• Tentang Kami
Monday, June 30, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Malam Puasa 21, Mari Mengorganisir Kebaikan

Sulaiman Tripa by Sulaiman Tripa
March 20, 2025
in Ramadhan
Reading Time: 3 mins read
A A
0
sulaiman tripa

Dr Sulaiman Tripa

Share on FacebookShare on Twitter

Saya tidak ingat persis, rupanya hari ini ada kenduri malam 21 di kampung. Berbuka bersama, dilaksanakan secara rutin tiap malam 21 dan malam 27. Selain itu ada malam 17, dan malam tamat baca Al-Qur’an. Hajatan ini sudah lama berlangsung. Sejak saya kecil, hajatan ini sudah dilaksanakan. Sejak zaman belum ada televisi. Saya tanya kepada orang yang sudah tua, dibilang hajatan ini sangat penting dalam menyediakan ruang bagi memperkuat sosial-agama. Pada saat yang sama, orang kampung memiliki momentum untuk menyediakan sedekah bagi orang berbuka.

Saya kira dua-duanya saling mendapat manfaat. Dalam ruang sosial, para generasi muda harus dijaga dengan baik. Waktu itu, yang datang ke meunasah untuk berbuka, pasti orang yang akan shalat jamaah magrib. Tidak akan datang mereka ke meunasah kalau hanya kepentingan untuk berbuka saja. Cara mereka menghargai usaha para penyedekah makanan berbuka, selaras dengan ibadah yang dilakukan.

Dengan demikian, momentum tersebut tidak ada yang sia-sia. Tidak sebatas ritual, yang saling berganti waktu dengan peran yang juga berbeda. Ruang sosial ini juga akan memberi semangat bagi penguatan nilai-nilai agama. Secara bersama-sama, mereka merawat keadaan ini, hingga pada waktu sekarang, realitasnya berubah. Orang yang berbuka, tiba-tiba hilang saat azan berkumandang.

BACA JUGA

Malam Puasa 30, Selesaikanlah Urusan dengan Manusia

Malam Puasa 29, Apa yang Membekas dari Puasa Kita?

Begitulah cara orang kampung dalam menjaga generasi mereka. Bukankah biasanya, kita selalu bisa memilih. Di hadapan kita tersedia berbagai pilihan. Ada yang dengan mudah, tidak jarang harus dilakukan dengan susah-payah. Betapa banyak manusia melakoni sesuatu yang buruk walau harus dicapai dengan tingkat kesulitan tinggi? Tidak sedikit bergerak ke jalan lurus bisa dilakukan dengan mudah, namun tidak dilakukan.

Baca Juga:  Malam Puasa 25, Pentingnya Kerja Bersama

Kenyataannya sesuatu yang tidak baik itu bisa diorganisir. Cara orang kampung berbuka, bisa saja berbeda dengan para pengorganisir momentum ini untuk untung yang lain. Berbagai momentum yang ada bisa dimanfaatkan dalam mencapai sesuatu yang tidak baik. Orang-orang yang berpikir pemasukan, lantas meninggalkan moral dan etika, apapun akan dilakukan. Bayangkanlah bagaimana manusia mau dan mampu memerankan berbagai hal yang memuakkan, demi mendapat sejumlah pemasukan yang sudah dianggap sebagai dewa.

Orang-orang yang kadung memandang pendapatan sebagai alat ukur dalam hidup, tidak masalah melakukan apapun. Orang-orang yang begini akan mengatakan bahwa moral dan etika bisa didudukkan dulu di satu ruang, lantas setelah memerankan sesuatu yang buruk, ia bisa dipakai kembali.

Dalam bulan ini, bongkar-pasang moral bisa dilihat. Orientasi bisa dibaca. Saluran televisi menampakkan keinginannya sendiri. Keinginan untuk mencapai hasil besar, diawali kreativitas menurut mereka. Kreativitas dimunculkan dalam rangka mencari sebanyak mungkin untung –yang keuntungan itu diperoleh berdasarkan penontonnya.

