SAGOE | BANDA ACEH – Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh berkomitmen mewujudkan kampus inklusi pada 2025 melalui pengarusutamaan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI).
Langkah ini digagas lewat diskusi kolaboratif antara Tim GEDSI UIN Ar-Raniry, Forum Bangun Aceh (FBA), dan SKALA Australia di Ruang Diskusi LP2M UIN Ar-Raniry, Kamis (5/12/2024).
Sekretaris LP2M UIN Ar-Raniry, Amrullah menegaskan pentingnya pengarusutamaan GEDSI sebagai wujud konkret kampus ramah disabilitas dan inklusif.
“Target kami adalah membentuk Unit Layanan Disabilitas di UIN Ar-Raniry pada 2025. Ini langkah nyata menuju kampus inklusi,” ujarnya.
Amrullah mengatakan, dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, UIN Ar-Raniry optimistis menjadi pelopor kampus inklusi di Aceh, menciptakan lingkungan pendidikan yang setara bagi seluruh kelompok masyarakat.
Diskusi ini juga menghadirkan narasumber Usfur Ridha selaku psikolog dan Dicky Arisandi.
Beberapa rekomendasi yang dihasilkan dalam diskusi tersebut di antaranya:
1. Peningkatan Kesadaran GEDSI Civitas akademika UIN Ar-Raniry akan diberikan edukasi terkait isu GEDSI agar mampu mengintegrasikan nilai-nilai inklusi dalam kegiatan kampus.
2. Pembentukan Unit Layanan Disabilitas Unit ini dirancang untuk memberikan layanan dan pendampingan khusus bagi mahasiswa penyandang disabilitas.
3. Kolaborasi dengan Mitra Eksternal UIN Ar-Raniry menggandeng pemerintah daerah, FBA, dan SKALA Australia untuk mendukung implementasi program inklusi. []