• Tentang Kami
Monday, October 13, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Malam Puasa 21, Mari Mengorganisir Kebaikan

Sulaiman Tripa by Sulaiman Tripa
March 20, 2025
in Ramadhan
Reading Time: 3 mins read
A A
0
sulaiman tripa

Dr Sulaiman Tripa

Share on FacebookShare on Twitter

Saya tidak ingat persis, rupanya hari ini ada kenduri malam 21 di kampung. Berbuka bersama, dilaksanakan secara rutin tiap malam 21 dan malam 27. Selain itu ada malam 17, dan malam tamat baca Al-Qur’an. Hajatan ini sudah lama berlangsung. Sejak saya kecil, hajatan ini sudah dilaksanakan. Sejak zaman belum ada televisi. Saya tanya kepada orang yang sudah tua, dibilang hajatan ini sangat penting dalam menyediakan ruang bagi memperkuat sosial-agama. Pada saat yang sama, orang kampung memiliki momentum untuk menyediakan sedekah bagi orang berbuka.

Saya kira dua-duanya saling mendapat manfaat. Dalam ruang sosial, para generasi muda harus dijaga dengan baik. Waktu itu, yang datang ke meunasah untuk berbuka, pasti orang yang akan shalat jamaah magrib. Tidak akan datang mereka ke meunasah kalau hanya kepentingan untuk berbuka saja. Cara mereka menghargai usaha para penyedekah makanan berbuka, selaras dengan ibadah yang dilakukan.

Dengan demikian, momentum tersebut tidak ada yang sia-sia. Tidak sebatas ritual, yang saling berganti waktu dengan peran yang juga berbeda. Ruang sosial ini juga akan memberi semangat bagi penguatan nilai-nilai agama. Secara bersama-sama, mereka merawat keadaan ini, hingga pada waktu sekarang, realitasnya berubah. Orang yang berbuka, tiba-tiba hilang saat azan berkumandang.

BACA JUGA

Malam Puasa 30, Selesaikanlah Urusan dengan Manusia

Malam Puasa 29, Apa yang Membekas dari Puasa Kita?

Begitulah cara orang kampung dalam menjaga generasi mereka. Bukankah biasanya, kita selalu bisa memilih. Di hadapan kita tersedia berbagai pilihan. Ada yang dengan mudah, tidak jarang harus dilakukan dengan susah-payah. Betapa banyak manusia melakoni sesuatu yang buruk walau harus dicapai dengan tingkat kesulitan tinggi? Tidak sedikit bergerak ke jalan lurus bisa dilakukan dengan mudah, namun tidak dilakukan.

Baca Juga:  Malam Puasa 8, Jangan Sia-siakan Waktu

Kenyataannya sesuatu yang tidak baik itu bisa diorganisir. Cara orang kampung berbuka, bisa saja berbeda dengan para pengorganisir momentum ini untuk untung yang lain. Berbagai momentum yang ada bisa dimanfaatkan dalam mencapai sesuatu yang tidak baik. Orang-orang yang berpikir pemasukan, lantas meninggalkan moral dan etika, apapun akan dilakukan. Bayangkanlah bagaimana manusia mau dan mampu memerankan berbagai hal yang memuakkan, demi mendapat sejumlah pemasukan yang sudah dianggap sebagai dewa.

Orang-orang yang kadung memandang pendapatan sebagai alat ukur dalam hidup, tidak masalah melakukan apapun. Orang-orang yang begini akan mengatakan bahwa moral dan etika bisa didudukkan dulu di satu ruang, lantas setelah memerankan sesuatu yang buruk, ia bisa dipakai kembali.

Dalam bulan ini, bongkar-pasang moral bisa dilihat. Orientasi bisa dibaca. Saluran televisi menampakkan keinginannya sendiri. Keinginan untuk mencapai hasil besar, diawali kreativitas menurut mereka. Kreativitas dimunculkan dalam rangka mencari sebanyak mungkin untung –yang keuntungan itu diperoleh berdasarkan penontonnya.