Ada berbagai cara dilakukan cara untuk menarik penonton. Ada cara-cara biasa. Pun ada cara-cara yang tidak biasa. Ada cara yang bersih. Pun tidak jarang dilakukan cara-cara yang kotor dan licik. Orang digoda untuk menonton, padahal orang-orang yang menonton tidak selalu memahami apa sesungguhnya yang ditontonnya.

Semua tontonan pada akhirnya dikaitkan dengan masing-masing momentum. Tinggal dipasang-pasang saja hal tertentu dengan momen tertentu. Tidak masalah apa yang dihadirkan itu terkesan disambung-sambungkan, karena indikator mereka pada penonton yang banyak.

Pada bulan ini demikian juga. Berbagai tayangan disesuaikan dengan kesan bulan mulia ini. Ceramah semakin diperbanyak, walau antara isi dan penceramah belum tentu sepadan. Semua mata acara kemudian disesuaikan dengan kepentingan agama –yang dalam praktik disederhanakan dengan menggonta-ganti pakaian yang dipakainya.

Baca Juga:  Malam Puasa 16, Mulai Mengevaluasi Diri

Ada televisi yang sangat gemar menyiarkan ceramah di pagi hari. Apa yang terjadi setelahnya? Mereka menggantikan dengan tayangan memuakkan pada waktu yang lain. Pembawa acara untuk acara-acara yang boleh dibilang merusak, lalu dijadikan pembawa acara ceramah di waktu yang lain.

Begitulah yang saya ingin gambarkan betapa gonta-ganti itu sering terjadi dalam bulan ini. Begitu mudahnya pakaian pembawa acara tinggal digonta-ganti saja sesuai dengan yang diinginkan. Seolah tugas pembawa acara terlepas dari moralnya. Seharusnya mereka yang menerima order untuk berperan dalam tayangan yang menelanjangkan tubuh, harus berani menolak untuk tayangan yang mensyaratkan untuk menutup tubuh. Mengapa ini bisa digonta-ganti? Karena peran ini dianggap profesional yang bisa dilepaskan dari posisi moral agamanya. Jadi bagi sebagian orang, peran itu hanya terkait berapa mereka akan dibayar. Hanya sebatas itu.

Lantas siapa yang peduli dengan keadaan ini? Barangkali proses mencari uang yang menjadi alasan, lalu membiarkan cara-cara yang justru merusak karakter bangsa? Pertanyaannya siapa peduli dengan karakter? Bukankah selama ini, para pengelola kuasa juga begitu riang gembira dalam menghancurkan karakter bangsa.

Jika kita peduli, maka mari menjadikan momentum ini, dengan mulai dari diri sendiri, jauhilah tayangan-tayangan yang merusak karakter bangsa. Jika tidak mampu mengajak orang lain, pilihlah tidak menontonnya. Karena dengan menonton, berarti kita telah berkontribusi untuk memperbanyak jumlah yang melotot tayangan mereka. Tambahan penonton, berimplikasi kepada naiknya harga dan peminat pemasang iklan. Implikasi lain, mereka yang mensponsori yang demikian, akan digemari orang banyak.

Bukankah jalan buruk itu ketika diorganisir akan mendapat tempat begitu rupa? Jalan baik yang tidak diorganisir, akan tertatih-tatih melawan rusaknya kekuatan perusak yang bergerak begitu masif. Masihkah kita tidak bergerak memperbaikinya?

Baca Juga:  Mahasiswa KPI UIN Ar-Raniry Galang Donasi untuk TPA di Bulan Ramadhan

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

[es-te, Kamis, 20 Puasa 1446, 20 Maret 2025]

Tags: ArtikelDr Sulaiman TripaKebaikanMalamPuasaRamadhan
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Sulaiman Tripa

Sulaiman Tripa

Sulaiman Tripa adalah analis sosial legal dan kebudayaan. Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.

