasa Andaman: Titipan Damai, Harapan Sejahtera untuk Aceh

Gas Raksasa Andaman: Titipan Damai, Harapan Sejahtera untuk Aceh

September 15, 2025
Muniru (Kehangatan dan Keakraban) Masyarakat Gayo

Muniru (Kehangatan dan Keakraban) Masyarakat Gayo

September 12, 2025
Komisi XII DPR RI Dorong Pengelolaan Migas Aceh Profesional, Transparan, dan Berkelanjutan

Komisi XII DPR RI Dorong Pengelolaan Migas Aceh Profesional, Transparan, dan Berkelanjutan

September 14, 2025
RSIA Cempaka Az-Zahra Sukses Operasi Kasus Langka Agenesis Vagina dan Anomali Anogenital

RSIA Cempaka Az-Zahra Sukses Operasi Kasus Langka Agenesis Vagina dan Anomali Anogenital

September 13, 2025
Penyuka Musik Metal Cenderung "Setia"

Penyuka Musik Metal Cenderung “Setia”

August 30, 2025
Mualem Usulkan Pembangunan Terowongan Geurutee ke Bappenas demi Keselamatan dan Ekonomi Aceh

Mualem Usulkan Pembangunan Terowongan Geurutee ke Bappenas demi Keselamatan dan Ekonomi Aceh

September 14, 2025
Monolog ‘Tubuh yang Tak Pernah Takluk’ Hidupkan Semangat Cut Nyak Dhien di Rumah Sejarahnya

Monolog ‘Tubuh yang Tak Pernah Takluk’ Hidupkan Semangat Cut Nyak Dhien di Rumah Sejarahnya

September 7, 2025
Persiraja Umumkan Penjualan Tiket Laga Perdana Lawan Adhyaksa FC, VVIP Sudah Habis Terjual

Persiraja Umumkan Penjualan Tiket Laga Perdana Lawan Adhyaksa FC, VVIP Sudah Habis Terjual

September 10, 2025

EDITOR'S PICK

Wali Nanggroe Gagas Museum Dirgantara di Aceh, Wujud Pelestarian Sejarah dan Edukasi Anak Bangsa

Wali Nanggroe Gagas Museum Dirgantara di Aceh: Wujud Pelestarian Sejarah dan Edukasi Anak Bangsa

June 27, 2025
Proyek Jalan Jantho-Keumala Harus Jadi Prioritas Tahun 2025

Proyek Jalan Jantho-Keumala Harus Jadi Prioritas Tahun 2025

January 26, 2025
Angka Inflasi Aceh di Bawah Nasional

Angka Inflasi Aceh di Bawah Nasional

November 5, 2024
Polres Aceh Singkil Ungkap Kasus Pencurian Sepeda Motor hingga Pemerkosaan Anak di Bawah Umur

Polres Aceh Singkil Ungkap Kasus Pencurian hingga Pemerkosaan Anak di Bawah Umur

February 24, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.