Ada berbagai cara dilakukan cara untuk menarik penonton. Ada cara-cara biasa. Pun ada cara-cara yang tidak biasa. Ada cara yang bersih. Pun tidak jarang dilakukan cara-cara yang kotor dan licik. Orang digoda untuk menonton, padahal orang-orang yang menonton tidak selalu memahami apa sesungguhnya yang ditontonnya.

Semua tontonan pada akhirnya dikaitkan dengan masing-masing momentum. Tinggal dipasang-pasang saja hal tertentu dengan momen tertentu. Tidak masalah apa yang dihadirkan itu terkesan disambung-sambungkan, karena indikator mereka pada penonton yang banyak.

Pada bulan ini demikian juga. Berbagai tayangan disesuaikan dengan kesan bulan mulia ini. Ceramah semakin diperbanyak, walau antara isi dan penceramah belum tentu sepadan. Semua mata acara kemudian disesuaikan dengan kepentingan agama –yang dalam praktik disederhanakan dengan menggonta-ganti pakaian yang dipakainya.

Baca Juga:  Kedekatan dengan Allah di Bulan Ramadhan, Tiga Kesalehan yang Harus Dikuatkan

Ada televisi yang sangat gemar menyiarkan ceramah di pagi hari. Apa yang terjadi setelahnya? Mereka menggantikan dengan tayangan memuakkan pada waktu yang lain. Pembawa acara untuk acara-acara yang boleh dibilang merusak, lalu dijadikan pembawa acara ceramah di waktu yang lain.

Begitulah yang saya ingin gambarkan betapa gonta-ganti itu sering terjadi dalam bulan ini. Begitu mudahnya pakaian pembawa acara tinggal digonta-ganti saja sesuai dengan yang diinginkan. Seolah tugas pembawa acara terlepas dari moralnya. Seharusnya mereka yang menerima order untuk berperan dalam tayangan yang menelanjangkan tubuh, harus berani menolak untuk tayangan yang mensyaratkan untuk menutup tubuh. Mengapa ini bisa digonta-ganti? Karena peran ini dianggap profesional yang bisa dilepaskan dari posisi moral agamanya. Jadi bagi sebagian orang, peran itu hanya terkait berapa mereka akan dibayar. Hanya sebatas itu.

Lantas siapa yang peduli dengan keadaan ini? Barangkali proses mencari uang yang menjadi alasan, lalu membiarkan cara-cara yang justru merusak karakter bangsa? Pertanyaannya siapa peduli dengan karakter? Bukankah selama ini, para pengelola kuasa juga begitu riang gembira dalam menghancurkan karakter bangsa.

Jika kita peduli, maka mari menjadikan momentum ini, dengan mulai dari diri sendiri, jauhilah tayangan-tayangan yang merusak karakter bangsa. Jika tidak mampu mengajak orang lain, pilihlah tidak menontonnya. Karena dengan menonton, berarti kita telah berkontribusi untuk memperbanyak jumlah yang melotot tayangan mereka. Tambahan penonton, berimplikasi kepada naiknya harga dan peminat pemasang iklan. Implikasi lain, mereka yang mensponsori yang demikian, akan digemari orang banyak.

Bukankah jalan buruk itu ketika diorganisir akan mendapat tempat begitu rupa? Jalan baik yang tidak diorganisir, akan tertatih-tatih melawan rusaknya kekuatan perusak yang bergerak begitu masif. Masihkah kita tidak bergerak memperbaikinya?

Baca Juga:  Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh: Fakta yang Jarang Diketahui!

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

[es-te, Kamis, 20 Puasa 1446, 20 Maret 2025]

Tags: ArtikelDr Sulaiman TripaKebaikanMalamPuasaRamadhan
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Sulaiman Tripa

Sulaiman Tripa

Sulaiman Tripa adalah analis sosial legal dan kebudayaan. Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.