Related Posts

sulaiman tripa
Ramadhan

Malam Puasa 30, Selesaikanlah Urusan dengan Manusia

by Sulaiman Tripa
March 29, 2025
Dr Sulaiman Tripa
Ramadhan

Malam Puasa 29, Apa yang Membekas dari Puasa Kita?

by Sulaiman Tripa
March 28, 2025
sulaiman tripa
Ramadhan

Malam Puasa 28, Belajar Mengelola Nafsu

by Sulaiman Tripa
March 27, 2025
sulaiman tripa
Ramadhan

Malam Puasa 27, Connecting People dan Pentingnya Komunikasi

by Sulaiman Tripa
March 26, 2025
sulaiman tripa
Ramadhan

Malam Puasa 26, Menjelang Detik-detik Akhir

by Sulaiman Tripa
March 25, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Reuni Alumni Jeumala 2003 di Pantai Riting: Semangat Kekompakan Tak Pernah Luntur

Reuni Alumni Jeumala 2003 di Pantai Riting: Semangat Kekompakan Tak Pernah Luntur

June 28, 2025
Eks Panglima GAM Sabang Harap Tengku Jamaica Wakili Aceh di Kementerian

Eks Panglima GAM Sabang Harap Tengku Jamaica Wakili Aceh di Kementerian

June 27, 2025
Harga Mobil Terancam Naik, Pengusaha Otomotif Aceh Harap Pergub Opsen Pajak Kendaraan Diperpanjang

Harga Mobil Terancam Naik, Pengusaha Otomotif Aceh Harap Pergub Opsen Pajak Kendaraan Diperpanjang

June 25, 2025
Guru Besar UIN Ar-Raniry Dikukuhkan sebagai Ketua BWI Aceh, Ini Susunan Pengurusnya

Guru Besar UIN Ar-Raniry Dikukuhkan sebagai Ketua BWI Aceh, Ini Susunan Pengurusnya

June 26, 2025
Rubrik Seni Sagoe TV

Rubrik Seni Sagoe TV

June 26, 2025
5 Anggota Komisi Informasi Aceh Resmi Dilantik, Ini Nama-namanya

5 Anggota Komisi Informasi Aceh Resmi Dilantik, Ini Nama-namanya

June 24, 2025
Saat Aceh Bernyanyi: Musik, Luka, dan Harapan yang Menggema

Saat Aceh Bernyanyi: Musik, Luka, dan Harapan yang Menggema

June 26, 2025
Prof KBA Tekankan Pentingnya Rekayasa Sosial Islami Hadapi Tantangan Pendidikan di Era Digital

Prof KBA Tekankan Pentingnya Rekayasa Sosial Islami Hadapi Tantangan Pendidikan di Era Digital

June 23, 2025
Ngopi Bareng Tokoh GAM dan Intel, Kisah di Tengah Konflik Aceh

Ngopi Bareng Tokoh GAM dan Intel, Kisah di Tengah Konflik Aceh

June 29, 2025

EDITOR'S PICK

Aceh Jadi Provinsi Pertama di Sumatera yang Stop BAB Sembarangan

Aceh Jadi Provinsi Pertama di Sumatera yang Stop BAB Sembarangan

June 27, 2025
Bertemu USAID, Menteri AHY Bicara Target Pendaftaran Tanah dan Keberlanjutan Pembangunan RI

Bertemu USAID, Menteri AHY Bicara Target Pendaftaran Tanah dan Keberlanjutan Pembangunan RI

August 31, 2024
Pemerintah Aceh Kirim Tim Safari Ramadhan ke Kabupaten/Kota

Pemerintah Aceh Kirim Tim Safari Ramadhan ke Kabupaten/Kota

March 10, 2025
Abu Lamkawe Meninggal Dunia, Pj Gubernur Aceh Sampaikan Dukacita Mendalam

Abu Lamkawe Meninggal Dunia, Pj Gubernur Aceh Sampaikan Dukacita Mendalam

November 8, 2024
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.