SAGOE | BANDA ACEH – Universitas Syiah Kuala (USK) mengukuhkan empat profesor baru melalui Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas (SAU) yang digelar di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Kota Banda Aceh, Rabu (13/11/2024). Pengukuhan ini dipimpin oleh Ketua Senat Akademik USK, Prof Abubakar.
Keempat profesor baru USK yang dikukuhkan tersebut adalah Prof Bahrun, Prof Suriani, Prof Husaini, dan Prof Srinita.
Rektor USK Prof Marwan mengatakan, beberapa waktu lalu USK sudah menerima Surat Keputusan (SK) yang baru untuk 14 orang profesor. Termasuk 4 orang yang dikukuhkan pada hari ini.
“Dengan demikian jumlah profesor di USK saat ini berjumlah 181 orang, atau 9,09% dari jumlah dosen secara keseluruhan. Kami sangat optimis pertumbuhan profesor ini akan terus meningkat,” ujarnya.
Saat ini, kata Marwan, USK sudah memvalidasi dan mengusulkan 44 calon profesor baru. Di samping itu, jumlah dosen USK yang berstatus Lektor Kepala, sebanyak 432 orang.
Menurutnya, USK sangat berharap mereka yang menjabat Lektor Kepala ini, bisa segera mencapai jabatan fungsional tertingginya dalam waktu dekat. Terutama di awal tahun 2025 nantinya.
“Harapan terbesar kita tujukan pada para dosen yang berada dalam rumpun ilmu sosial humaniora, mengingat sebagian besar profesor yang ada masih didominasi oleh bidang sains,” sebutnya.
Rektor berharap, para profesor di USK, termasuk yang dikukuhkan hari ini, mampu mengangkat martabat kampus Jantong Hate Rakyat Aceh, di pentas nasional dan internasional melalui kepakaran mereka masing-masing.
Salah satu profesor yang kepakarannya sangat diharapkan untuk mendorong pembangunan bangsa adalah Prof Bahrun yang mengkaji pentingnya pendidikan karakter holistik integratif, demi menyiapkan generasi bangsa yang unggul dalam menghadapi disrupsi globalisasi.
Adapun beberapa komponen utama dalam pendidikan karakter adalah mencakup aspek-aspek: Pengetahuan Moral; Perasaan Moral; Perilaku Moral; Penalaran Moral; Pengembangan Kebiasaan Positif.
“Maka kajian Prof. Bahrun ini penting untuk ditindaklanjuti, khususnya dalam menyusun formula kebijakan yang efektif dengan menempatkan pendidikan karakter sebagai komponen utamanya,” kata Rektor USK.
Lalu ada Prof Suriani yang mengkaji bagaimana mensinergikan kebijakan moneter dan finansial hijau, dalam transformasi ekonomi berbasis keberlanjutan.
Hasil risetnya menunjukkan, sinergi antara kebijakan moneter dan finansial hijau merupakan pendekatan strategis dalam mendukung ekonomi yang berbasis keberlanjutan.
“Kajian Prof. Suriani ini sangatlah penting untuk menjawab persoalan pembangunan ekonomi saat ini. Karena pendekatan ini, potensial menciptakan stabilitas ekonomi, dengan tetap mendorong pembiayaan untuk proyek-proyek ramah lingkungan, sehingga menciptakan lingkungan finansial yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” ucap Marwan.
Selanjutnya, Prof Husaini. Mendedikasikan hidupnya untuk mengkaji perkembangan islam berdasarkan bukti arkeologi. Persoalan utama dalam menentukan jejak awal Islam di Aceh ialah tidak adanya catatan sejarah secara kronometrik, yang lebih ilmiah, sehingga belum ada suatu laporan penyelidikan yang memberikan keterangan sejarah secara lebih pasti tentang jejak awal Islam di Aceh.
“Untuk itulah, Prof. Husaini melalui pendekatan arkeologi berhasil menemukan bukti-bukti baru yang menguatkan sejarah masuknya islam di Aceh. Prof. Husaini mengkajinya melalui situs kerajaan Islam yang ada di Aceh yaitu Lamuri dan Kampung Pande,” jelas Marwan.
Prof Husaini banyak menemukan bukti arkeologi di Lamuri maupun Kampung Pande yang menjelaskan sejarah masuk islam di Aceh. Dari hasil temuan ini pula berkembang jejak islam ke berbagai pelosok lainnya hingga nusantara.
Terakhir, Prof Srinita yang telah mengabdikan hidupnya untuk menemukan strategi yang efektif dalam memberdayakan ekonomi rakyat, melalui ketahanan UMKM di era digitalisasi sekarang.
Prof Srinita menilai ketahanan UMKM di era digitalisasi sangat penting karena saat ini perubahan terjadi begitu cepat. Hal ini menuntut sektor UMKM harus mampu beradaptasi.
“Kemampuan beradaptasi dengan digitalisasi ini memungkinkan UMKM untuk menjangkau konsumen di seluruh dunia melalui platform e-commerce dan media sosial. Hal ini juga membuka peluang baru dan mengurangi ketergantungan pada pasar lokal,” ujar Rektor USK. []