Related Posts

sulaiman tripa
Ramadhan

Malam Puasa 30, Selesaikanlah Urusan dengan Manusia

by Sulaiman Tripa
March 29, 2025
Dr Sulaiman Tripa
Ramadhan

Malam Puasa 29, Apa yang Membekas dari Puasa Kita?

by Sulaiman Tripa
March 28, 2025
sulaiman tripa
Ramadhan

Malam Puasa 28, Belajar Mengelola Nafsu

by Sulaiman Tripa
March 27, 2025
sulaiman tripa
Ramadhan

Malam Puasa 27, Connecting People dan Pentingnya Komunikasi

by Sulaiman Tripa
March 26, 2025
sulaiman tripa
Ramadhan

Malam Puasa 26, Menjelang Detik-detik Akhir

by Sulaiman Tripa
March 25, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Bicara Sherly, Maluku Utara, dan Mualem

Bicara Sherly, Maluku Utara, dan Mualem

October 9, 2025
Gubernur Aceh Lantik Fajran Zain, Abdul Manan, dan Teuku Ardiansyah sebagai Deputi BPKS

Gubernur Aceh Lantik Fajran Zain, Abdul Manan, dan Teuku Ardiansyah sebagai Deputi BPKS

October 11, 2025
Gubernur Aceh Lantik Pejabat Struktural Baru, Berikut Daftar Kepala SKPA dan Pesan Mualem soal Anggaran

Gubernur Aceh Lantik Pejabat Struktural Baru, Berikut Daftar Kepala SKPA dan Pesan Mualem soal Anggaran

October 10, 2025
Saiful Bahri Resmi Terpilih jadi Ketua Umum KONI Aceh 2025-2029

Saiful Bahri Terpilih Jadi Ketua Umum KONI Aceh 2025-2029

October 9, 2025
Ummi Arongan Meninggal Dunia, Gubernur Aceh Mualem Sampaikan Duka Mendalam dan Kenang Jasa Besarnya

Ummi Arongan Meninggal Dunia, Gubernur Aceh Mualem Sampaikan Duka Mendalam dan Kenang Jasa Besarnya

October 7, 2025
Aceh di Persimpangan Energi dan Budaya: Cerita Tentang Martabat, Pembangunan, dan Harapan Baru

Aceh di Persimpangan Energi dan Budaya: Cerita Tentang Martabat, Pembangunan, dan Harapan Baru

October 7, 2025
Wakil Ketua DPRK Musriadi Sambut HUT PAN ke-27 dengan Aksi Sosial, Olahraga, dan Lomba Karya Ilmiah

Wakil Ketua DPRK Banda Aceh Dorong Pemerintah Tuntaskan Flyover Pango Raya

October 9, 2025
Harga Tiket Persiraja vs Garudayaksa FC Resmi Dirilis, Mulai Rp30 Ribu

Pelatih Akhyar Ilyas Harap Dukungan Suporter, Persiraja Siap Tampil All Out Lawan Bekasi City

October 11, 2025
Masyarakat Aceh Kini Tak Perlu ke Luar Daerah, RSUDZA Miliki MRI 1,5 Tesla

Masyarakat Aceh Kini Tak Perlu ke Luar Daerah, RSUDZA Miliki MRI 1,5 Tesla

October 8, 2025

EDITOR'S PICK

Mengurai Benang Kusut Masalah Kebangsaan

Mengurai Benang Kusut Masalah Kebangsaan

March 24, 2025
Sepi dan Terisolasi, Tantangan Psikososial Mendesak Bagi Lansia

Sepi dan Terisolasi, Tantangan Psikososial Mendesak bagi Lansia

May 30, 2025
Politisi PAN Puji Tuntasnya Gaji Aparatur Desa di Aceh Besar

Politisi PAN Puji Tuntasnya Gaji Aparatur Desa di Aceh Besar

January 7, 2025
Bedah Buku Dua Dekade Damai Aceh di UIN Ar-Raniry, BRA Tegaskan Reintegrasi Bukan Sekadar Masa Lalu

Bedah Buku Dua Dekade Damai Aceh di UIN Ar-Raniry, BRA Tegaskan Reintegrasi Bukan Sekadar Masa Lalu

June 27, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.